Akhir-akhir ini, ramai diperbincangkan bahwa Indonesia menjadi fatherless country ketiga di dunia. Hal ini menandakan bahwa banyak anak Indonesia yang tidak merasakan sosok ayah dalam kehidupannya. 

Lalu, apa pengertian fatherless sebeenarnya? Apakah  ayah hanya bertanggung jawab dalam memberi nafkah menjadi tonggak utama pengasuhan di Indonesia? 

Pengertian Fatherless menurut ahli:


Pengertian "fatherless men" mengacu pada laki-laki yang tumbuh dan hidup tanpa kehadiran ayah atau figur ayah yang terlibat secara signifikan dalam kehidupan mereka. Para ahli mungkin memiliki perspektif yang berbeda tentang konsep ini. Berikut adalah beberapa definisi dan pandangan dari beberapa ahli terkait "fatherless men":

- Dr. Warren Farrell: Menurut Dr. Warren Farrell, seorang ahli psikologi dan penulis buku "The Boy Crisis", "fatherless men" merujuk pada laki-laki yang tidak memiliki figur ayah yang konsisten dan positif dalam kehidupan mereka. Menurutnya, kehilangan figur ayah dapat berdampak pada berbagai aspek kehidupan laki-laki, termasuk identitas gender, hubungan interpersonal, dan kesejahteraan emosional.

- Dr. Michael Gurian: Dr. Michael Gurian, seorang penulis dan ahli psikologi, juga membahas tentang "fatherless men". Baginya, "fatherless men" adalah laki-laki yang tidak memiliki hubungan yang kuat dan konstan dengan ayah mereka. Gurian percaya bahwa ketiadaan figur ayah yang positif dapat menyebabkan tantangan dalam perkembangan emosional dan sosial laki-laki, serta mempengaruhi kemampuan mereka dalam membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.

- Dr. Wade Horn: Dr. Wade Horn, seorang psikolog dan mantan Asisten Sekretaris Departemen Kesejahteraan Anak dan Keluarga di Amerika Serikat, juga berfokus pada isu "fatherless men". Menurut Horn, "fatherless men" adalah laki-laki yang tidak memiliki figur ayah yang stabil dalam kehidupan mereka. Dia menyatakan bahwa ketiadaan ayah dapat berdampak negatif pada kesejahteraan fisik, emosional, dan sosial laki-laki.

- Perlu dicatat bahwa pendapat dan definisi dari para ahli tersebut mungkin berbeda satu sama lain. Namun, pada umumnya, "fatherless men" merujuk pada laki-laki yang tidak memiliki kehadiran ayah yang konsisten dan positif dalam kehidupan mereka, dan ini dapat berdampak pada berbagai aspek perkembangan mereka.

Dampak fatherless bagi perkembangan psikologi anak 

Ilustrasi fatherless/pixabay


Ketika kita membahas "fatherless" dalam konteks anak-anak, itu mengacu pada kondisi di mana seorang anak tumbuh dan hidup tanpa kehadiran ayah atau figur ayah yang terlibat secara signifikan dalam kehidupan mereka. Kehilangan figur ayah dapat memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan anak. Berikut adalah beberapa faktor dan dampak yang sering dikaitkan dengan keadaan "fatherless" pada anak:

1. Perkembangan Emosional:
Ayah atau figur ayah memiliki peran penting dalam perkembangan emosional anak. Kehilangan kehadiran ayah dapat menyebabkan rasa kehilangan, kebingungan, dan kesedihan pada anak. Mereka mungkin mengalami kesulitan mengelola emosi mereka, mengembangkan kepercayaan diri, dan membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.

2. Identitas Gender:
Ayah memainkan peran penting dalam membantu anak laki-laki mengembangkan identitas gender mereka. Ayah memberikan contoh peran laki-laki yang sehat dan memberikan panduan dalam memahami maskulinitas. Tanpa kehadiran ayah, anak laki-laki mungkin mengalami kesulitan dalam menemukan identitas mereka dan memahami peran laki-laki dalam masyarakat.

3. Pembelajaran dan Prestasi Akademik:
Kehadiran ayah yang terlibat dalam pendidikan anak dapat berdampak positif pada prestasi akademik mereka. Ayah sering kali memberikan dukungan, dorongan, dan pengawasan yang diperlukan untuk membantu anak mencapai potensi akademik mereka. Dalam kasus "fatherless", anak mungkin menghadapi kesulitan dalam memotivasi diri, mengatur waktu, dan mencapai keberhasilan akademik yang optimal.

4. Perilaku dan Masalah Sosial:

Kehilangan kehadiran ayah juga dapat berkontribusi pada perkembangan perilaku dan masalah sosial pada anak. Anak mungkin lebih rentan terhadap masalah perilaku seperti agresi, kenakalan remaja, penyalahgunaan zat, dan masalah hukum. Kurangnya figur ayah sebagai panutan dan pengaruh positif dapat mempengaruhi pemahaman mereka tentang norma sosial dan etika.

5. Hubungan Interpersonal:

Ayah berperan dalam membentuk kemampuan anak dalam membangun hubungan interpersonal yang sehat. Kehadiran ayah dapat memberikan contoh peran laki-laki dalam hubungan yang baik dengan pasangan, keluarga, dan teman. Tanpa figur ayah, anak mungkin mengalami kesulitan dalam memahami dan membentuk hubungan yang sehat dengan orang lain.

Dalam situasi "fatherless", penting untuk menyediakan dukungan dan sumber daya yang memadai bagi anak-anak agar mereka dapat mengatasi dampak negatif yang mungkin timbul. Dukungan dari anggota keluarga lain, peran model laki-laki yang positif, dan akses ke layanan konseling atau bimbingan dapat membantu anak dalam menghadapi tantangan yang dihadapinya akibat kehilangan figur ayah.