Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara, terdampak banjir dan longsor sejak Ahad, 7 April 2024. Banjir ini disebabkan oleh hujan dengan intensitas tinggi terutama di Kecamatan Likupang Selatan, Likupang Timur, Likupang Barat, dan Wori. Banjir tersebut menyebabkan longsor, pohon tumbang, dan kerusakan fasilitas pendidikan lokal.

Menurut laporan dari Pusat Data dan Operasional BNPB, sebanyak 268 kepala keluarga atau sekitar 1.071 jiwa terdampak banjir dan longsor. Dari jumlah tersebut, sebanyak 615 jiwa terpaksa mengungsi ke berbagai tempat seperti rumah ibadah, rumah warga yang tidak terdampak, balai desa, dan tenda darurat.

Ada empat kecamatan yang terkena banjir, yaitu Likupang Timur, Likupang Barat, Likupang Selatan, dan Wori. Desa-desa yang terdampak antara lain Rinondoran, Maen, Likupang Satu, Winuri, Kampung Ambong, Sarawet, Pinenek, Kokoleh Dua, Marinsow, Maliambao, Termal, Munte, Paslaten, Batu, Kaweruan, Bulo, Pontoh, Talawaan Atas, Lansa, Talawaan Bantik, dan Tiwoho.

Sementara itu, wilayah yang terkena longsor meliputi tiga kecamatan, yaitu Likupang Timur, Likupang Barat, dan Wori. Desa-desa yang terkena longsor adalah Kokoleh Dua, Marinsow, Kaweruan, dan Munte.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Minahasa Utara sedang melakukan evakuasi terhadap masyarakat yang terdampak banjir dan longsor. Mereka juga sedang membersihkan material banjir dan longsor yang menutupi badan jalan. Hingga saat ini, jaringan listrik dan komunikasi masih terputus di beberapa daerah terdampak.