Kisah Zahid, Sahabat Rasulullah yang Memilih Tak Menikah dan Syahid di Jalan Allah

"Kisah Zahid adalah sebuah contoh bagaimana Allah SWT memuliakan umat yang berjuang di jalan-Nya."

Life | 27 January 2023, 18:01
Kisah Zahid, Sahabat Rasulullah yang Memilih Tak Menikah dan Syahid di Jalan Allah

Pada zaman Rasulullah SAW, terdapat suatu kisah yang mengharukan sekaligus membanggakan. Yaitu tentang kisah seorang pemuda yang rela tidak menikah dengan wanita yang dicintainya demi berjihad di jalan Allah SWT bersama Rasulullah SAW. Berikut ini adalah kisahnya.

Kedatangan Rasulullah di Kepada Zahid

Daun.id

istimewa

Dikisahkan pada zaman Rasulullah SAW, hiduplah pemuda bujang berusia 35 tahun yang bernama Zahid. Ia tinggal di Suffah (serambi) Masjid Madinah. Pada suatu hari saat Zahid sedang mengasah pedangnya, datanglah Rasulullah SAW kepadanya. 

Ketika Rasulullah SAW datang dan mengucapkan salam, Zahid menjawab dengan gugup.

Rasulullah berkata, “wahai saudaraku Zahid, selama ini engkau sendiri saja,” Rasulullah menyapa.

“Allah bersamaku, ya Rasulullah,” kata Zahid sambil ter tunduk karena tak kuasa melihat keagungan beliau.

“Maksudku kenapa engkau selama ini membujang,” kata Rasulullah, “apakah engkau tidak ingin menikah?”

Zahid menjawab, “ya Rasulullah, aku ini seorang yang tidak memiliki pekerjaan tetap, dan wajahku juga tak tampan. Siapa yang menginginkan diriku?”

“Asal engkau mau, itu urusan yang mudah,” kata Rasulullah sambil tersenyum.

Kemudian Rasulullah SAW meminta seorang sahabat untuk membuatkan surat yang berisi lamaran kepada seorang wanita bernama Zulfah binti Said. Zulfah adalah gadis cantik jelita anak dari bangsawan Madinah yang kaya raya. 

Kebahagiaan Zahid Ketika Lamaranya Diterima

Tak lama setelahnya, surat itu diserahkan sendiri Zahid ke rumah Said. Saat itu ada tamu lain di rumah Said. Seletah sampain, Zahid kemudian memberikan salam, dan memberikan surat tersebut dan diterima sendiri Said ayah Zulfah.

Zahid berkata, “wahai saudaraku Said, aku membawa surat dari Rasulullah untuk diberikan kepadamu.”

Said kemudian menjawab, “ini adalah suatu kehormatan untuku.”

Setelah membaca surat dari Zahid, ayah Zulfah terkejut dan terperanjat. Karena berdasarkan tradisi perkawinan Arab, seorang bangsawan harus menikah dengan keturunan bangsawan dan yang kaya harus menikah dengan orang kaya.

Akhirnya Said bertanya kepada Zahid, “wahai saudaraku, betulkah surat ini dari Rasulullah?”

“Apakah engkau pernah melihat aku berbohong?” Jawab Zahid.

Dalam suasana itu Zulfah datang dan berkata, “wahai ayah, kenapa sedikit tegang terhadap tamu ini? Bukankah lebih baik di persilahkan masuk?”

Said kepada anaknya, “wahai anakku, ini adalah pemuda yang sedang melamarmu untuk menjadi istrinya.”

Mendengar itu, Zulfah yang merasa terhina kemudian menangis sejadi-jadinya dan berkata, “wahai ayah, banyak pemuda tampan dan kaya raya menginginkan aku, tetapi aku tidak mau.” 

Maka berkatalah Said kepada Zahid, “wahai saudaraku, engkau tahu sendiri anakku tidak mau. Bukan aku menghalanginya, dan sampaikan kepada Rasulullah bahwa lamaranmu ditolak.”

Namun ketika mendengar nama Rasul disebut oleh ayahnya, Zulfah berhenti menangis dan bertanya, “wahai ayah, mengapa membawa-bawa nama rasulullah?”

Said menjawab, “lamaran ini adalah perintah Rasulullah.”

Maka Zulfah istighfar beberapa kali dan menyesali kelancangan perbuatannya sebelumnya. Lalu ia berkata kepada ayahnya, “wahai ayah, kenapa tidak sejak tadi ayah berkata bahwa yang melamarkan ini adalalah Rasulullah. Kalau begitu, segera aku harus dinikahkan dengan pemuda ini.”

Pada kondisi itu, Zulfah mengingat firman Allah dalam al-Quran,

إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

“Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan, "Kami mendengar, dan kami patuh." Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. an-Nur [24]: 51)

Zahid yang lamaranya diterima, pada hari itu merasa sangat bahagia. Jiwanya terasa melayang-layang ke angkasa. Baru kali ini dia merasakan bahagia yang tiada tara. Segera dia melangkah pulang. Sesampainya di masjid, Zahid bersujud syukur. 

