Triamcort merupakan obat yang mengandung Triamcinolone yang digunakan untuk membantu gangguan sistem kekebalan tubuh. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet dan krim. Triamcort tablet digunakan untuk membantu mengobati kondisi seperti asam urat, kelainan darah, reaksi alergi yang parah dan gangguan sistem kekebalan tubuh.

Triamcort-A krim digunakan untuk mengatasi peradangan kulit yang responsif terhadap golongan obat kortikosteroid. Triamcort bekerja dengan mengurangi respon sistem kekebalan tubuh terhadap berbagai penyakit, sehingga dapat mengurangi gejala seperti pembengkakan, nyeri dan reaksi alergi.
istimewa


Fungsi Triamcort

Digunakan untuk pengobatan pada kondisi seperti gangguan endokrin, gangguan rematik, penyakit kolagen, penyakit dermatologi, dan keadaan alergi, penyakit mata, penyakit pernapasan, gangguan hematologi, penyakit neoplastik, keadaan edema, penyakit gastrointestinal, dan lain-lain.

Dosis dan Aturan Pakai Triamcort

Penggunaan obat Triamcort harus sesuai aturan dokter. Berikut ini adalah dosis penggunan Triamcort:

  • Dewasa dan anak >12 tahun : 4 - 48 mg/hari sebagai dosis tunggal atau terbagi.
  • Insufisiensi adrenokortikoid : 4 - 12 mg/hari sebagai dosis tunggal atau terbagi. SLE, reumatik jantung, kelainan hematologi akut : awal 60 mg/hari

Aturan pakai Triamcort adalah sesudah makan.

Efek Samping, Kontradiksi dan Interaksi Obat

Efek samping mungkin terjadi selama penggunaan Triamcort adalah imunosupresi (misalnya: Infeksi sekunder, superinfeksi), sakit kepala

Kontraindikasi
Hindari penggunaan Triamcort pada pasien:

  • Penderita purpura trombositopenik idiopatik
  • Penderita malaria serebral
  • Penderita infeksi jamur, virus, atau bakteri yang tidak diobati;
  • Penderita psikosis akut
  • Penderita TB aktif
  • Penderita keratitis herpes simpleks
  • Penderita mikosis sistemik dan parasitosis

Interaksi Obat
Berikut ini adalah interaksi obat Triamcort:

  • Dapat memusuhi efek agen antikolinesterase.
  • Meningkatkan tekanan intraokular tambahan jika di berikan bersamaan dengan antikolinergik (misalnya: Atropin).
  • Dapat mempotensiasi atau mengurangi efek antikoagulan oral.
  • Dapat meningkatkan efek hiperglikemik dari ceritinib.
  • Dapat mengurangi efek terapeutik antidiabetik (misalnya: Turunan sulfonilurea) dan insulin.
  • Dapat mengurangi penurunan tekanan darah arteri antihipertensi (termasuk diuretik).
  • Dapat mengurangi konsentrasi serum isoniazid.
  • Meningkatkan aktivitas siklosporin dan kortikosteroid ketika digunakan bersamaan.
  • Dapat meningkatkan toksisitas glikosida digitalis.
  • Efek meningkat jika di berikan bersamaan dengan ketoconazole.
  • Dapat meningkatkan risiko perdarahan dan ulserasi gastrointestinal yang berhubungan dengan NSAID.
  • Meningkatkan kadar serum jika di berikan bersamaan dengan estrogen (termasuk kontrasepsi oral).
  • Komplikasi neurologis dan berkurangnya respons antibodi dapat terjadi pada pasien yang divaksinasi.