Bapak Proklamator Indonesia yakni Soekarno-Hatta mempunyai satu tekad untuk berjuang memerdekakan tanah air. Namaun ada beberapa sisi yang keduanya seakan tak pernah sama.

Sisi itu adalah masalah cinta dan pernikahan. Ya, Bung Hatta mempunyai nazar jika dia tak akan menikah sebelum Indonesia merdeka.

Setelah Indonesia memprokalamasikan kemerdekaannya, di suatau hari yang rileks, Bung Karno pun menanyakan terkait wanita idaman atau calon istri yang diidamkan oleh Hatta.

Dalam Buku Sokearno, Serpihan yang Tercecer, Roso Daras menuliskan setidaknya ada dua alasan sehingga Presiden dan Wakil Presiden pertama RI itu secara khusus membahas wanita yang akan dinikahi Hatta.

1. Nazar Bung Hatta, Tak Menikah Sebelum Indonesia Merdeka

Peratama sesuai dengan nazar Hatta, kini Indonesia sudah merdeka. Artinya ia bisa segera menikah. Kedua karena juga mengingat jika usianya tak lagi muda. Saat itu usianya sudah 43 tahun.

Bung Hatta pun tak menampik masalah melepas masa lajanganya. Bahkan Soekarno juga mengaku jika dirinya siap menjadi mak comblangnya.

Ketika Bung Karno bertanya kepada Hatta ihwal gadis mana yang memikat hatinya, Hatta menjawab, “Seorang gadis yang kita jumpai waktu kita berkunjung ke Institut Pasteur Bandung. Dia begini, begitu…. tapi saya belum tahu namanya.”

Wikped


2. Bung Karno Kena Damprat saat  Melamarkan Bung Hatta

Usut punya usut, gadis Parahyangan yang ditaksir Hatta adalah putri keluarga Rahim (Haji Abdul Rahim). Maka, ketika kira-kira sebulan setelah proklamasi Bung Karno berunjung ke Bandung, ia sempatkan mampir ke rumah keluarga Rahim di Burgermeester Koops Weg, atau yang sekarang dikenal sebagai Jl. Pajajaran No. 11. Bung Karno bertamu hampir tengah malam, jam 23.00.

Saat itu Bung Karno sempat diingatkan masalah bertamu di jam tengah malam, namun ia kekeuh dan tetap bertamu pada tengah malam. Karena ia merasa itu tak jadi soal, pasalnya ia kenal dekat dengan keluarga Rahim.

Siapa sangka, setiba di rumah keluarga Rahim, ia disambut dampratan dari Ny. Rahim. Sebuah dampratan antarteman, mengingat Bung Karno datang bertamu tidak kenal waktu.

Untuk mereda dampratan tadi, dipeluklah Ny. Rahim dan diutarakanlah niatnya, “Saya datang untuk melamar.”

ilustrasi wikipedia


Tuan dan Ny. Rahim bertanya serempak, “Melamar siapa? Untuk siapa?” .

Bung Karno langsung menjawab, “Melamar Rahim untuk Hatta.”

3. Sempat Tak Setuju Lantaran Jarak Usia

Melihat usia Bung Hatta dan Rahmi terpaut cukup jauh, keluarga Rahmi sempat menlak dan tak setuju. Namun BUng Karno kemudian memberikan contoh hubungannya dengan fatmawati yang juga terpaut usia cukup jauh kala itu, namun tetap bisa hidup harmonis.

4. Hatta Menikah

Hatta dan Rahim akhirnya menikah di Megamendung pada tanggal 18 November 1945, hanya disaksikan keluarga besar Rahim, keluarga besar Bung Karno dan Fatmawati.

Dari pernikahan itu, lahirlah putri pertama mereka, Meutia Farida yang lahir di Yogyakarta 21 Maret 1947.

ilustrasi wikipedia


Nama Meutia datang dari neneknya yang asli Aceh. Sedangkan Farida diambil dari nama permaisuri Raja Farouk dari Mesir yang cantik jelita. Setelah itu, disusul kelahiran putri keduanya, Gemala, dan putri ketiga Halida Nuriah.