Saham Tesla mengalami penurunan selama dua hari terakhir. Kejadian ini menyusul PHK massal yang dilakukan produsen kendaraan listrik milik Elon Musk tersebut.

CNBC Internasional mencatat saham Tesla menurun 6% pada hari Senin (15/4/2024). Keesokan harinya kembali ambles 2,7%, jatuh ke level terendah sejak April 2023.

Belum lama ini, Tesla memang mengumumkan menghentikan lebih dari 10% tenaga kerja global atau sekitar 13.000 karyawan. CEO Elon Musk mengatakan keputusan itu perlu dilakukan.

"Tidak ada yang lebih saya benci, namun ini perlu dilakukan," kata dia, dikutip Rabu (17/4/2024).

Baru kali ini PHK berdampak pada saham Tesla. Sebab kejadian serupa di masa lalu tak menimbulkan pesimisme pasar.

Misalnya pada 2018, Tesla merumahkan 9% pegawainya. Di saat bersamaan, sahamnya naik lebih dari 3%.

Saham Tesla memang sempat anjlok 9% pada saat PHK tahun 2022. Ini terjadi saat laporan awal PHK, namun akhirnya kembali pulih setelah Musk mengklarifikasinya.

Beberapa waktu terakhir bukan waktu terbaik bagi Tesla. Sebelum PHK, perusahaan mengalami penurunan pengiriman kendaraan selama kuartal pertama.

Tesla harus menghadapi persaingan ketat di industri mobil listrik China. Antara lain dari BYD dan Xiaomi.

Efisiensi telah dilakukan Tesla jauh sebelum melakukan PHK. Misalnya memotong harga dan insentif pada pembeli lainnya karena akan membuat erosi margin.

Sementara itu, dua eksekutif yakni Drew Baglino dan Rohan Patel mengumumkan akan meninggalkan perusahaan. Baglino telah bekerja di Tesla sejak awal-awal didirikan dan Patel sejak 2016.

Di Amerika Serikat (AS), Tesla merupakan pemimpin pasar mobil listrik (EV). Namun di skala global, Tesla menghadapi tekanan persaingan ketat dengan produsen lain.

Di China, Tesla kalah saing dengan produsen mobil lokal yang memproduksi kendaraan dengan fitur canggih dan harga terjangkau. Selain Xiaomi yang baru mengepakkan sayap, BYD juga secara aktif turut memperluas jangkauannya ke negara-negara lain.

Pada kuartal keempat 2023, BYD yang didukung Warren Buffet berhasil menggeser posisi Tesla sebagai pembuat kendaraan listrik terbesar di dunia. BYD menjual lebih banyak kendaraan bertenaga baterai dibandingkan perusahaan milik Elon Musk.