Chefchaouen merupakan kota 'dongeng' yang terletak di Barat Laut Maroko. Kota ini juga sebagai ibukota Provinsi yang bernama sama. Chefchaouen dikenal memiliki bangunan-bangunan yang indah dan berwarna biru.

Negeri Mediterania yang terletak di Afrika Utara ini memang kerap kali memancarkan sinarnya. Jejak sejarah Islam, Bangsa Arab, Prancis, dan Spanyol meninggalkan kebudayaan dan tradisi yang unik.

Sisa Sejarah



Menurut dari beberapa catatan sejarah, warna biru yang tercipta di kota Chefchaouen merupakan sisa dari sejarah pada abad ke-15. Pada saat itu ada para pengungsi dari Yahudi yang lari dari penguasaan Spanyol dan menetap di Chefchaouen.

Pengungsi Yahudi tersebut membawa tradisi dengan mewarnai semua barang dengan warna biru demi menyamakannya langit agar selalu mengingat Tuhan.

Kota Tua

Sumber: @amaken_officiel


Kota Chefchaouen memiliki konsep sebagai kota tua. Dengan konsep tersebut membuat para wisatawan yang ingin berkeliling ke kota Chefchaouen hanya perlu berjalan kaki atau bersepeda.

Diperebutkan

Chefchaouen pernah menjadi perebutan kekuasaan pada 1920 setelah Chefchaouen menjadi bagian dari Spanyol. Namun pada 1956, Chefchaouen dikembalikan ke Maroko oleh Spanyol setelah kemerdekaan Maroko telah diakui.

Nuansa indah

Sumber: @azharhamzas


Kota yang juga disebut sebagai Kota Mutiara Biru Maroko ini memiliki pemandangan yang unik dan indah. Hal ini dikarenakan letaknya berada di atas gunung dengan dipenuhi lorong-lorong biru. Jika berwisata ke Chefchaouen akan mendapatkan kepuasan keindahan alam dan menantang.

Kota penghasil ganja



Kota Chefchaouen kini juga menjadi kota penghasil ganja di Maroko. Diketahui kini Maroko memang tengah berusaha melegalkan ganja dengan tujuan medis.

Didirikan keturunan Nabi Muhammad SAW



Kota Mutiara Biru Maroko menurut sejarah didirikan oleh Moulay ibn Rashid al-Alami keturunan Nabi Muhammad SAW. Kota ini didirikan untuk melawan invasi Portugis ke Maroko Utara pada tahun 1471.