10 Ungkapan Inspiratif Hari Pendidikan Nasional, Sosok Ki Hadjar Dewantara dan 3 Semboyannya

10 Ungkapan Inspiratif Hari Pendidikan Nasional, Sosok Ki Hadjar Dewantara dan 3 Semboyannya 

Hari Pendidikan Nasional selalu diperingati setiap tanggal 2 Mei. Hari ini menjadi tonggak bersejarah bagi pendidikan bangsa Indonesia. 

Oleh karena itu, berikut beberapa ucapan inspiratif Hari Pendidikan Nasional, lengkap dengan sosok Ki Hadjar Dewantara dan tiga semboyannya yang sangat luhur. 
 

Ucapan inspiratif Hari Pendidikan Nasional:

1. Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang bisa digunakan untuk mengubah dunia. - Nelson Mandela

2. Pendidikan adalah investasi terbaik yang bisa kita berikan untuk masa depan kita. - Franklin D. Roosevelt

3. Pendidikan adalah bukan tentang memenuhi sebuah ember, melainkan tentang menyalakan api. - William Butler Yeats

4. Kualitas pendidikan yang baik adalah kunci keberhasilan dalam hidup. - Maria Montessori

5. Pendidikan adalah pemberian nyawa bagi sebuah bangsa." - Bung Karno

6. Pendidikan bukanlah persiapan untuk hidup, pendidikan adalah hidup itu sendiri." - John Dewey

7. Pendidikan adalah panggilan, bukan pekerjaan." - William Arthur Ward

8. Tidak ada keberhasilan tanpa pendidikan." Itulah mengapa Hari Pendidikan Nasional sangat penting, karena pendidikan adalah kunci untuk masa depan yang lebih baik bagi bangsa dan generasi yang akan datang.

9. Marilah kita rayakan Hari Pendidikan Nasional dengan semangat yang tinggi dan tekad yang kuat untuk memajukan pendidikan di negara ini. Kita harus terus berjuang untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif, kreatif, dan inklusif, sehingga setiap anak Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan meraih mimpi mereka.

10. Semoga di Hari Pendidikan Nasional ini kita semua dapat terinspirasi dan termotivasi untuk terus belajar dan berinovasi dalam menciptakan pendidikan yang lebih baik bagi Indonesia. Selamat Hari Pendidikan Nasional!

Sosok Ki Hadjar Dewantara 

Ki Hadjar Dewantara, atau yang dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, adalah seorang tokoh pendidikan yang sangat berpengaruh dalam sejarah pendidikan Indonesia. Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan memiliki makna yang sangat luas dan mendalam.

Menurut beliau, pendidikan tidak hanya sekedar mengajarkan keterampilan dan pengetahuan yang berguna untuk mencari pekerjaan atau mencapai kesuksesan dalam kehidupan. Lebih dari itu, pendidikan harus mampu membentuk karakter dan kepribadian seseorang, sehingga dapat menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur, bertanggung jawab, dan mampu berkontribusi bagi masyarakat dan bangsa.

Ki Hadjar Dewantara juga mengajarkan bahwa pendidikan harus menjadi hak semua orang, tanpa terkecuali. Setiap anak harus memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas, tidak peduli apa latar belakang atau status sosial mereka.

Selain itu, Ki Hadjar Dewantara juga mengedepankan pendidikan yang berbasis pada budaya dan kearifan lokal. Menurutnya, pendidikan harus mampu mengakomodasi nilai-nilai dan tradisi lokal, sehingga tidak merusak identitas dan jati diri bangsa.

Secara keseluruhan, Ki Hadjar Dewantara mengajarkan bahwa pendidikan harus berorientasi pada manusia yang utuh dan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat dan bangsa. Dengan demikian, pendidikan dapat menjadi sarana untuk membangun kehidupan yang lebih baik dan beradab.

Tiga semboyan Ki Hajar Dewantara yang terkenal:

Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.

Semboyan ini berarti "Di depan memberi contoh, di tengah membangun semangat, di belakang memberikan dorongan". Semboyan ini mengajarkan bahwa pendidikan harus dimulai dari kepemimpinan yang memberikan contoh yang baik, kemudian dibangun semangat belajar siswa, dan akhirnya didorong untuk mencapai kesuksesan.

Semboyan-semboyan ini menunjukkan bahwa Ki Hajar Dewantara sangat memperhatikan pentingnya membangun semangat belajar dan sikap positif dalam pendidikan. Semboyan-semboyan ini masih relevan hingga saat ini dan dapat menjadi inspirasi dalam memperjuangkan pendidikan yang lebih baik di Indonesia.

(fahrul hikami/n)