Saudah binti Zam’ah merupakan salah satu istri Rasulullah SAW yang dinikahi Beliau beberapa waktu setelah wafatnya Khadijah ra. Pada pernikahan Rasulullah SAW dengan Saudah itu, tak seorang pun sahabat yang berani berbicara kepada Rasulullah SAW tentang pernikahan beliau dengan wanita lain.

Akan tetapi Allah SWT menghendaki seorang shahabiyah terkemuka berani membicarakan pernikahan itu, Shahabiyah adalah Khaulah binti Hakim yang datang kepada Rasulullah SAW dan membicarakan masalah pernikahan, sehingga dapat menyenangkan hati Rasulullah SAW sepeninggal Khadijah ra.

Saudah binti Zam'ah Istri Rasulullah SAW 

Nama lengkap Saudah adalah Saudah binti Zam'ah bin Qais bin Abdu Syams bin Abdu Wud al-Amiriyah. Ibunya, Syamusy binti Qois bin Zaid an-Najariyah. Nasabnya bertemu dengan Rasulullah pada Lu'ay bin Ghalib.
unplash.com


Ibnu Abbas menceritakan, ketika dipinang oleh Rasulullah SAW, Saudah telah memiliki lima atau enam anak yang masih kecil. Saudah berkata, "Demi Allah, tidak ada hal yang dapat menghalangi diriku untuk menerima dirimu, sedang kau adalah sebaik-baik orang yang paling aku cintai. Tapi aku sangat memuliakanmu agar dapat menempatkan mereka, anak-anakku yang masih kecil, berada di sampingmu pagi dan malam."

Rasulullah SAW berkata pada Saudah, "Semoga Allah menyayangi kau, sesungguhnya sebaik-baik perempuan adalah mereka yang menunggangi unta, Sebaik-baik perempuan Quraisy adalah yang bersikap lembut terhadap anak di waktu kecilnya dan merawatnya untuk pasangannya dengan tangannya sendiri."

Pernikahan Rasulullah SAW dengan Saudah dilaksanakan di bulan Ramadhan tahun kesepuluh kenabian. Riwayat lain menyebutkan, peristiwa itu terjadi pada tahun kedelapan Hijriyah dengan mahar sekitar 400 dirham. Rasulullah SAW kemudian mengajak Saudah berhijrah ke Madinah.

Saudah menemani Rasulullah SAW selama tiga tahun sebelum Beliau menikah lagi dengan Aisyah. Setelah Saudah semakin tua, dia mengetahui kedudukan Aisyah di mata Rasulullah SAW. Dia berkata, "Wahai Rasulullah, aku memberikan jatah satu hari untukku pada Aisyah, agar engkau dapat bersamanya dalam satu hari itu."

Ketika bersama Saudah, Rasulullah SAW menerima ayat tentang hijab. Itu karena istri-istri Rasulullah SAW yang keluar pada malam hari menuju dataran tinggi di bukit-bukit lalu diberikan nasihat oleh Umar bin Khattab. Umar bin Khattab berkata pada Nabi SAW, "Wahai Nabi, berilah perintah agar istri-istrimu berhijab."

Rasulullah SAW tak segera melakukan apa yang disarankan Umar, hingga suatu hari Saudah keluar pada malam hari untuk menunaikan makan malam. Dia adalah seorang wanita yang cukup tinggi. Umar memanggilnya dan berkata, "Wahai Saudah, sekarang kami tahu itu engkau untuk memberi motivasi agar memanjangkan hijab yang kau kenakan."

Tak lama dari itu, Allah SWT menurunkan wahyu tentang ayat hijab. 

Saudah binti Abu Bakar yang Dermawan

Saudah dikenal sebagai orang yang suka bersedekah. Umar pernah mengirim sekantung penuh dengan dirham padanya. Kemudian Saudah bertanya, "Apa ini?"
unplash.com


Mereka berkata, "Dirham yang banyak."

Lalu Saudah berkata, "Dalam kantung seperti setandang kurma, wahai jariyah, yakinkan diriku."

Lalu Saudah membagi-bagikan dirham tadi.  Sifat dermawan Saudah pernah dikisahkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Syaikhain dan Nasa'i. Dalam hadis tersebut diceritakan, Aisyah bertanya kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah, siapa di antara kami yang paling cepat menyusulmu?" tanya dia.

Nabi Muhammad SAW menjawab, istri yang akan menyusulnya ialah yang paling panjang tangannya di antara mereka. Para istri kemudian mengambil tongkat untuk mengukur tangan mereka. Saudah lah yang terpanjang tangannya (ahli sedekah) di antara mereka. 

Saudah sangat mencintai Aisyah. Ia bahkan ikut merawat perempuan itu. Kebaikan Saudah membuat kagum Aisyah. Ia berkata, "Tiada seorang pun yang lebih kukagumi tentang perilakunya selain Saudah binti Zam'ah yang sungguh hebat."

Saudah wafat di Madinah pada Syawal tahun 54 Hijriyah, tepatnya pada masa kekhalifahan Muawiyyah.  Ketika mendengar Saudah meninggal dunia, Ibnu Abbas bersujud. "Rasulullah SAW berkata, bila kau melihat suatu ayat, maka bersujudlah kalian, dan ayat yang paling agung daripada emas adalah para istri Nabi SAW," kata Ibnu Abbas.