Muara Teweh adalah sebuah wilayah yang terletak di Provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia. Wilayah ini sekaligus menjadi ibu kota Kabupaten Barito Utara. Muara Teweh ini berada di kecamatan Teweh Tengah. Wilayah cakupan Muara Teweh adalah kelurahan Lanjas dan kelurahan Melayu. Di wilayah ini terdapat pertambangan batu bara dan emas serta perkebunan kelapa sawit, rotan dan karet yang merupakan produk andalan dari Kabupaten Barito Utara.
Muara Teweh memiliki luas wilayah 60,76 km². Di kawasan Muara Teweh pernah terdapat benteng peninggalan Belanda. Lokasinya dulu terletak Markas Kepolisian Resor (Mapolres) Barito Utara yang sekarang.
Penduduk Muara Teweh terdiri atas suku bangsa yang sangat beragam dari, yakni suku asal Kalimantan di luar Dayak 588.650 jiwa (26,69%), Jawa 478.434 jiwa (21,69%), Banjar 464.260 jiwa (21,05%), Dayak 450.682 jiwa (20,43%), Melayu 86.322 (3,91%), Madura 42.668 jiwa (1,93%), Sunda 28.565 jiwa (1,30%), Batak 12.324 jiwa (0,56%) dan suku lainnya 2,44%.[3] Suku atau penduduk asli Barito Utara adalah suku Dayak Bakumpai dan Dayak Taboyan atau disebut juga Dayak Tawoyan. Bahasa yang digunakan, selaian bahasa resmi nasional bahasa Indonesia, keseharian penduduk juga memakai bahasa Dayak dialek Barito Utara.
