Puasa adalah salah satu ibadah yang dilakukan oleh umat Muslim dengan menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami istri dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Selama berpuasa, umat Muslim juga diharapkan untuk menjaga sikap dan ucapan, serta meningkatkan ibadah dan kebaikan.

Puasa merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilakukan oleh setiap Muslim dewasa yang sehat dan mampu melakukannya. Selain ibadah yang diwajibkan dalam agama Islam, puasa juga memiliki banyak manfaat kesehatan seperti membersihkan tubuh dari racun, menurunkan berat badan, dan meningkatkan daya tahan tubuh.

Puasa juga memiliki nilai-nilai sosial dan moral yang sangat penting, seperti meningkatkan kesadaran sosial, membantu orang yang membutuhkan, dan merasakan dan memahami penderitaan orang lain. Oleh karena itu, puasa juga dianggap sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas hidup spiritual dan moral seseorang serta meningkatkan kebersamaan dan solidaritas di antara umat Muslim. Selain itu, kamu juga perlu mengetahui hukum niat puasa saat sahur dengan penjelasan melansir NU Online berikut!

Dalam sebuah hadis berbunyi:
Sumber: Unsplash.com


إنما الأعمال بالنيات, وإنمالكل امرئ مانوى

Artinya: "Sahnya suatu amal bergantung pada niat. Setiap orang akan mendapatkan balasan dari apa yang ia niatkan." (HR. Bukhari)

Niat memiliki kedudukan yang penting, sehingga kita harus berhati-hati dan melihat supaya niat kita menjadi sah. Jumhur ulama menerangkan terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi agar niat menjadi sah, yakni sebagai berikut:

Pertama, niat dilaksanakan tepat waktu, yakni diantara maghrib hingga menjelang subuh terhadap puasa yang hendak dilaksanakan besok. Padaa kitab-kitab fiqih ini lazim dikenal dengan tabyitun niyyah (menginapkan niat).

Kedua, menetapkan niat itu bagi puasa wajib, bukan sunnah atau puasa yang memiliki tujuan lainnya. Saat Ramadhan, tentu puasa yang dijalankan merupakan puasa wajib.
Sumber: Unsplash.com


Ketiga, memastikan niat (al-jazmu bin niyyah) terhadap satu macam puasa saja. Misalnya, apabila tanggal 29 Sya’ban seorang berniat supaya berpuasa besok, dengan catatan apabila besok telah memasuki bulan Ramadhan sehingga puasanya sebab Ramadhan. Namun apabila belum, maka puasanya bertujuan untuk puasa sunnah. Sehingga, niat seperti ini tidak memenuhi syarat puasa manapun. Maka, niat seperti ini tidak syah baik untuk puasa Ramadhan ataupun sunnah.

Keempat, niat dilaksanakan setiap hari sesuai dengan jumlah hari Ramadhan (ta’addudun niyah bi ta’addudil ayyam). Hal ini dapat diartikan bahwa satu kali niat hanya berlaku bagi satu hari puasa, sebab setiap hari puasa merupakan ibadah sendiri yang tidak berkaitan atau terhubung dengan hari puasa yang lain. Seperti halnya hanya satu sholat (subuh, contohnya) merupakan ibadah sendiri yang tidak berkatan dengan sholat lain (Dzuhur, contohnya). Sah atau tidaknya suatu puasa tidak berpengaruh terhadap sah tidaknya puasa lain.