Dalam istilah sholat, setelah bangun dari ruku disebut dengan i'tidal. Gerakan i'tidal termasuk salah satu rukun fi'li (rukun berupa perbuatan). Sebagai rukun dalam sholat, maka i'tidal ini tidak dapat ditinggalkan saat melakukan sholat. Saat melakukan i'tidal tidak dapat dilakukan dengan tergesa-gesa.

Ruku dan i'tidal merupakan sama-sama rukun fi'li dalam sholat, jika ditinggalkan maka menyebabkan sholat menjadi tidak sah. Sehingga harus dilakukan pengulangan sholat dari awal kembali. Dalam melakukan i'tidal juga ada tata caranya, selain itu juga ada doa yang harus dibaca, kami akan membahasnya secara lengkap di bawah ini.

Doa setelah ruku

I'tidal merupakan gerakan dalam sholat yang dilakukan saat berdiri tegak bangun dari ruku. Adapun doa yang dibaca saat melakukannya, doa ini dibaca setelah ruku usai bebarengan dengan gerakan bangkit dari ruku. Seperti berikut ini lafalnya:

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

Sami'allahu liman hamidah.


Artinya: “ Aku mendengar orang yang memuji-Nya.”

Setelah melakukan ruku kemudian bangkit dan diiringi dengan bacaan lafal doa di atas.

sumber; pexels.com


Tata cara melakukan ruku dan i'tidal dengan benar

Sebagai rukun, maka gerakan ruku dan i'tidal harus dilakukan dengan benar. Adapun syarat atau tata cara yang harus terpenuhi seperti berikut ini :

1. Doa dan tata cara ruku

Ruku dapat diartikan merunduknya badan saat melakukan sholat dengan ukuran sekiranya kedua telapak tangan sampai pada kedua lututnya. Perhatikan seperti berikut ini :

- Merundukkan tubuh dan menaruh kedua telapak tangan berada di atas kedua lutut. Sesuai dengan hadits riwayat ;

وَإِذَا رَكَعَ أَمْكَنَ يَدَيْهِ مِنْ رُكْبَتَيْهِ

Artinya: “Ketika Rasulullah ruku’ beliau menempatkan kedua (telapak) tangannya pada kedua lututnya.

- Saat melakukan gerakan ruku ini tidak boleh dimaksudkan untuk gerakan yang selain ruku. Misalnya ketika sholat tiba-tiba bagian lutut ada yang gatal, maka saat melakukan gerakan ruku tidak boleh berniat sekalian menggaruk bagian tubuh yang terasa gatal.

- Gerakan ruku harus dilakukan secara tuma'ninah, artinya dalam keadaan tenang dan terdiam sejenak atau tidak melakukan gerakan di luar ruku. Baru bangun dari ruku seusai membaca doa ruku seperti berikut :

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى

Subhanakallahuma rabbana wa bi hamdik. Allahummaghfir li.
3x

Artinya: “ Maha Suci Engkau, Ya Allah, Tuhan kami. Segala puji bagi-Mu wahai Tuhanku. Ampunilah dosaku."

Doa dan tata cara i'tidal

sumber; pexels.com


I'tidal merupakan gerakan dalam sholat yang dilakukan setelah melakukan ruku. Bisa disebut berdiri dari ruku untuk memisahkan antara ruku dan sujud. Coba perhatikan beberapa langkah ini :

- Saat melakukan gerakan bangun dari ruku bukan ditunjukkan untuk niat yang lain kecuali untuk melakukan i'tidal. Penjelasan seperti yang ada pada saat gerakan ruku.

- Dilakukan dengan tuma'ninah, posisi tubuh saat melakukan i'tidal berdiri tegak lurus. Dalam posisi ini dilakukan dengan tenang dan diam sejenak, minimal selesai membaca doa.

- I'tidal dilakukan dengan waktu yang cukup dan tidak terlalu lama seperti melebihi lamanya saat membaca surat al fatihah. I'tidal termasuk rukun yang pendek, jadi tidak boleh disengaja untuk memanjangkannya. Berikut bacaan doa i'tidal :

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَىْءٍ بَعْدُ

Allahumma robbanaa lakal hamdu mil-assamawaati wa mil-al ardhi, wa mil-a maa syi'ta min syai-in ba'du


Artinya: "Ya Allah, Rabb kami, bagi-Mu segala puji sepenuh langit dan sepenuh bumi, sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelah itu."

Itulah beberapa langkah dalam melakukan ruku dan i'tidal. Selain itu juga dilengkapi dengan bacaan doa setelah bangkit dari ruku. Selamat mengamalkan dan semoga bermanfaat.