News

21 September adalah Hari Perdamaian Internasional : Sejarah dan Upaya Mewujudkan Dunia Damai

Dengan kerja sama global dan komitmen nyata, cita-cita perdamaian dunia bukanlah utopia, melainkan tujuan yang dapat dicapai bersama.

Perdamaian adalah dambaan setiap bangsa di dunia. Di tengah konflik, peperangan, dan ketidakadilan yang masih terjadi, penting bagi umat manusia untuk memiliki satu momentum global yang mengingatkan akan pentingnya persaudaraan, toleransi, dan hidup berdampingan secara damai.

Baca juga : Fans Liverpool Berikan Penilaian pada Debut Alexander Isak

Momentum itu hadir dalam bentuk Hari Perdamaian Internasional atau International Day of Peace (IDP), yang diperingati setiap tanggal 21 September. Peringatan ini ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan menjadi pengingat bahwa perdamaian bukan hanya slogan, melainkan cita-cita universal yang harus diwujudkan. Artikel ini akan membahas sejarah lahirnya Hari Perdamaian Internasional, makna peringatannya, hingga upaya dunia mewujudkan perdamaian yang berkelanjutan.

Sejarah Hari Perdamaian Internasional

Lahirnya Hari Perdamaian

Hari Perdamaian Internasional pertama kali diproklamasikan oleh Majelis Umum PBB pada tahun 1981 melalui Resolusi 36/67. Awalnya, peringatan ini ditetapkan pada hari pembukaan sidang umum PBB setiap bulan September. Tujuannya adalah untuk memperkuat cita-cita perdamaian, baik antarnegara maupun di dalam negeri masing-masing.

Namun, pada tahun 2001, melalui Resolusi 55/282, Majelis Umum PBB secara resmi menetapkan tanggal 21 September sebagai Hari Perdamaian Internasional. Tanggal ini juga diputuskan sebagai hari gencatan senjata global, di mana semua negara diminta menghentikan konflik dan kekerasan setidaknya selama 24 jam.

Makna Simbolis

Penetapan Hari Perdamaian Internasional menjadi simbol bahwa perdamaian harus diperjuangkan secara bersama-sama, tidak hanya oleh pemerintah tetapi juga oleh masyarakat sipil. Hari ini menjadi kesempatan untuk merefleksikan kondisi dunia dan memperkuat komitmen menciptakan lingkungan yang aman, adil, dan harmonis.

Tema Hari Perdamaian Internasional

Setiap tahun, PBB menetapkan tema khusus yang disesuaikan dengan tantangan global. Beberapa tema penting di antaranya:

  • 2016: The Sustainable Development Goals: Building Blocks for Peace.
  • 2020: Shaping Peace Together (dalam konteks pandemi COVID-19).
  • 2021: Recovering Better for an Equitable and Sustainable World.
  • 2023: Actions for Peace: Our Ambition for the #GlobalGoals.

Tema-tema ini menunjukkan bahwa perdamaian tidak hanya berarti bebas dari perang, tetapi juga mencakup pembangunan berkelanjutan, kesetaraan, dan solidaritas global.

Upaya Dunia Mewujudkan Perdamaian

1. Diplomasi dan Kerjasama Internasional

Diplomasi menjadi kunci utama dalam menyelesaikan konflik antarnegara. Melalui dialog, mediasi, dan kerjasama multilateral, banyak konflik besar dapat dicegah atau diminimalisir. Organisasi seperti PBB, Uni Afrika, dan ASEAN aktif menjalankan peran ini.

2. Misi Perdamaian PBB

Sejak tahun 1948, PBB telah mengirimkan pasukan penjaga perdamaian (peacekeepers) ke berbagai wilayah konflik. Pasukan ini bertugas menjaga stabilitas, memantau gencatan senjata, dan membantu proses transisi menuju perdamaian. Contoh misi terkenal adalah di Kongo, Lebanon, dan Kamboja.

3. Pendidikan untuk Perdamaian

Pendidikan adalah fondasi jangka panjang bagi terciptanya dunia damai. Melalui kurikulum yang menanamkan nilai toleransi, anti-diskriminasi, dan resolusi konflik, generasi muda didorong untuk menjadi agen perdamaian.

