Indonesia mengalami kerugian yang sangat besar akibat perubahan iklim dalam periode 2020-2024. Menurut laporan terbaru, negara ini kehilangan sekitar Rp 544 triliun dalam kurun waktu empat tahun tersebut.

Perubahan iklim telah menyebabkan berbagai bencana alam seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, dan cuaca ekstrem lainnya. Dampak dari bencana-bencana ini sangat merugikan perekonomian Indonesia.

Kerugian sebesar Rp 544 triliun ini mencakup berbagai sektor, termasuk pertanian, perikanan, infrastruktur, dan pariwisata. Banyak petani yang kehilangan hasil panen mereka akibat banjir atau kekeringan yang berkepanjangan. Industri perikanan juga terdampak dengan berkurangnya stok ikan akibat perubahan suhu dan kualitas air.

Infrastruktur juga mengalami kerusakan yang signifikan akibat bencana alam. Jembatan, jalan raya, dan bangunan lainnya rusak parah akibat banjir dan tanah longsor. Biaya perbaikan infrastruktur yang tinggi menjadi salah satu faktor utama dari kerugian ekonomi ini.

Selain itu, sektor pariwisata juga mengalami penurunan yang signifikan. Banyak wisatawan yang membatalkan perjalanan mereka karena cuaca ekstrem atau kondisi yang tidak aman akibat bencana alam. Hal ini berdampak pada pendapatan negara dari sektor pariwisata yang menurun drastis.

Kerugian sebesar Rp 544 triliun ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia. Perubahan iklim menjadi ancaman nyata bagi keberlanjutan ekonomi dan kesejahteraan negara ini. Upaya mitigasi dan adaptasi perlu dilakukan secara serius untuk mengurangi kerugian di masa depan.