Kesultanan Samudera Pasai memiliki berbagai peninggalan yang masih berdiri kokoh hingga kini. Salah satu peninggalan Kesultanan Samudera Pasai yang penuh dengan sejarah yakni Lonceng Cakra Donya.

Kesultanan Samudera Pasai biasa dikenal Samudera Darussalam atau Samuera Pasai ini merupakan kerajaan Islam yang letaknya berada di pesisir pantai utara Sumatra. Kerajaan ini didirikan oleh Marah Silu yang bergelar Sultan Malik as-Saleh pada tahun 1267.

Bukti persahabatan Kesultanan Samudera Pasai dengan Kaisar Tiongkok

Sumber: @cutnurmustaqimah


Lonceng Cakra Donya merupakan salah satu bukti dari persahabatan antara Kesultanan Samudera Pasai dan Kaisar Tiongkok, Kaisar Yonglee. Kaisar Yonglee mengutus Laksamana Cheng Ho untuk menyerahkan Lonceng Cakra Donya kepada kesultanan Pasai. Kaisar Tiongkok tersebut memberikan hadiah dalam kunjungannya pada tahun 1414 masehi. Pada saat itu kesultanan Pasai dipimpin oleh Sultan Zainal Abidin.

Sebagai aba-aba perang

Lonceng yang dibuat pada tahun 1409 masehi ini pada awalnya digunakan untuk setiap penyerbuan oleh kapar perang dari Sultan Iskandar Muda yang bernama Cakra Donya pada tahun 1607 hingga 1636 masehi.

Lonceng Cakra Donya juga berfungsi sebagai pemanggil ketika terdapat hal yang berbahaya di laut Aceh dan juga sebagai pemberi aba-aba dalam perang.

Pernah di rampas Portugis

Sumber: @wanti_one


Lonceng yang berfungsi sebagai pemanggil jika ada hal yang berhaya di laut Aceh dan juga sebagai pemberi aba-aba dalam perang ini pernah dirampas oleh Portugis. Perampasan tersebut terjadi setelah kapal Cakra Donya berhasil dikuasai Portugis. Namun setelah dibawa Portugis, Lonceng Cakra Donya dikembalikan ke Kesultanan Aceh.

Disimpan di komplek Istana Darud

Sumber: @hafas_azhar


Setelah dikembalikan oleh Portugis, Lonceng Cakra Donya disimpan di dalam komplek Istana Darud Dunia yang letaknya berada di sudut kanan Masjid Raya Baiturrahaman. Jika dulu Lonceng Cakra Donya berfungsi sebagai pemberi aba-aba perang, kini Lonceng Cakra Donya beralih fungsi sebagai alat adzan dan juga sebagai penanda waktu berbuka puasa. Lonceng Cakra Donya kini berada di Museum Aceh setelah dipindahkan pada tahun 1915.