Membangun BTS 4G di daerah terpencil Papua bukanlah tugas yang mudah. Dirut Bakti, salah satu perusahaan telekomunikasi terkemuka di Indonesia, mengungkapkan beberapa kendala yang dihadapi dalam proyek tersebut.

Salah satu kendala utama adalah aksesibilitas. Daerah terpencil di Papua seringkali sulit dijangkau karena terbatasnya infrastruktur jalan dan transportasi. Hal ini membuat proses pengiriman peralatan dan material konstruksi menjadi sangat sulit dan mahal.

Selain itu, kondisi geografis Papua yang berbukit-bukit dan berhutan lebat juga menjadi tantangan tersendiri. Pemasangan BTS 4G membutuhkan pemilihan lokasi yang strategis dan stabil agar sinyal dapat menjangkau seluruh daerah dengan baik. Namun, mencari lokasi yang sesuai di daerah yang sulit diakses dan memiliki medan yang sulit adalah pekerjaan yang rumit.

Tidak hanya itu, faktor cuaca juga menjadi kendala dalam proyek ini. Papua seringkali mengalami cuaca ekstrem seperti hujan lebat dan angin kencang. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan dan memperlambat proses pembangunan.

Dirut Bakti menyatakan bahwa meskipun menghadapi berbagai kendala tersebut, perusahaan tetap berkomitmen untuk membangun BTS 4G di daerah terpencil Papua. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan konektivitas dan akses informasi bagi masyarakat di daerah tersebut.