Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bersiap menerapkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) di wilayah perlintasan mudik Lebaran 2024. Upaya mitigasi cuaca ekstrem itu hanya akan dipakai untuk kebutuhan mendesak atau bersifat standby on call.

Daerah manapun yang mengalami cuaca memburuk, itulah yang akan dilakukan TMC. Bila ada status tanggap darurat, maka TMC pasti akan dilakukan,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto.

Wilayah yang diprioritaskan dalam modifikasi cuaca adalah Sumatera bagian selatan, Pulau Jawa seperti Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Papua. Daerah-daerah ini dipilih berdasarkan analisa cuaca BMKG yang menunjukkan potensi cuaca ekstrem menjelang Lebaran 2024.

Pada fase pertama sepekan sebelum Lebaran, BMKG memperkirakan hujan akan turun dengan intensitas sedang hingga lebat. Gelombang laut di beberapa perairan juga diprediksi meningkat. Oleh karena itu, pemerintah daerah, pemudik, dan penyedia jasa angkutan diminta untuk selalu memantau informasi dan kondisi cuaca sebelum melakukan perjalanan.

Menurut Kementerian Perhubungan, volume pergerakan pemudik Lebaran 2024 diperkirakan mencapai 193,6 juta orang, yang setara dengan 71,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia saat ini. Arus mudik diperkirakan lebih ramai dibandingkan tahun sebelumnya, dengan puncak arus mudik terjadi pada 5-8 April 2024 dan puncak arus balik pada 13-16 April 2024.