Kisah Syaikhona Kholil Bangkalan Beri Isyarat ke KH Hasyim Asy'ari untuk Dirikan NU

Organisasi Nahdlatul Ulama (NU) resmi berdiri pada tahun 1926 / 16 Rajab 1344 Hijriyah. Rupanya di balik kelahiran organisai terbesar di Indonesia ini mempunyai kisah yang begitu unik dan penuh hikmah dan juga perjuangan.

Disebut, NU barangkali tak akan lahir jika tak ada sebuah tongkat dan tasbih dari Syaikohona Kholil Bangkalan. Karena berkat dua barang sakral itulah KH Hasyim Asyari akhirnya mantap mendirikan NU.

Seperti diketahui, jika Syaikhna Kholil adalah salah satu ulama kharismatik yang mempunyai banyak murid yang kelak jadi pentolan NU dan Muhammadiyah. Salah satu muridnya adalah KH Hasyim Asyari.

Seperti dituturkan oleh Syamsul A. Hadi dalam buku "Khariama Kiai As'ad di Mata Umat", awalnya, pada tahun 1924 Kiai Hasyim dimintai persetujuannya oleh kelompok diskusi taswirul afkar untuk mendirikan sebuah organisasi atau Jamiyah.

1. Tongkat dari Syaikhona Kholil untuk KH Hasyim Asyari

Sebelum memutuskan membentuk sebuah organisasi atau jamiyah, kiai pendiri pondok pesantren Tebuireng tersebut meminta waktu untuk mengerjakan shalat istikharah terlebih dahulu. Namun, setelah sekian lama petunjuk tersebut belum kunjung datang, sehingga kiai Hasyim menjadi gelisah.

Dalam hatinya, Kiai Hasyim ingin berjumpa dengan gurunya, KH Kholil bin Abdul Latif di Bangkalan, Madura.

Namun, KH Kholil terlebih dahulu sudah mengetahui kegelisahan Kiai Hasyim tersebut, sehingga kiai segera mengutus salah satu santrinya yang bernama As'ad, yang kelak akan menjadi pendiri Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah, Sukorejo, Situbondo.

Dikisahkan, saat itu Kiai As'ad yang sedang nyantri di Pesantren KH Kholil usiaya baru 27 tahun. Ia diberikan sebuah tongkat dari KH Kholil agar diberikan kepada Kiai Hasyim, Tebuireng.

Kiai As'ad juga dipesani agar membacakan Alquran surat Thaha ayat 17-23 kepada Kiai Hasyim. Saat Kiai Hasyim menerima kedatangan As'ad dan mendengar ayat tersebut, hatinya pun langsung bergetar.

2. Tasbih dari Syaikhona Kholil untuk KH Hasyim Asyari

Kiai Hasyim pun kemudian sudah merasa keresahannya terjawab dengan isyarat berupa tongkat dari KH Kholil yang dikirim kepadanya melalui Kiai As'ad. Meski demikian, tampaknya Kiai Hasyi masih terlihat bimbang dan ragu. Sampai akhirnya, kebimbangan itu diketahui oleh KH Kholil Bangkalan.

Untuk kedua kalinya, KH Kholil memberikan sebuah isyarat kepada Kiai Hasyim untuk mendirikan NU. Kali ini KH Kholil kembali mengutus Kiai As'ad untuk menjadi kurir dari Bangkalan Madura ke Tebuireng Jombang.

Kali ini, ia diamanahi sebuah tasbih untuk disampaikan ke Kiai Hasyim.

Saat membawa tasbih tersebut, Kiai Kholil juga meminta As'ad untuk mengamalkan sebuah wirid Ya Jabbar, Ya Qahhar selama perjalannya dari Bangkalan ke Tebuireng, Jombang. "Kiai, saya diutus oleh kiai Kholil untuk menyampaikan tasbih ini," ucap As'ad saat bertemu Kiai Hasyim sambil menunjukkan tasbih yang dikalungkan di lehernya tersebut.

Kehadiran As'ad kedua inilah yang membuat Kiai Hasyim benar-benar mantap untuk mendirikan NU, lantaran menangkap isyarat bahwa Kiai Kholil sebagai gurunya tidak keberatan jika ia dan sahabat-sahabatnya mendirikan oraganisasi tersebut. Itulah jawaban yang dinanti-nantikannya selama ini.

Akhirnya, tepat pada tanggal 16 Rajab 1344 Hijriyah atau 31 Januari 1926.

(abdul mufid/nf)