Perbandingan Kandang Vietnam dengan Gelora Bung Karno: Kebun Tebu vs Karpet Persia

Mendengar timnas Vietnam mengeluh soal stadion di pertandingan tandang adalah hal biasa. Setiap tim mereka bermain di luar negeri, selalu saja muncul keluhan soal lapangan. Padahal, kualitas stadion utama mereka di Piala AFF 2022, My Dinh National Stadium, Hanoi, layaknya kebun tebu.

Kualitas infrastruktur sepakbola di Indonesia berupa stadion dan lain sebagainya terdongkrak seiring dengan seringnya Indonesia menjadi tuan rumah beberapa event olahraga besar dari level ASEAN, Asia, maupun dunia.

Dari beberapa stadion berstandar FIFA, Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, tetap yang terbaik di Indonesia. Stadion yang dibangun pada 1960-an itu semakin cantik karena mengalami beberapa renovasi. Contohnya saat menggelar Asian Games 2018 dan Piala Dunia U-20 2023.

Arena berkapasitas 80 ribu penonton itu akan menjadi tempat timnas Indonesia menjamu Vietnam pada leg pertama semifinal Piala AFF 2022. Kualitas rumput yang jempolan, halus bagaikan permadani.

Oke! jadi rahasianya itu tentang aktivitas Pemantauan dan Pengecekan rutin yang dilakukan oleh teknisi GBK & tenaga ahli untuk menjaga kualitas lapangan Stadion Utama biar tetep bagus & terawat. pic.twitter.com/Vbj7PkjwBP

SPORTS
Timnas Vietnam Mengeluh Tertahan di Bandara Gara-gara Visa Ofisial Korea

— Gelora Bung Karno (@love_gbk) December 3, 2022

Sialnya, saat Indonesia menjalani leg kedua di kandang Vietnam, kondisinya berbanding 180 derajat. My Dinh National Stadium, Hanoi, sangat buruk. Stadion yang dibangun untuk SEA Games 2003 itu sangat tidak terawat.

Akibat musim dingin dan jarangnya matahari bersinar, rumput stadion kering dan gersang, tidak hijau atau mengkilap layaknya SUGBK. Kualitas rumput stadion berkapasitas 40 ribu penonton itu sangat memprihatinkan.

Buruknya kualitas My Dinh National Stadium diakui langsung Park Hang-seo maupun Kim Pan-gon saat memimpin Malayasia menghadapi Vietnam. Bahkan, saat melawan Myanmar, Park Hang-seo tertangkap kamera mencabuti rumput liar yang tumbuh di lapangan terbaik di Vietnam itu. 

(andri ananto/anda)