Karya ilmiah semi formal merupakan jenis karya ilmiah yang lebih sederhana dibandingkan dengan karya ilmiah formal. Walau demikian, karya ilmiah semi formal tetap mencakup unsur-unsur penting misalnya pemakaian data atau fakta, analisis, san kesimpulan yang berpedoman terhadap hasil penelitian atau pemikiran yang sistematis dan logis.

Karya ilmiah semi formal biasanya dipakai dalam tugas kuliah atau seminar dan biasanya berisi format seperti judul, abstrak, pendahuluan, metodologi, hasil penelitian, analisis data, kesimpulan, dan saran.

Struktur karya ilmiah
Sumber: Pexels.com


Struktur karya ilmiah
adalah dasar yang perlu diketahui oleh seorang mahasiswa ketika kuliah. Adapun struktur yang tepat yaitu, meliputi:

1. Judul

Setiap tulisan tentu harus memiliki judul. Adapun judul karya ilmiah populer ditulis lebih sederhana, faktual, dan menarik.

2. Pendahuluan

Pendahuluan adalah latar belakang yang menjadi faktor diambilnya masalah pada sebuah tulisan.

3. Isi

Struktur isi meliputi penjelasan tentang inti dari pokok permasalahan atau isu utama pada karya ilmiah.

4. Penutup

Penutup isinya yakni kesimpulan mengenai hasil akhir dari karya ilmiah semi formal itu.

Ciri karya ilmiah

Berikut ciri dari karya ilmiah, yakni:

- Sistematis ialah disusun dengan pola yang baku.
- Objektif ialah berpedoman teori bukan berlandaskan terhadap pandangan pribadi penulisnya.
- Faktual adalah karya ilmiah dibuat bersumber dari fakta, bukan imajinasi penulis.
- Logis adalah isi dari suatu karya ilmiah bisa dimengerti dan dibenarkan oleh logika atau akal sehat.

Contoh karya ilmiah semi formal
Sumber: Pexels.com


"Filosofi Tradisi Pernikahan Adat Jawa dalam Membentuk Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah"

Di era yang kian berkembang ini tentu saja terdapat berbagai hal baru. Banyak tantangan-tantangan yang tidak selalu sama. Seperti halnya dalam hal pernikahan. Pernikahan merupakan salah satu upaya dalam membentuk keluarga sakinah mawaddah warahmah. Namun, dalam hal ini penulis akan membahas terkait, “Filosofi Tradisi Pernikahan Adat Jawa dalam Membentuk Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah”. Di mana kemungkinan kita belum cukup paham terkait filosofi tradisi pernikahan adat Jawa. Padahal, tradisi pernikahan adat Jawa memiliki filosofi yang begitu serat akan makna. Tidak hanya sekadar digunakan sebagai adat pernikahan, namun terdapat doa, harapan-harapan dari setiap prosesi bahkan riasan pengantinnya. Sehingga, penulis merasa bahwa hal tersebut perlu untuk dibahas agar kita sebagai orang Jawa tidak hanya mengetahui adatnya, tetapi makanya dalam membangun rumah tangga yang sakinah mawaddah warahmah.