Bacaan Setelah Rukuk Dalam Sholat, Ketahui Tiga Syaratnya

Dalam melaksanakan sholat terdapat beberapa rukun sholat yang tidak dapat ditinggalkan. Dalam rukun sholat ini dilakukan dengan bacaan dan diiringi gerakan. Salah satu gerakan sholat ialah melakukan rukuk dan melakukan i'tidal setelahnya. Rukuk ialah merunduknya suatu badan saat melakukan sholat dengan meletakkan kedua telapak tangan pada lutut.

Suatu rukuk dapat dikatakan sempurna bilamana posisi punggung dan leher sejajar, datar, lurus dan tidak melengkung. Lalu posisi kedua betis berdiri tegak dengan kedua telapak tangan memegangi lutut. Selanjutnya membaca bacaan rukuk sebagai berikut ini:

سسُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ

“Subhâna Rabbiyal ‘Adhîmi”

Bacaan tersebut dibaca sebanyak tiga kali, setelahnya melakukan i'tidal. Suatu gerakan rukun sholat bangun dari rukuk. Bisa juga disebut gerakan berdiri tegak sebagai pemisah antara rukuk dengan sujud. Dalam hal ini juga terdapat bacaan yang perlu dilafalkan. Selengkapnya akan kami ulas di bawah ini.

Bacaan Setelah Rukuk Dalam Sholat

Gerakan setelah melakukan rukuk dalam sholat disebut dengan i'tidal. Suatu gerakan yang menjadi pemisah antara rukuk dan sujud. Dalam i'tidal terdapat bacaan yang perlu dilafalkan, sebagai berikut:

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

Sami Allahu liman hamidah.

Artinya: "Allah mendengar orang-orang yang memuji-Nya."

Bacaan di atas dilafalkan sembari mengiringi gerakan bangkit dari rukuk. Selanjutnya berdiri dengan tegak dan tenang, lalu melafalkan bacaan berikut ini:

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

Rabbana lakal-hamdu mil'us-samaawaati wa mil-ul-ardhi wa mil'u maa syi'ta min sya'in ba'du.

Artinya: "Ya Allah Tuhan kami! Bagi-Mu segala puji, sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh barang yang Engkau kehendaki sesudah itu."

Itulah beberapa bacaan yang harus dilafalkan setelah melakukan rukuk. Dalam melakukan suatu i'tidal terdapat tiga syarat yang harus diperhatikan sebagai berikut:

- Pertama, ketika bangun dari rukuk ini tidak memiliki maksud atau tujuan lain kecuali i'tidal itu sendiri.

- Kedua, dilakukan dengan tuma'ninah. Maksudnya posisi tubuh dalam keadaan tegak berdiri. Dalam keadaan ini haruslah tenang hingga selesai membaca kalimat tasbih atau bacaan pada saat i'tidal.

- Ketiga, dilakukan dengan jangka waktu yang cukup. Maksudnya tidak dilakukan dengan waktu yang cukup panjang melebihi waktu saat membaca al-fatihah. Dalam hal ini, i'tidal merupakan rukun sholat yang pendek, maka tidak boleh dipanjang-panjangkan.

Demikianlah bacaan setelah melakukan rukuk dalam sholat yang dilengkapi dengan tiga sayaratnya. I'tidal merupakan rukun sholat, maka tidak dapat ditinggalkan. Wallahu a‘lam bi as-shawab.

(rian adi kurniawan/nn)