Jakarta - Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina. Gelombang panas yang telah menyebar sejak pekan lalu ini diprediksi bertahan hingga awal Mei atau pada pekan ini. Mereka menambah parah suhu udara bulanan global yang terukur telah di atas rata-rata belakangan ini.

Dampak yang sudah terjadi, beberapa pemerintahan terpaksa menutup sekolah-sekolah sementara, agar anak-anak bisa diam di rumah. Jumlah kasus penyakit dan kematian terkait suhu udara panas pun melonjak di beberapa negara.

Thailand, misalnya. Kementerian Kesehatan setempat melaporkan jumlah kasus kematian karena cekaman suhu panas sepanjang tahun ini hingga pertengahan April telah menyamai kasus sepanjang 2023. Suhu udaranya mencapai 44 derajat Celsius pada Ahad lalu. Banyak kota di negara itu mencatatkan rekor suhu panas tertinggi sepanjang sejarah. Rekor suhu yang sama dicatatkan di Tuong Duong, Vietnam.

Bangladesh sejauh ini catat rekor suhu panas tertinggi 43,8 derajat Celsius, yakni pada Selasa lalu. "Saya tak pernah alami panas seperti ini sebelumnya," kata Shaheb Ali, penarik becak di Dhaka.

Di Cina, rekor tertinggi 43,4 derajat di Yunnan. Laos memecahkan rekor suhu panas nasional pada Jumat pekan lalu lewat suhu udara 43,2 derajat Celsius di Tha Ngon.

Adapun Myanmar setara India yang mencatat hingga 46 derajat Celisus. Badan Meteorologi India sampai sempat mendeklarasikan kode merah untuk Kalkuta dan sekitarnya hingga Kamis kemarin karena suhu udara 46 derajat itu bisa terasa seperti 50-60 derajat karena faktor kelembapan udaranya.

Berikut ini yang perlu diketahui dari fenomena gelombang panas di Asia:

1. Di Mana Saja?

Gelombang panas melanda banyak wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara. Otoritas di Thailand telah mengeluarkan peringatan 'kondisi parah'. Otoritas di Kamboja, Myanmar, Vietnam, India, dan Banglades seluruhnya meramalkan suhu udara di atas 40 derajat Celsius.

Filipina dan Banglades telah keduanya membekukan aktivitas belajar mengajar di sekolah. India mengkaji apakah suhu panas berdampak kepada mobilisasi warganya ke TPS untuk pemilu di negara itu

Bahkan wilayah utara Jepang terdampak: suhu udara di Pulau Sapporo sudah melewati 25 derajat Celsius, atau lebih cepat daripada biasanya dari tahun ke tahun

2. Apa Penyebabnya?

Bulan-bulan sebelum musim hujan biasanya panas (musim kemarau) tapi suhu udara 2024 di banyak negara memang signifikan di atas rata-rata.

Para ahli mengatakan perubahan iklim menyebabkan lebih sering gelombang panas yang lebih intens dan bertahan lebih lama. Asia, menurut Badan Meteorologi Dunia atau WMO, juga menghangat lebih cepat daripada rata-rata global.

Fenomena El Nino memainkan peran pada 2024. "Minimnya awan dalam periode El Nino berarti temperatur udara cenderung di atas rata-rata," kata Milton Speer, doktor meteorologi di University of Technology Sydney

Suhu permukaan laut di wilayah itu saat ini beberapa derajat Celsius di atas normal, yang membantu mempertahankan suhu di daratan lebih panas daripada rata-ratanya. "Jadi temperatur siang hari mulai mendaki dari basis yang lebih tinggi"

Ada faktor lainnya yang ikut berperan, termasuk deforestasi yang mengurangi bayangan dan meningkatkan area permukaan kering. Lalu, efek pulau panas urban di mana struktur beton, kaca, dan baja lebih menyerap panas daripada memantulkannya.

3 Berapa lama akan bertahan?

Panas di Banglades diperkirakan belum akan mereda sampai 2 Mei, itupun prakiraan yang paling cepat. Di Thailand, prakirawan memperingatkan musim hujan mungkin baru akan tiba akhir Mei, terlambat beberapa minggu daripada normalnya.

Speer mengatakan bahwa tren pemanasan keseluruhan akan berlanjut bahkan ketika musim hujan tiba untuk menurunkan suhu udara. "Gelombang panas akan terus terjadi lebih sering karena samudera dan atmosfer semakin hangat karena pemanasan global," katanya.

STRAITS TIMES, WASHINGTON POST

Pilihan Editor: Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Catat Rekor Suhu Udara Terpanas