Iftitah merupakan doa yang dibaca ketika melaksanakan ibadah salat. Doa tersebut dibaca antara takbiratul ihram dan taawudz sebelum membaca Surat Al Fatihah. Adapun hukum membaca doa iftitah ialah sunah, sehingga kamu boleh membacanya atau tidak. Doa Iftitah juga tidak termasuk dalam rukun salat.

Akan tetapi, meskipun demikian bacaan ini merupakan doa yang begitu populer dan tidak terlewatkan bagi banyak muslim. Bagi kamu yang belum tahu doa iftitah bisa simak ulasan berikut ini, yakni:

Doa Iftitah Allahu Akbar Kabiiraa
Sumber: Pexels.com


Doa Iftitah ini umumnya sering dibaca oleh banyak muslim atau bisa dibilang sebagai doa Iftitah yang populer dikalangan muslim. Adapun bacaannya sebagai berikut, yakni:

اللهُ اَكْبَرُ كَبِرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَشِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا . اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْااَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ . اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ . لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَ لِكَ اُمِرْتُ وَاَنَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

“Allaahu akbaru kabiraa walhamdulillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukratan wa’ashiilaa, innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifan musliman wamaa anaa minal musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil ‘aalamiina. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.”

Artinya: “Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan atau dalam keadaan tunduk, dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang menyekutukan-Nya. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Semesta Alam, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dengan yang demikian itulah aku diperintahkan. Dan aku adalah termasuk orang-orang muslim (Orang-orang yang berserah diri).”
Sumber: Pexels.com


Doa Iftitah Allahumma Baid Baini

Selain doa iftitah yang biasa digunakan di atas, terdapat doa iftitah yang sering dibaca Rasulullah SAW ketika melakukan sholat wajib. Adapun bacaannya sebagai berikut:

اَللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِى وَبَيْنَ خَطَايَاىَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ . اللَّهُمَّ نَقِّنِى مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ . اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَاىَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ

Alloohumma baa’id bainii wa baina khothooyaaya kamaa baa’adta bainal masyriqi wal maghrib. Alloohumma naqqinii minal khothooyaa kamaa yunaqqots tsaubul abyadlu minad danas. Alloohummaghsil khothooyaaya bil maa-i wats tsalji wal barod

Artinya: “Ya Allah jauhkanlah aku dari dosa-dosaku sebagaimana Engkau jauhkan antara timur dan barat. Ya Allah bersihkanlah aku dari dosa-dosaku sebagaimana bersihnya pakaian putih dari kotoran. Ya Allah cucilah aku dari dosa-dosaku dengan air, salju dan embun.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Tata cara membaca doa iftitah

Adapun cara membaca doa iftitah ialah:

- Pertama, posisi telapak tangan ketika melaksanakan takbiratul ihram yaitu dengan terbentang dengan sempurna dan tidak menggenggam.
- Kemudian, telapak tangan dihadapkan ke arah kiblat dan diangkat setinggi pundak atau telinga.
- Selanjutnya, angkat tangan hingga pundak dan membaca kalimat "Allahu Akbar".
- Mengangkat tangan dan sedekap bersamaan dengan bacaan takbir.
- Syarat sah takbiratul ihram ialah melaksanakannya sambil berdiri untuk yang mampu. Takbiratul ihram juga perlu dilaksanakan dengan posisi tubuh tegak sempuran dan tidak boleh seperti membungkuk.
- Takbiratul ihram di salat hanya dilaksanakan sekali dan tidak perlu diulang-ulang.
- Bagi seseorang yang menjalankan shalat sendiri atau berlaku sebagai makmum maka bacaan takbiratul ihram hanya diperbolehkan terdengar oleh dirinya sendiri.