, Jakarta - Di masa penjajahan Belanda, banyak kisah keberanian dan karomah para ulama yang tak hanya melawan penjajahan, tetapi juga memberikan pelajaran berharga bagi generasi berikutnya.
Salah satu kisah yang terkenal adalah tentang KH Hasyim Asy'ari, seorang ulama besar yang dihormati oleh umat Islam di Indonesia. Kisah ini menunjukkan bagaimana karomahnya membuat pabrik gula milik Belanda bangkrut.
Pada waktu itu, pabrik gula Cukir, yang terletak di Jawa Timur, adalah salah satu pabrik gula terbesar di wilayah tersebut. Pabrik ini sangat bergantung pada pengangkutan tebu yang dilakukan oleh lori-lori yang melalui jalur kereta api yang sering dilalui kereta komersil.
Setiap kali lori-lori itu tiba, tebu-tebu yang diangkut akan segera digiling di mesin pabrik untuk diolah menjadi gula. Namun, suatu hari, sebuah kejadian tak terduga terjadi. Lori yang mengangkut tebu siap giling terguling di jalur kereta, membuat tumpukan tebu berhamburan ke tanah.
Kejadian ini langsung menarik perhatian sejumlah santri yang kebetulan berada di sekitar tempat tersebut. Mereka segera mengambil tebu yang berhamburan, berharap bisa mendapatkan bagian dari hasil tersebut. Tindakannya yang dianggap melanggar aturan itu kemudian menarik perhatian mandor Belanda yang bekerja di pabrik Cukir. Mandor tersebut datang dengan marah dan memukuli para santri yang sedang mengambil tebu.
Berita tentang perlakuan kasar itu segera sampai ke telinga KH Hasyim Asy'ari, yang saat itu sangat dikenal sebagai sosok yang tegas dalam memperjuangkan hak-hak rakyat. Mendengar kabar tersebut, KH Hasyim Asy'ari sangat marah. Sebagai seorang ulama yang dihormati, ia merasa bahwa tindakan Belanda yang semena-mena terhadap santri tidak bisa dibiarkan begitu saja. Dengan berani, KH Hasyim memutuskan untuk mendatangi pabrik Cukir, tempat kejadian tersebut berlangsung.
Setibanya di pabrik, KH Hasyim Asy'ari langsung menuju mesin penggilingan tebu yang menjadi pusat aktivitas pabrik. Pabrik Cukir dikenal sebagai pabrik gula terbesar di Jawa Timur pada masa itu, dengan mesin-mesin canggih yang digunakan untuk menggiling tebu menjadi gula. Namun, siapa sangka, kehadiran KH Hasyim akan membuat segalanya berubah.
Dengan penuh khidmat, KH Hasyim Asy'ari mengeluarkan kunyahan susur atau kinang dari mulutnya. Tanpa basa-basi, kunyahan itu ia masukkan ke dalam mesin penggiling tebu yang sedang beroperasi. Ajaibnya, mesin penggilingan itu tiba-tiba berhenti berfungsi.
Tidak ada yang bisa menjelaskan secara rasional bagaimana hal itu bisa terjadi, namun faktanya mesin tersebut padam dan tidak bisa beroperasi lagi. Keberhasilan KH Hasyim Asy'ari membuat mesin pabrik itu berhenti berfungsi tidak hanya membuat para pekerja terkejut, tetapi juga memberikan dampak besar terhadap pabrik tersebut. Tanpa mesin yang berfungsi, pabrik Cukir tidak bisa menjalankan operasionalnya. Dalam beberapa hari, pabrik itu terpaksa berhenti beroperasi, menyebabkan kerugian besar bagi pemiliknya, yang saat itu adalah pihak Belanda.
Selama tiga hari berturut-turut, pabrik gula terbesar itu tidak bisa menggiling tebu. Akibatnya, pabrik mengalami kerugian yang sangat besar, karena tidak ada produk yang dihasilkan. Selama waktu itu, para teknisi pabrik yang berusaha memperbaiki mesin yang rusak juga tidak berhasil, meskipun telah mencoba berbagai cara. Sementara itu, pihak pabrik yang sudah kebingungan memutuskan untuk mendatangi KH Hasyim Asy'ari. Mereka datang dengan rasa malu dan meminta maaf atas perlakuan kasar terhadap santri yang telah terjadi sebelumnya.
Setelah menerima permintaan maaf dan bantuan dari pihak pabrik, KH Hasyim Asy'ari memutuskan untuk melepaskan karomahnya dan memperbaiki mesin tersebut. Dalam waktu singkat, mesin itu kembali berfungsi seperti semula. Pihak pabrik pun merasa sangat berterima kasih atas bantuan yang diberikan oleh KH Hasyim. Namun, kejadian tersebut memberikan pelajaran penting bagi pihak Belanda. Setelah insiden itu, mereka tidak lagi menghalangi santri untuk mengambil tebu secara gratis.
Kisah ini menyebar cepat di kalangan masyarakat, dan banyak orang yang terkesan dengan ketegasan dan karomah KH Hasyim Asy'ari. Cerita tentang bagaimana seorang ulama mampu membuat pabrik besar bangkrut hanya dengan tindakan simbolisnya menjadi bukti nyata kekuatan doa dan karomah dari seorang yang ikhlas berjuang untuk kebenaran. Banyak orang yang merasa terinspirasi oleh kejadian tersebut dan menganggapnya sebagai tanda bahwa keadilan akan selalu menang, meskipun dalam bentuk yang tidak terduga.
Kisah ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya keberanian untuk berdiri melawan ketidakadilan, meskipun itu datang dari kekuatan besar seperti penjajahan Belanda. KH Hasyim Asy'ari tidak takut untuk melawan, dan karomah yang dimilikinya menjadi sarana untuk menegakkan kebenaran.
Kisah karomah ini juga menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya untuk tidak takut untuk melawan ketidakadilan. Dengan tekad yang kuat, keberanian, dan doa yang tulus, kita bisa mengubah keadaan yang tampaknya tidak bisa diubah. Pesan ini tetap relevan sampai hari ini.
Mengapa Abah Guru Sekumpul Menolak Hadiah Setandan Pisang dari Santri?
Cara Doa Cepat Dikabulkan Menurut Buya Arrazy Hasyim Tanpa Menunggu Waktu Mustajab
PSG vs Nantes: Pertarungan Seru di Ligue 1 yang Tak Terlupakan
Kisah Karomah Mbah Hamid Pasuruan dan Santri yang Tak Menyadari Nabi Khidir
3 Syarat Tobat yang Diterima Menurut Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani
Mengapa Menperin Menolak Proposal Apple Rp 1,5 Triliun untuk iPhone 16?
Trik Mudah Agar Nasi yang Dimasak Selalu Enak dan Tahan Lama
Prediksi Pertandingan Zwolle vs Sparta Rotterdam: Siapa yang Akan Menang?
KH Saifuddin Zuhri dan Karomah Mbah Mangli: Pelajaran Berharga dari Seorang Wali
Dalam hal percintaan, Sagitarius akan merasakan kebahagiaan dan kedekatan dengan pasangan. Bagi yang lajang, peluang untuk bertemu seseorang yang menarik sangat tinggi, terutama di akhir bulan.