Tech

Hike Tutup, India Perketat Aturan Game Berbasis Uang Nyata

Hike, startup unicorn India, tutup akibat larangan game berbasis uang nyata. Kebijakan ini berdampak besar pada industri game.

Hike, yang pernah menjadi salah satu startup paling berharga di India dengan status unicorn, kini menjadi korban terbaru dari larangan game berbasis uang nyata yang baru-baru ini diterapkan oleh New Delhi. Perusahaan ini, yang dipimpin oleh Kavin Bharti Mittal, putra pendiri Airtel Sunil Bharti Mittal, kini harus menutup operasinya.

Baca juga : Viktor Gyokeres Siap Cetak Sejarah di Premier League

Pada hari Sabtu, pendiri Hike, Mittal, mengungkapkan bahwa bisnis perusahaan di Amerika Serikat, yang diluncurkan sembilan bulan lalu, sebenarnya menunjukkan awal yang kuat. Namun, Mittal menyatakan bahwa untuk mengembangkannya secara global akan membutuhkan 'rekap penuh, pengaturan ulang yang bukan penggunaan modal atau waktu terbaik'.

Hike awalnya diluncurkan sebagai aplikasi pesan instan yang menyaingi WhatsApp pada tahun 2012. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Hike beralih ke game berbasis uang nyata dengan platform utamanya, Rush, yang menawarkan permainan kasual seperti carrom dan ludo dengan hadiah uang tunai, setelah penutupan Hike Messenger pada tahun 2021.

Rush berhasil menarik lebih dari 10 juta pengguna dan menghasilkan lebih dari $500 juta dalam pendapatan kotor selama empat tahun beroperasi, kata Mittal. Investor ternama seperti Tiger Global, SoftBank, dan Tencent mendukung ambisi awal Hike untuk menyaingi WhatsApp dengan aplikasi pesan yang berfokus pada kaum muda. Startup ini dinilai sebesar $1,4 miliar pada tahun 2016.

Mittal menulis dalam sebuah postingan di Substack, 'Kami bisa mengumpulkan modal, tetapi pertanyaan sebenarnya adalah: apakah itu sepadan? Apakah ini pendakian yang layak untuk diubah?' Untuk pertama kalinya dalam 13 tahun, jawabannya adalah tidak. Bukan untuk saya, bukan untuk tim saya, dan bukan untuk para investor kami.'

Larangan Game Berbasis Uang Nyata di India

Bulan lalu, pemerintah India mengejutkan industri game berbasis uang nyata senilai $23 miliar dengan memperkenalkan Undang-Undang Promosi dan Regulasi Permainan Daring, 2025, yang memberlakukan larangan menyeluruh pada platform semacam itu. Pemerintah federal mengatakan keputusan ini bertujuan untuk menangani insiden bahaya, termasuk kasus di mana individu dilaporkan bunuh diri setelah kehilangan uang dalam permainan ini.

Menanggapi hal ini, pemain industri terkemuka termasuk Dream Sports dan Mobile Premier League (MPL) mulai menutup operasi game berbasis uang nyata mereka di India. Sementara beberapa mulai beralih ke usaha baru seperti mikro-drama dan layanan keuangan, yang lain mulai menjelajahi pasar internasional untuk menjaga sebagian bisnis game mereka tetap hidup.

Dampak pada Industri Game dan Startup

Penutupan Hike menyoroti dampak besar dari kebijakan baru ini terhadap industri game di India. Banyak startup yang sebelumnya berfokus pada game berbasis uang nyata kini harus mencari model bisnis baru atau menghadapi penutupan. Ini adalah masa yang penuh tantangan bagi para pengusaha dan investor di sektor ini.

Dengan perubahan regulasi ini, banyak yang bertanya-tanya tentang masa depan industri game di India. Apakah ini akan menjadi akhir dari game berbasis uang nyata di negara ini, atau apakah ada peluang baru yang bisa dieksplorasi? Hanya waktu yang akan menjawab.

Namun, satu hal yang pasti, perubahan ini memaksa banyak perusahaan untuk berinovasi dan mencari cara baru untuk tetap relevan di pasar yang berubah dengan cepat. Ini adalah saat yang menarik dan penuh tantangan bagi industri teknologi di India.