Sholat merupakan ibadah yang wajib dilaksankan oleh umat Islam. Sehingga, umat Islam perlu menegtahui tata cara, gerakan, dan bacaan-bacaan yang harus dilakukan saat menjalankan sholat. Sholat sendiri dibagi menjadi 2, yakni sholat wajib dan sholat sunah. Sholat wajib adalah sholat yang menjadi kewajiban sehingga jika ditinggalkan akan mendapatkan dosa.

Sedangkan sholat sunnah adalah sholat di mana seseorang yang melaksanakannya tidak memperoleh dosa, tetapi jika melakukannya mendapat pahala. Salah satu bacaan yang terdapat dalam sholat ialah membaca doa iftitah. Namun, membaca doa tersebut dapat menjadi sebuah kesunahan seperti yang diterangngkan oleh Syekh an-Nawawi:

ويفوت دعاء الافتتاح بالشروع فيما بعده عمداً أو سهواً

Artinya: “Kesunnahan doa iftitah menjadi hilang sebab membaca perkara-perkara setelahnya (seperti ta’awudz dan basmalah).” (Muhammad bin Umar bin Ali Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, Songqopuro Indonesia, al-Haramain, cetakan pertama, halaman 62)

Syarat-syarat sunnahnya membaca doa iftitah
Sumber: Pexels.com


Adapun kesunahan membaca doa iftitah ada 4, yakni:

1. Sholat yang dilaksanakan selain sholat jenazah, meskipun sholat jenazahnya di atas kuburan atau sholat ghoib (mayatnya terdapat di area yang jauh dari daerahnya orang yang mensholati).
2. Waktunya cukup guna menjalankan sholat (beserta membaca doa iftitah). Apabila waktunya sempit atau mepet, maka tidak boleh membaca doa iftitah bahkan harus melakukan yang wajib-wajib saja.
3. Ketika menjadi makmum tidak khawatir ketinggalan sebagian surat al-Fatihah jika ia membaca doa iftitah.
4. Ketika menjadi makmum, ia tidak menjumpai imam di selain posisi berdiri. Apabila ia menjadi makmum masbuq dan menjumpai imam di selain posisi berdiri contohnya ruku’, sujud dsb, maka tidak disunnahkan membaca doa iftitah, namun ia langsung menyusul ke posisi imam. (Muhammad bin Umar bin Ali Nawawi Banten, Nihâyatuz Zain, Songqopuro Indonesia, al-Haramain, cetakan pertama, halaman 62)

Doa iftitah allahumma baid
Sumber: Pexels.com

 
Selain doa iftitah yang biasa digunakan di atas, terdapat doa iftitah yang sering dibaca Rasulullah SAW ketika melakukan sholat wajib. Adapun bacaannya sebagai berikut:

اَللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِى وَبَيْنَ خَطَايَاىَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ . اللَّهُمَّ نَقِّنِى مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ . اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَاىَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ

Alloohumma baa’id bainii wa baina khothooyaaya kamaa baa’adta bainal masyriqi wal maghrib. Alloohumma naqqinii minal khothooyaa kamaa yunaqqots tsaubul abyadlu minad danas. Alloohummaghsil khothooyaaya bil maa-i wats tsalji wal baro
d

Artinya: “Ya Allah jauhkanlah aku dari dosa-dosaku sebagaimana Engkau jauhkan antara timur dan barat. Ya Allah bersihkanlah aku dari dosa-dosaku sebagaimana bersihnya pakaian putih dari kotoran. Ya Allah cucilah aku dari dosa-dosaku dengan air, salju dan embun.” (HR. Bukhari dan Muslim)