Nabire adalah salah satu kabupaten yang berada di provinsi Papua, Indonesia, yang berbatasan dengan provinsi Papua Barat. Ibu kota kabupaten ini terletak di punggung pulau Irian, yakni distrik Nabire. Jumlah penduduk kabupaten Nabire berjumlah 172.960 jiwa (2021). Kabupaten Nabire berdiri pada 10 September 1969. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 12.075 km² dengan populasi penduduknya berjumlah 172.960 jiwa (2021). Kabupaten Nabire terdiri atas 15 distrik, 9 kelurahan, dan 72 kampung.
Versi Suku Wate
Berdasarkan cerita dari suku wate, kata “Nabire” berasal dari kata “Nawi”. Pada zaman dahulu dipertimbangkan dengan kondisi alam Nabire pada saat itu yang banyak terdapat binatang jangkrik, terutama disepanjang kali Nabire. Lama kelamaan kata “Nawi” mengalami perubahan penyebutan menjadi Nawire dan akhirnya menjadi “Nabire”. Suku Wate yang terdiri dari suku yaitu Waray, Nomei, Raiki, Tawamoni dan Wali yang menggunakan satu bahasa terdiri dari enam kampung dan tiga distrik. Pada tahun 1958, Konstein Waray yang menjabat sebagai Kepala Kampung Oyehe menyerahkan tempat/lokasi kepada Pemerintah.
Versi Suku Yerisiam
Versi suku Yerisiam, kata Nabire berasal dari kata “Navirei” yang artinya daerah ketinggalan/daerah yang ditinggalkan. Penyebutan Navirei muncul sebagai nama suatu tempat pada saat diadakan pesta pendamaian ganti daerah antara suku Hegure dan Yerisiam. Pengucapan Navirei kemudian berubah menjadi Nabire yang secara resmi dipakai untuk memberi nama daerah ini oleh Bupati pertama yaitu Bapak A.K.B.P. Drs. Surojotanojo, SH (Alm).
Versi lain suku ini bahwa Nabire berasal dari Na Wyere yang artinya daerah kehilangan. Pengertian ini berkaitan dengan terjadinya wabah penyakit yang menyerang penduduk setempat, sehingga banyak yang meninggalkan Nabire kembali ke kampungnya dan Nabire menjadi sepi lambat laun penyebutan Na Wyere menjadi Nabire.
Versi Suku Hegure
Versi dari suku ini bahwa Nabire berasal dari Inambre yang artinya pesisir pantai yang ditumbuhi oleh tanaman jenis palem-palem seperti pohon sapu ijuk, pohon enau hutan, pohon nibun dan jenis pohon lainnya. Sehingga dengan adanya hubungan/komunikasi dengan suku pendatang, lambat laun penyebutan Inambre berubah menjadi Nabire.
