Jakarta, - Indonesia masih getol mengimpor perangkat teknologi dan alat komunikasi. Hal itu disayangkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut catatannya, nilai defisit perdagangan pada sektor perangkat elektronik mencapai Rp 30 triliun.

Selain itu Jokowi juga membeberkan permohonan uji perangkat di Indonesia juga dikuasai produk impor. Ia blak-blakan menyebut produk dari China mencapai 3.046 perangkat, sedangkan Indonesia hanya 632 perangkat.

"Sangat jauh sekali," kata Jokowi saat memberi sambutan dalam peresmian Indonesia Digital Test House (IDTH) di Depok, Jawa Barat, Selasa (7/5) kemarin.

Menanggapi soal impor, Oppo sebagai salah satu produsen HP di Indonesia yang berasal dari China buka suara. Pihak Oppo mengatakan impor perangkat elektronik tak cuma sebatas Handphone, Komputer, dan Tablet (HKT).

Menurut pihak Oppo, jika hanya merujuk pada impor di sektor HKT, nilainya seharusnya tidak terlalu besar. Sebagai informasi, Oppo sendiri sudah memiliki pabrik di Indonesia dan selama ini memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang berlaku di Tanah Air.

Lebih lanjut, nilai impor HKT bisa tinggi atau rendah dikatakan sangat ditentukan oleh dukungan pemerintah terhadap ekosistem industri di Indonesia.

Misalnya, bagaimana pemerintah menciptakan kawasan ekosistem dalam manufacturing, baterai, komponen, dan perangkat keras, dalam satu kawasan pabrik berikat.

Kemudian, bagaimana pemerintah memberikan kemudahan investasi bagi industri pendukung manufaktur, misalnya untuk produksi mainboard dan beberapa perangkat keras.

"Sehingga tidak hanya meningkatkan TKDN, namun juga membuat komponen benar-benar dibuat di Indonesia," kata PR Manager Oppo Indonesia Aryo Meidianto kepada melalui pesan singkat.

Selama ini, Aryo menjelaskan yang mudah dibuat secara lokal hanya sampai tingkatan baterai saja untuk komponen yang tergolong sulit. Komponen itu di luar adapter, kabel, case dan box.

"Pada intinya, bagaimana pemerintah dapat mendukung skema investasi dan membuat ekosistem pendukung manufacturing. Realisasi yang ada hanya sampai tingkatan produsen baterai saja. Sementara komponen lain belum banyak," ia memungkasi.