4. Pembangunan Berkelanjutan

Tidak ada perdamaian tanpa keadilan sosial. Ketimpangan ekonomi, kemiskinan, dan diskriminasi sering menjadi pemicu konflik. Oleh karena itu, pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) sangat erat kaitannya dengan terciptanya perdamaian.

5. Peran Masyarakat Sipil

Organisasi non-pemerintah, komunitas lokal, hingga individu berperan besar dalam menciptakan perdamaian di tingkat akar rumput. Program lintas budaya, dialog antaragama, hingga kampanye sosial membantu memperkuat harmoni di masyarakat.

Tantangan dalam Mewujudkan Perdamaian

Meskipun sudah ada Hari Perdamaian Internasional dan berbagai upaya global, tantangan perdamaian masih besar, di antaranya:

  1. Konflik bersenjata yang masih terjadi di berbagai belahan dunia.
  2. Terorisme dan radikalisme yang mengancam stabilitas negara.
  3. Ketidaksetaraan ekonomi yang menimbulkan kecemburuan sosial.
  4. Perubahan iklim yang memicu migrasi massal dan perebutan sumber daya.
  5. Hoaks dan ujaran kebencian di media sosial yang memecah belah masyarakat.

Hari Perdamaian Internasional di Indonesia

Sejarah dan Konteks Nasional

Indonesia sebagai negara dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika memiliki pengalaman panjang dalam menjaga perdamaian di tengah keberagaman. Peringatan Hari Perdamaian Internasional sering dijadikan momentum untuk memperkuat toleransi antarumat beragama, mendorong dialog lintas budaya, serta memperkuat demokrasi.

Kontribusi Indonesia di Dunia

Indonesia aktif berperan dalam misi perdamaian dunia. Sejak tahun 1957, Indonesia telah mengirimkan pasukan TNI sebagai bagian dari kontingen Garuda untuk misi perdamaian PBB. Hingga kini, ribuan prajurit Indonesia telah bertugas di berbagai wilayah konflik, seperti Kongo, Lebanon, dan Sudan.

Selain itu, Indonesia juga berperan aktif dalam diplomasi internasional, baik melalui ASEAN maupun forum multilateral lainnya, untuk mendorong penyelesaian konflik secara damai.

Makna Hari Perdamaian Internasional

Peringatan ini memiliki makna mendalam, baik secara global maupun lokal:

  • Pengingat akan pentingnya toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
  • Ajakan menghentikan konflik dan kekerasan, meskipun hanya sehari, sebagai simbol bahwa perdamaian itu mungkin.
  • Momentum refleksi bagi bangsa-bangsa untuk menilai sejauh mana komitmen mereka pada keadilan dan hak asasi manusia.
  • Inspirasi bagi generasi muda untuk berperan aktif sebagai agen perdamaian.

Harapan Masa Depan

Di era globalisasi, perdamaian semakin penting untuk dijaga. Dunia diharapkan dapat bergerak ke arah:

  • Meningkatkan kerjasama multilateral untuk mencegah konflik.
  • Mengurangi kesenjangan sosial-ekonomi agar tidak menjadi pemicu konflik baru.
  • Menggunakan teknologi secara positif, bukan sebagai alat penyebar kebencian.
  • Membentuk generasi damai melalui pendidikan inklusif.

Hari Perdamaian Internasional yang diperingati setiap 21 September adalah simbol komitmen dunia untuk menghentikan konflik dan membangun masa depan yang damai. Sejarahnya berawal dari resolusi PBB tahun 1981, yang kemudian ditegaskan kembali pada tahun 2001 sebagai hari gencatan senjata global.

Namun, perdamaian tidak bisa hanya diwujudkan dalam satu hari. Dibutuhkan diplomasi, pembangunan berkelanjutan, pendidikan, dan keterlibatan masyarakat sipil agar dunia benar-benar bebas dari kekerasan dan ketidakadilan.

Bagi Indonesia, Hari Perdamaian Internasional adalah momentum untuk memperkuat persatuan dalam keberagaman dan berkontribusi lebih besar pada perdamaian dunia melalui diplomasi dan misi internasional.