Media sosial sudah lama dicurigai sebagai penyebab kegelisahan dan depresi pada remaja. Dalam laporan Education Policy Institute dan The Prince's Trust, mereka menyimpulkan bahwa banyak anak perempuan mengalami depresi dan putus asa akibat penggunaan media sosial yang berlebihan.

Kali ini, TikTok beraksi langsung untuk mengatasi permasalahan ini. Dilansir dari blog resminya, TikTok tidak mengizinkan konten yang mempromosikan, mengagungkan atau menormalkan bunuh diri, menyakiti diri sendiri atau gangguan pola makan.

Dalam postingan yang sama, TikTok akan berusaha untuk meningkatkan kesadaran dan membantu pengguna yang sedang berjuang dengan dukungan komunitas.

Apa saja yang dilakukan TikTok?

1. Memberi label untuk konten sensitif
2. Mengeluarkan panduan kesehatan mental.
3. Bekerjasama dengan International Association for Suicide Prevention, Crisis Text Line, Live For Tomorrow, Samaritans of Singapore dan Samarintans UK.
3. Mengarahkan pengguna ke halaman tertentu ketika mencari kata kunci "bunuh diri" atau "suicide".