Pengungsi Afghanistan di Kabul sedang menghadapi tantangan besar selama bulan Ramadan ini. Mereka mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari karena krisis ekonomi yang melanda negara tersebut.

Bulan Ramadan biasanya menjadi waktu yang penuh berkah bagi umat Muslim di seluruh dunia. Namun, bagi pengungsi Afghanistan di Kabul, bulan suci ini menjadi momen yang penuh penderitaan.

Krisis ekonomi yang melanda Afghanistan telah membuat harga-harga barang kebutuhan pokok melambung tinggi. Pengungsi yang sebagian besar hidup di bawah garis kemiskinan menjadi sangat terpukul oleh situasi ini.

Selama bulan Ramadan, umat Muslim berpuasa dari fajar hingga matahari terbenam. Namun, bagi pengungsi Afghanistan di Kabul, puasa menjadi lebih berat karena mereka kesulitan mendapatkan makanan yang cukup untuk berbuka puasa.

Banyak pengungsi yang hanya bisa mengandalkan bantuan dari lembaga kemanusiaan dan sumbangan masyarakat. Namun, dengan keterbatasan sumber daya dan tingginya permintaan, tidak semua pengungsi dapat mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.

Situasi ini semakin memperburuk kondisi kesehatan dan kesejahteraan pengungsi Afghanistan di Kabul. Banyak di antara mereka yang mengalami kekurangan gizi dan berisiko terkena penyakit akibat pola makan yang tidak seimbang.

Pemerintah Afghanistan dan lembaga kemanusiaan internasional perlu segera mengambil tindakan untuk membantu pengungsi Afghanistan di Kabul. Diperlukan upaya kolaboratif dalam menyediakan bantuan makanan yang cukup selama bulan Ramadan dan mengatasi krisis ekonomi yang sedang terjadi.