Peneliti Klimatologi dari Pusat Riset Iklim dan Atmosfir Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, memperingatkan pemudik saat arus balik untuk tetap waspada, meski saat ini Siklon Tropis Olga di barat Australia dan Paul di Samudra Pasifik timur Australia telah meluruh sepenuhnya.

Cuaca di Indonesia selama periode arus balik mudik hingga sepekan mendatang masih dipengaruhi oleh dua gangguan cuaca skala sinoptik. Gangguan pertama adalah pembentukan daerah konvergensi di barat Indonesia yaitu di Jawa bagian barat dan Sumatra, khususnya bagian selatan dan Lampung. Konvergensi ini terjadi karena pertemuan antara angin dari monsun Asia atau angin utara yang masih kuat penanda musim hujan dan monsun timur dari Australia penanda musim kemarau. Erma mengatakan salah satu penyebab monsun Asia belum mengalami pelemahan karena daerah konvergensi yang masih terpusat di selatan Indonesia. Normalnya, jika telah mendekati akhir April atau awal Mei maka daerah konvergensi bergeser semakin ke utara. Wilayah konvergensi ini juga didukung oleh penghangatan suhu permukaan laut Jawa di utara Jawa sehingga membuat wilayah Jabodetabek dan Pantura Jawa Barat dan Tengah masih akan diguyur hujan hingga pekan mendatang.

Gangguan kedua adalah sirkulasi antisiklonik vorteks yang terbentuk di Samudra Pasifik utara Papua yang juga memengaruhi pemusatan angin, awan dan hujan yang terbentuk di sekitar Papua dan wilayah sekitarnya. Sementara itu, vorteks atau pusaran angin yang lebih kecil juga terbentuk di Laut Arafura meskipun vorteks tersebut diprediksi terus melemah. Dinamika penguatan dan pelemahan kedua vorteks di perairan timur Indonesia, yaitu di Laut Arafura dan Samudra Pasifik ini dapat menimbulkan hujan kembali, yang mengalami intensifikasi hingga dasarian ketiga April 2024.