Kisah Abu Darda, Hakim Adil Rasulullah yang Tidak Memiliki Rasa Dendam Pada Siapapun

Uwaimir bin Zaid bin Qais al-Anshari al-Khazraji atau yang lebih dikenal dengan Abu Darda' RA merupakan hakim yang dikenal bijaksana dan adil. Abu Darda' RA ini termasuk golongan yang terakhir masuk Islam ketika Rasulullah SAW masih hidup. Namun meski begitu, Abu Darda' ini memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi, paling fakih dan paling bijak.

Awal Kisah Abu Darda' Masuk Islam

Sebelum masuk Islam, Abu Darda' adalah seorang pagan atau penyembah berhala. Kisah Abu Darda' masuk Islam adalah kisah yang menarik, kisah itu diawali dengan kedatangan Abdullah bin Rawahah dan Muhammad bin Maslamah RA ke rumahnya. Mereka berdua datang tanpa sepengatahuan dari Abu Darda'.

Di rumah Abu Darda' mereka berdua menghancurkan berhala yang disembah Abu Darda. Ketika Abu Darda' pulang, ia pun kaget. Ia memunguti dan mengumpulkan remukan-remukan berhala itu dengan berkata, “Bodoh sekali kalian ini! Mengapa tidak kalian lawan! Mengapa tidak kalian bela diri kalian sendiri!”

Ummu Darda' istri Abu Darda' menimpali, “Kalau mereka mereka bisa memberi manfaat dan menolak bahaya kepada orang lain, tentu mereka mampu melakukannya untuk diri mereka sendiri.”

Abu Darda' berkata pada istrinya, “Tolong siapkan air di wadah mandi untukku. Siapkan juga pakaian dan perlengkapannya.”

Setelah membersihkan diri dan berpakaian, ia kemudian pergi menuju Rasulullah SAW. Melihat kedatangan Abu Darda', Abdullah bin Rawahah berkata, “Rasulullah, itu Abu Darda'. Menurutku ia datang untuk menuntut balas kepada kami.” 

Nabi menanggapi, “Kedatangannya untuk memeluk Islam. Sesungguhnya Rabku menjanjikan kepadaku bahwa Abu Darda' akan memeluk Islam.”

Abu Darda' Hakim Rasulullah yang Bijaksana

Semasa hidup, Abu Darda' dikenal sebagai sahabat Rasulullah SAW yang ahli hikmah. Hikmah ini adalah bidang ilmu dalam Islam yang artinya memiliki pemahaman yang mendalam mengenai nilai yang bisa diambil dari kehidupan bersumber dari al-Qur'an. Sebelum memeluk Islam, Abu Darda' adalah seorang yang menyembah berhala, bahkan memberikan berhala itu pakaian yang bagus dan parfum yang mahal.

Sejak masuk Islam, Abu Darda' tak pernah berhenti belajar. Ia belajar langsung kepada Rasulullah SAW hingga ia akhirnya menjadi seorang ahli hikmah. Sejak itu Ia selalu merenung dan berpikir.

Semasa hidup, pendapat Abu Darda' sebagai ahli hikmah digunakan pegangan umat Islam. Ia selalu menyeru kepada kebaikan. Pada masa Khalifah Usman bin Affan, Abu Darda' dipercaya menjadi seorang hakim di Syam. Ketika itu, Ia menjadi hakim yang disegani. Salah satu perkataan dari Abu Darda' adalah, "Janganlah membebankan kepada manusia yang sebenarnya tidak dibebankan kepada mereka! Jangan menghisab manusia mendahului Tuhan mereka."

Ketika menjadi hakim, Abu Darda' selalu menegakkan kebenaran, Abu Darda juga tak pernah membenci seseorang. Menurutnya setiap orang adalah bersaudara. Pernah suatu ketika, Abu Darda' bertemu dengan seorang laki-laki yang bersalah dan banyak dosa. Semua orang mencelanya, kecuali Abu Darda'.

"Aku hanya benci perbuatannya. Jika dia meninggalkan perbuatan itu, dia adalah saudaraku," begitulah salah kata Abu Darda'.

Abu Darda' menghabiskan sisa hidupnya di Syam. Abu Darda wafat di usia 72 tahun.

(m. taufik naufal/nf)