Membran 3D cerdas berbasis PLLA dan CHA berion perak untuk mengatasi radang gusi dan kerusakan tulang.
Memahami Tantangan Radang Gusi dan Kerusakan Tulang
Periodontitis, atau penyakit radang gusi kronis, adalah masalah kesehatan gigi yang mempengaruhi hingga 74% populasi. Penyakit ini tidak hanya menyebabkan peradangan gusi, tetapi juga merusak jaringan penyangga gigi dan menghancurkan tulang rahang. Jika tidak diatasi, gigi dapat goyah dan lepas dengan sendirinya. Salah satu metode yang digunakan untuk mengatasi kerusakan tulang akibat periodontitis adalah Guided Bone Regeneration (GBR), yang menggunakan membran penghalang untuk melindungi area tulang yang ingin dipulihkan.
Inovasi Membran Cerdas 3D untuk Solusi Efektif
Menjawab tantangan ini, Muhammad Hidayat Syahruddin, mahasiswa doktoral di Fakultas Kedokteran Gigi UGM, mengembangkan membran GBR 'cerdas' berbasis teknologi pencetakan tiga dimensi (3D) berbentuk sarang lebah. Membran ini menggunakan poly-L-lactic acid (PLLA) sebagai bahan utama yang ramah tubuh dan dapat terurai secara bertahap sesuai pertumbuhan jaringan. Inovasi ini diperkuat dengan lapisan karbonat apatit (CHA) berion perak (Ag-CHA) yang dikombinasikan dengan polyvinyl alcohol (PVA) untuk meningkatkan fleksibilitas dan daya serap air.
Ion perak memberikan efek antibakteri alami, melindungi area penyembuhan dari infeksi yang rentan terjadi di sekitar gigi. Membran ini terbukti mampu menghambat pertumbuhan dan mematikan enam jenis bakteri utama penyebab periodontitis, termasuk Porphyromonas gingivalis. Inovasi ini mampu menciptakan membran 'cerdas' yang mendukung pertumbuhan tulang, melindungi dari bakteri, terurai secara terkontrol, aman, dan tidak memerlukan operasi tambahan untuk pengangkatan.
Hidayat, mahasiswa Program Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggulan (PMDSU), menempuh studi doktor sejak 2022 di bawah bimbingan Ika Dewi Ana selaku promotor, bersama ko-promotor Rahmi Anggraeni dari BRIN, Dyah Irnawati, serta Natalia Beshchasna dari Fraunhofer Institute for Ceramic Technologies and Systems (IKTS), Jerman. Disertasi Hidayat merupakan kelanjutan riset tim UGM dalam merekayasa CHA agar berdaya antibakteri.
Basis teknologi CHA yang terbukti unggul telah dimiliki dan dihilirkan dalam berbagai produk inovasi UGM. Hidayat mengembangkan substitusi ion Ag pada CHA untuk melapisi membran yang didesain. Ke depan, pengembangan dapat diarahkan pada self-assembled surface agar membran mampu menata diri melindungi area penyembuhan saat menghadapi serangan bakteri.
Widowati Siswomihardjo, Ketua Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran Gigi UGM, menambahkan, penelitian ini membuka peluang pengembangan perawatan infeksi seperti periodontitis dan implantasi lain dengan lebih aman, efektif, dan nyaman bagi pasien. Teknologi ini diharapkan menjadi terobosan untuk dokter gigi dan pasien di masa depan.
Inilah yang selalu kami tekankan pada mahasiswa: Let us start from the end. Pikirkan kontribusi nyata yang akan diberikan pada masyarakat dari penelitian yang dilakukan.