KH Wahab Chasbullah atau yang akrab disapa Mbah Wahab selain dikenal sebagai seorang ulama kondang, beliau mempunyai kisah yang mungkin selama ini jarang terungkap.

Ada sebuah kisah yang cukup jenaka dan menarik tentang Mbah Wahab saat di pondok pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, Jawa Timur.

Kisah ini namun cukup familiar di kalangan santri NU terutamanya di Pondok Pesantren Jombang. Bahkan beberapa ulama NU pun kerap menceritakan kisah unik ini. Salah satunya adalah Gus Baha alias KH. Ahmad Bahauddin Nursalim asal Rembang Jawa Tengah.

Gus Baha mengaku mendapatkan kisah ini dari dari keluarga besar Pondok Pesantren Tebuireng Jombang. Banyak para hadirin maupun jamaah yang hadir di acara Gus Baha seketika terbahak mendengar kisah unik tentang Mbah Wahab yang 'join' atau membagi rokok dengan salah seorang santrinya.

1. KH Wahab Chasbullah yang Begitu Disegani di Pondok Pesantren

KH Abdul Wahab Chasbullah sebagai seorang ulama dan kiai khos di negeri ini rasanya sudah diakui banyak kalangan. Perannya sejak zaman kemerdekaan dalam dunia pendidikan dan juga perjuangan memerdekakan negara sudah tak perlu diragukan lagi.

Kai asal Jombang itu juga menjadi salah satu pentolan sekaligus pengerak Nahdlatul Ulama (NU). Beliau akrab disapa dengan nama Mbah Wahab. Selain mempunyai ilmu yang luas dan uga dalam tentang agama, beliau juga menguasi ilmu politik.

KH Wahab Chasbullah / Sumber ; wikped


Mbah Wahab, menjadi pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren terkenal di Jombang, yakni Ponpes Bahrul Ulum Tambakberas Jombang. Khazanah keilmuan Mbah Wahab memang tak perlu diragukan lagi. Ia pun sangat disegani dan dihormati oleh santri dan warga setempat.

2. Santri Mbah Wahab Merokok di Pesantren

Gus Baha menceritakan, saat itu suasana Pondok Pesantren kala malam hari masih begitu remang-remang bahkan gelap lantaran belum ada listrik. Hanya pelita dan obor yang menjadi alat penerangan kala itu.

Susana malam hari di pondok pesantren pun remang-remang, hingga setiap orang yang lewat pun juga tak tampak begitu jeas raut wajahnya. Hanya sepintas seperti bayangan hitam dan siluet. Ada beberapa santri yang diam-diam merokok di sebuah sudut pesantren.

Ponpes Bahrul Ulum / Sumber: formabu.go.id


Setiap santri yang merokok, biasanya akan dikerubungi oleh beberapa santri lainnya untuk meminta rokok atau 'join'. Dan para santri hanya perlu bilang "sak sedotan kang"(satu sedotan mas) kepada santri yang mempunyai rokok. Ya, artinya satu rokok dibuat rokokan bebarengan secara bergantian menghisapnya.

3. KH Wahab Chabullah Dimintai 'Join' Rokok Oleh Santrinya

Suatu malam, dengan kondisi yang masih gelap lantaran belum ada listrik. Dikisahkan Mbah Wahab sedang duduk-duduk santai di depan sambil menghisap rokok.

Seperti dikutip dari buku Tawashow di Pesantren terbitan LKiS (1999), oleh Akhmad Fikri AF, karena gelap, Mbah Wahab yang sedang duduk santai itu pun tak tampak wajahnya dengan jelas. Hanya kelihatan bara rokok yang menyala merah.

Tiba-tiba datanglah seorang santri yang mendekati Mbah Wahab tanpa ragu-ragu. Santri itu mengira jika orang yang sedang duduk dan rokokan itu adalah santri lain. Santri yang datang itupun sudah berada dekat di mana Mbah Wahab duduk.

Tanpa ragu dan takut, si Santri bilang; "Sak sedotan kang" (satu sedotan mas). Dan tanpa menjawab, Mbah Wahab pun langsung memberikan rokoknya kepada si santri. Dengan tenangnya, santri tersebut pun menerima lantas menghisap dalam-dalam rokok yang diberikan Mbah Wahab.

ilustrasi / Sumber: pinterest


Bara api rokok yang dihisap dalam-dalam itu pun makin membara dan menerangi wajah Mbah Wahab. Si Santri baru sadar, jika yang dimintai rokok itu ternyata gurunya sendiri. Dia pun terperanjat, kaget dan seketika lari tunggang langgang meninggalkan Mbah Wahab.

Saking gemetarnya, si santri lari sambil membawa rokoknya Mbah Wahab. Melihat itu, Mbah Wahab bangun dari duduknya dan mengejar si santri sambil berteriak "He ... rokokku! Rokokku!