Asma binti Abu Bakar merupakan salah satu wanita yang memiliki pengaruh besar di zaman Rasulullah SAW. Ia mendapat julukan sebagai Dzatun Nithaqain dan menjadi salah satu wanita yang disebut sebagai sebab turunnya ayat Al-Qur'an. 2 Sosok yang Selalu Bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW.

Asma binti Abu Bakar merupakan golongan Assabiqunal Awwalun, yaitu golongan orang-orang yang pertama memeluk Islam. Asma adalah saudara perempuan Aisyah, istri Rasulullah SAW dan putri Abu Bakar ash-Shiddiq. Bagi Rasulullah SAW, Abu Bakar bukan hanya sekedar mertua, tetapi juga sahabat yang paling dicintai dan juga paling dekat.
unplash.com


Kisah Kedermawanan Asma' binti Abu Bakar

Ketika Asma mengunjungi Rasulullah SAW, ia berkata, "Wahai Rasulullah, di rumahku tidak terdapat apa pun kecuali sesuatu yang diberikan oleh Zubair. Bolehkah aku memberikan (menyedekahkan) sesuatu yang sedikit itu kepada orang yang mengunjungi rumahku?"

Nabi SAW menjawab, "Berikanlah (bersedekahlah) sesuai kemampuanmu dan jangan menahannya agar tidak ditahan pula suatu pemberian terhadapmu."

Tentang kedermawanan Asma' ini, Abdullah bin Zubair (putranya) berkata, "Tidaklah kulihat dua orang wanita yang lebih dermawan daripada Aisyah dan Asma'. Kedermawanan mereka berbeda. Adapun Aisyah, sesungguhnya dia suka mengumpulkan sesuatu, hingga setelah terkumpul semua, dia pun membagikannya. Sedangkan Asma', dia tidak menyimpan sesuatu untuk besoknya."
pexels.com


Asma' memiliki jiwa kedermawan yang tinggi dan mulia, ia tidak pernah menunda sesuatu (bersedekah) hingga esok hari. Pernah suatu ketika ia jatuh sakit, ia kemudia segera membebaskan (memberikan) seluruh harta yang dimilikinya.

Asma' pernah berkata pada anak-anak dan keluarganya, "Berinfaklah kalian, dan bersedekahlah, dan jangan kau menunda keutamaan. Jika kalian menunda keutamaan, kalian tidak akan pernah mendapatkan keutamaan. Dan jika kalian memberi sedekah, kalian tidak akan kehilangan."

Kisah Wafatnya Asma' binti Abu Bakar

Suatu saat putranya, Abdullah, datang menemuinya. Saat itu Asma' dalam keadaan buta dan sudah berusia 100 tahun. Abdullah berkata kepada ibunya, "Wahai Ibu, bagaimana pendapatmu mengenai orang yang telah meninggalkanku, begitu juga keluargaku."

Asma' berkata, "Jangan biarkan anak-anak kecil Bani Umayyah mempermainkanmu. Hiduplah secara mulia dan matilah secara mulia. Demi Allah, sungguh aku berharap akan terhibur mengenaimu dengan baik."

Kemudian putra Asma', Abdullah pergi pergi berperang hingga ia menemui syahidnya. Tak lama dari itu, Al-Hajjaj berkata kepada Asma' setelah Abdullah terbunuh, "Bagaimanakah engkau lihat perbuatanku terhadap putramu?"

Asma' menjawab, "Engkau telah merusak dunianya, namun dia telah merusak akhiratmu." Asma' wafat di Makkah dalam usia 100 tahun, sedang giginya tetap utuh, tidak ada yang tanggal. Ia juga tidak pikun.