Dongeng Kancil dan Jerapah: Pelajaran untuk Jerapah yang Angkuh dari Kancil

Dalam sebuah hutan yang indah, hiduplah seekor Kancil yang cerdik dan lincah. Kancil selalu menjadi pusat perhatian karena kecerdikannya. Di hutan itu juga tinggal seekor Jerapah yang angkuh dan sombong.

Suatu hari, Jerapah berjalan-jalan dengan angkuhnya di hutan. Ia merasa dirinya adalah hewan paling tinggi dan paling hebat di hutan. Melihat tingkah laku Jerapah yang angkuh, Kancil merasa kesal dan ingin memberinya pelajaran.

Kancil pun mendekati Jerapah dan berkata, "Hai Jerapah, apakah kamu tahu bahwa tinggi badanmu tidak menentukan kehebatanmu?" Jerapah yang angkuh hanya tertawa dan menganggap remeh perkataan Kancil.

Untuk membuktikan bahwa tinggi badan bukanlah segalanya, Kancil menantang Jerapah untuk berlomba lari. Jerapah yang merasa dirinya lebih unggul dengan tinggi badannya, menerima tantangan tersebut dengan sombong.

Pertandingan dimulai, Kancil dengan lincahnya berlari dengan cepat melewati rintangan-rintangan di hutan. Sedangkan Jerapah dengan langkah panjangnya yang lambat, kesulitan melewati rintangan-rintangan tersebut.

Akhirnya, Kancil berhasil sampai di garis finish terlebih dahulu. Jerapah yang angkuh itu terkejut dan merasa malu. Ia baru menyadari bahwa tinggi badan bukanlah segalanya. Kecerdikan dan kecepatan Kancil jauh lebih berharga daripada tinggi badan yang dimilikinya.

Dari kejadian itu, Jerapah belajar untuk tidak sombong dan merendahkan hewan lain. Ia menyadari bahwa semua hewan di hutan memiliki kelebihan dan keunikan masing-masing. Jerapah pun menjadi lebih rendah hati dan bersahabat dengan semua hewan di hutan.

Pesan moral dari dongeng ini adalah kita tidak boleh sombong dan meremehkan orang lain hanya karena kita merasa lebih tinggi atau lebih hebat. Setiap orang memiliki kelebihan dan keunikan masing-masing yang perlu dihargai. Kita harus belajar untuk rendah hati dan bersahabat dengan semua orang.