Kisah Syekh Nawawi al-Bantani, Kakek Buyut KH Ma'ruf Amin yang Pimpin Pesantren Usia 13 Tahun

"Berikut adalah kisah Syekh Nawawi al-Bantani kakek buyut KH Ma'ruf Amin Wakil Presiden Indonesia saat ini."

Life | 19 January 2023, 13:36
Kisah Syekh Nawawi al-Bantani, Kakek Buyut KH Ma'ruf Amin yang Pimpin Pesantren Usia 13 Tahun

Muhammad Nawawi bin Umar bin Arabi al-Jawi al-Bantani atau yang lebih dikenal dengan Syekh Nawawi al-Bantani adalah seorang ulama besar asal Indonesia yang mendunia. Ia adalah seorang ulama dan intelektual yang sangat produktif menulis kitab. Jumlah karyanya adalah sekitar 115  meliputi bidang ilmu fiqih, tauhid, tasawuf, tafsir, dan hadis.

Karena kemasyhurannya, Syekh Nawawi al-Bantani kemudian dijuluki Sayyid Ulama al-Hijaz (Pemimpin Ulama Hijaz), al-Imam al-Muhaqqiq wa al-Fahhamah al-Mudaqqiq (Imam yang Mumpuni ilmunya), A'yan Ulama al-Qarn al-Ram Asyar li al-Hijrah (Tokoh Ulama Abad 14 Hijriyah), hingga Imam Ulama al-Haramain, (Imam 'Ulama Dua Kota Suci).

Sebagai putra seorang tokoh agama di Tanara, Syekh Nawawi al-Bantani mendapat tempat didikan yang agamis. Sejak kecil ia sudah mendapatkan pelajaran keagamaan baik berupa ilmu pengetahuan maupun teladan perilaku dari keluarganya sejak kecil, Syekh Nawawi al-Bantani dikenal sebagai sosok yang rajin dan tekun belajar. Ia juga dikenal sebagai seorang yang tawadhu’, zuhud dan bertakwa kepada Allah, sehingga teman sejawatnya, