Kendari merupakan sebuah kota di Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Kendari juga sekaligus menjadi ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. Kota ini memiliki luas 271,8 km² (26.847 Ha) dengan populasi penduduk sebanyak 404.000 jiwa (2021). Kota Kendari resmi menjadi kotamadya (kini kota) berdasarkan UU RI No. 6 Tahun 1995 tanggal 27 September 1995. Wilayah Kota Kendari berbatasan dengan Kabupaten Konawe di sebelah utara, Kabupaten Konawe Selatan di sebelah selatan dan barat, dan Laut Kendari di sebelah timur. Kota Kendari terdiri dari 10 kecamatan dan 67 kelurahan.
Secara astronomis Kendari terletak di sebelah selatan garis khatulistiwa, yaitu berada di antara 3°54'40" - 4°5'5" LS dan 122°26'33" - 122°39'14" BT. Kota Kendari memiliki tipologi tanah yang terdiri dari 14 jenis tanah diantaranya aluvial, glisol, litosol, dan podsolik sehingga menguntungkan bagi kegiatan pertanian, perkebunan, konstruksi, perikanan, dan lain-lain.
Pembuat peta pertama tentang Kendari adalah Vosmaer (berkebangsaan Belanda) tahun 1831, ia juga seorang merupakan penulis dan penemu daerah ini. Pada tanggal 9 Mei 1831 Vosmaer membangun istana raja Suku Tolaki bernama TEBAU di sekitar pelabuhan Kendari dan setiap tanggal 9 Mei pada waktu itu dan sekarang dirayakan sebagai hari jadi Kota Kendari. Kemudian di masa kolonial Belanda, Kendari menjadi Ibukota Kewedanan dan Ibu kota Onder Afdeling Laiwoi. Kota Kendari pertama kali tumbuh sebagai Ibukota Kecamatan dan selanjutnya berkembang menjadi Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959, dengan perkembangannya sebagai daerah permukiman, pusat perdagangan dan pelabuhan laut antar pulau. Dahulu, luas Kota Kendari adalah ± 31.400 km².
