Jakarta - Dalam dunia yang semakin kompleks ini, pencarian ilmu dan rezeki halal menjadi hal yang sangat penting bagi umat Islam. Gus Baha, seorang ulama terkemuka, menekankan bahwa kita tidak boleh merasa kalah dalam usaha tholabul halal, bahkan ketika berada di lingkungan yang berbeda, termasuk dengan Nonmuslim.
Gus Baha menjelaskan bahwa pencarian ilmu adalah suatu proses yang universal dan tidak terbatas pada satu kelompok. Ia mengingatkan kita untuk terus belajar dan berinteraksi dengan siapa pun, tanpa memandang latar belakang agama. Hal ini penting demi kemajuan bersama dan untuk memperkaya wawasan kita.
Dalam ceramahnya, Gus Baha menegaskan bahwa status seseorang di mata Allah tidak diukur dari harta atau jabatan, melainkan dari keikhlasan dan usaha dalam menjalankan perintah-Nya. Ia mengajak kita untuk tidak merasa rendah diri hanya karena secara sosial atau ekonomi kita berada di bawah orang lain.
“Ketika kita secara sosial ekonomi kalah, mungkin secara apa kalah, meskipun kita nggak ingin kalah, tapi jangan pakai ukuran itu. Nanti jangan-jangan ketika kita kalah kaya sama nyuwun sewu non-muslim,” ujar Gus Baha. Pesan ini mengingatkan kita bahwa ukuran duniawi tidak seharusnya menjadi patokan untuk menilai martabat diri.
Gus Baha menekankan bahwa bekerja mencari rezeki halal adalah salah satu bentuk ibadah yang diperintahkan Allah. “Ketika Anda kerja dan tholabul halal, itu yang merintahkan Allah. Jadi Anda nggak pernah buruh di mata Allah,” tegasnya. Hal ini menunjukkan bahwa setiap usaha yang kita lakukan dengan niat yang baik dan sesuai syariat akan dihitung sebagai ibadah.
Ia juga mengingatkan kita untuk tidak merasa kecil hanya karena pekerjaan kita terlihat sederhana di mata manusia. Di sisi Allah, status kita tetap mulia jika kita mengikuti perintah-Nya dengan ikhlas.
Dalam ceramahnya, Gus Baha mengisahkan tentang Sayidina Ali yang pernah bekerja untuk seorang Yahudi. Meskipun bekerja di tempat yang mungkin dianggap rendah oleh sebagian orang, Sayidina Ali tetap merasa mulia karena pekerjaan tersebut halal. “Islam hanya mengakui hukumnya Allah,” imbuh Gus Baha.
Pesan ini menjadi pengingat penting di tengah masyarakat yang sering kali memandang kesuksesan dari segi materi. Gus Baha mengajak kita untuk mengedepankan nilai-nilai spiritual dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam bekerja.
Gus Baha juga menegaskan bahwa umat Islam tidak perlu minder jika melihat orang lain yang lebih kaya, terutama jika kekayaan tersebut diperoleh dengan cara yang tidak diridhai Allah. “Keberkahan lebih penting daripada sekadar jumlah harta,” katanya. Ini adalah pengingat bahwa kekayaan yang tidak halal tidak akan membawa kebahagiaan sejati.
Dengan demikian, Gus Baha mengajak kita untuk tetap istiqamah dalam menjalankan perintah Allah dan menjaga kehalalan dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam mencari rezeki.
Ceramah Gus Baha ini menjadi motivasi bagi umat Islam untuk terus semangat dalam bekerja dan tetap menjaga kehalalan. Ia mengingatkan bahwa tholabul halal adalah perintah Allah yang harus dijalankan dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan.
Dalam dunia yang serba materialistis, pesan Gus Baha ini sangat relevan. Martabat manusia tidak ditentukan oleh ukuran duniawi, melainkan oleh sejauh mana seseorang patuh dan taat pada aturan Allah. Dengan demikian, semangat tholabul halal harus terus menjadi pegangan hidup umat Islam.
Mengapa Abah Guru Sekumpul Menolak Hadiah Setandan Pisang dari Santri?
Cara Doa Cepat Dikabulkan Menurut Buya Arrazy Hasyim Tanpa Menunggu Waktu Mustajab
PSG vs Nantes: Pertarungan Seru di Ligue 1 yang Tak Terlupakan
Kisah Karomah Mbah Hamid Pasuruan dan Santri yang Tak Menyadari Nabi Khidir
3 Syarat Tobat yang Diterima Menurut Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani
Mengapa Menperin Menolak Proposal Apple Rp 1,5 Triliun untuk iPhone 16?
Trik Mudah Agar Nasi yang Dimasak Selalu Enak dan Tahan Lama
Prediksi Pertandingan Zwolle vs Sparta Rotterdam: Siapa yang Akan Menang?
KH Saifuddin Zuhri dan Karomah Mbah Mangli: Pelajaran Berharga dari Seorang Wali
Dalam hal percintaan, Sagitarius akan merasakan kebahagiaan dan kedekatan dengan pasangan. Bagi yang lajang, peluang untuk bertemu seseorang yang menarik sangat tinggi, terutama di akhir bulan.