Rasullah pun tersenyum ketika melihat gerak-gerik Zahid yang berbeda dari biasanya. Rasulullah pun bertanya, bagaimana Zahid?”

“Alhamdulillah, diterima, ya Rasulallah,” jawab Zahid.

“Apakah sudah ada persiapan?”

Zahid menundukkan kepala sambil berkata, “ya Rasul, kami tidak memiliki apa-apa.”

Akhirnya Rasulullah menyuruhnya pergi ke para sahabat lain seperti Abu Bakar, Utsman, dan Abdurrahman bin Auf agar mereka membantunya mempersiapkan pernikaha. Setelah persiapan yang cukup, Zahid pergi ke pasar untuk membeli persiapan perkawinan. Tak lama kemudian setelah tiba di pasar, ada pengumuman jihad untuk menegakkan agama Allah.

Gugurnya Zahid Ketika Berjihad

Daun.id

istimewa

Zahid mulai bingung menentukan sikap, antara menikah atau berjuang demi agama Allah. Akhirnya dia kembali lagi ke masjid. Sesampai di sana, dia melihat kaum Muslimin sudah siap-siap dengan perlengkapan senjata.

Zahid bertanya, “ada apa ini?”

Sahabat menjawab, “wahai Zahid, hari ini orang kafir akan menghancurkan kita, apakah kamu tidak mengetahui?”

Zahid membaca istighfar beberapa kali dan berkata, “jika begitu, uang untuk menikah ini akan aku belikan baju besi dan kuda yang terbaik. Aku akan memilih berjihad bersama Rasulullah dan menunda pernikahan ini.”

Pada kondisi itu, para sahabat menasehatinya, “wahai Zahid, nanti malam kamu berbulan madu (menikah), tetapi engkau hendak berperang?”

Zahid menjawab tegas, “itu sudah ketetapan hatiku, ingin bersama Rasulullah untuk ber jihad.”

Lalu di hadapan para sahabat nabi, Zahid membaca ayat,

قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ

“Katakanlah, ‘Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.’ Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (QS. at-Taubah [9]: 24)

Akhirnya Zahid bersama sahabat dan Rasulullah SAW maju ke medan perang. Zahid berperang dengan hebat, banyak musuh gugur di tangannya. Namun pada perang itu Zahid menemui kesyahidannya. Dia gugur demi membela akidah Rasulullah.

Ketika peperangan usai, kemenangan berada di tangan kaum Muslimin. Senja penuh dengan keberkahan ketika Rasullullah memeriksa satu persatu sahabat yang telah gugur sebagai syahid.

Tampak dari kejauhan sosok pemuda yang bersimbah darah dengan luka bekas sayatan pedang. Rasulullah menghampiri jasad itu dan meletakkan kepalanya di pangkuan beliau. Rasul memeluknya sambil menangis tersedu-sedu.

Rasulullah berkata, "bukankah kamu, wahai Zahid, yang hendak menikah malam ini? Tapi engkau memilih keridhaan Allah, dengan berjhad bersamaku.” 

Turunya Bidadari Menjemput Zahid

Daun.id

istimewa

Tak lama kemudian Rasulullah tersenyum dan memalingkan muka ke sebelah kiri karena malu. Sesosok bidadari cantik dari surga menjemput ruh mulia pemuda itu (Zahid), sambil tersingkap kakinya, sehingga tampak keindahan betis hingga membuat Rasulullah SAW malu dan memalingkan wajah.

Rasulullah kemudian berkata, “Hari ini Zahid berbulan madu dengan bidadari yang lebih cantik daripada Zulfah.”

Lalu Rasulullah SAW membaca ayat,

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ، فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِمْ مِنْ خَلْفِهِمْ أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Ali ‘Imran [3]: 169-170)

وَلَا تَقُولُوا لِمَنْ يُقْتَلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتٌ ۚ بَلْ أَحْيَاءٌ وَلَٰكِنْ لَا تَشْعُرُونَ

“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.” (QS. al-Baqarah [2]: 154)

Pada saat itulah para sahabat meneteskan air mata. Ketika Zulfah mengertahui kabar bahwa Zahid calon suaminya gugur, ia pun berkata, “Ya Allah, alangkah bahagianya calon suamiku itu. Jika aku tidak dapat mendampinginya di dunia, maka izinkanlah aku mendampinginya di akhirat.”

(m. taufik naufal/nf)


Rekomendasi untuk Anda

Berita Terbaru

JADWAL SHOLAT HARI INI

KAMIS, 28 MARET 2024 (JAKARTA PUSAT)
IMSYAK 04:31 SUBUH 04:41 DUHA 06:18 ZUHUR 12:00
ASHAR 15:14 MAGHRIB 18:02 ISYA 19:11  

Zodiak Aries Hari Ini

Percintaan

Percintaan Aries pada bulan Maret 2024 akan menjadi penuh gairah dan emosional. Hubungan yang sudah ada dapat mengalami beberapa perubahan dan tantangan, tetapi dengan komunikasi yang baik, Aries dapat memperkuat ikatan mereka. Bagi yang masih single, ada kemungkinan untuk bertemu seseorang yang menarik dan memulai hubungan baru.



Aries Selengkapnya