Masohi adalah 37,30 km², yaitu 0.32% dari total wilayah Kabupaten Maluku Tengah, dengan jumlah penduduk di tahun 2020 berkisar 38.446 jiwa (Laki-laki 19.390 jiwa dan Perempuan 19.056 Jiwa). Kota Masohi terletak di tepian Teluk Elpaputih di selatan Pulau Seram. Sebagian besar wilayahnya memiliki topografi berupa dataran rendah dengan ketinggian 0-110 Mdpl. Kota Masohi memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut; sebelah utara, timur dan selatan berbatasan dengan Kecamatan Amahai; dan sebelah barat berbatasan dengan Teluk Elpaputih.
Secara etimologi kata Masohi berasal dari bahasa Maluku Tengah yang artinya Gotong Royong. Penduduk asli dari wilayah ini adalah suku Alifuru, namun juga banyak pendatang yang tinggal di kota ini. Kota Masohi dibangun pada 3 November tahun 1957, kemudian diresmikan oleh presiden pertama RI Ir Soekarno. Kota ini pada awalnya dibangun di atas tanah sengketa antara pemerintah Amahai dengan pemerintah daerah setelah daerah Seram Barat tidak dianggap layak. Kota ini didirikan pada tanah adat negeri Amahai "dataran NAMA" dan merupakan awal sejarah Pulau Seram setelah melemahnya kekuatan Republik Maluku Selatan pimpinan Chr. Soumokil. Selain itu juga sebagai wujud membangun Maluku setelah kemerdekaan Republik Indonesia.
Untuk transportasi menuju Kota Masohi, dapat ditempuh dari Ambon menggunakan jalur laut menggunakan kapal cepat atau kapal ferry. Jika menggunakan kapal cepat maka berangkat dari Pelabuhan Tulehu dengan waktu tempuh sekitar 90 menit menuju pelabuhan Amahai, kemudian dilanjutkan berkendara kurang lebih 15 menit menuju pusat kota. Jika menggunakan kapal ferry berangkat dari pelabuhan Liang di Ambon ada dua alternatif yaitu:1) melalui pelabuhan Kairatau dua jam menuju pelabuhan Kairatu dilanjutkan perjalanan darat kurang lebih 2-3 jam Masohi atau 2) langsung ke pelabuhan Ina Marina di Masohi dengan jarak tempuh dua setengah jam.
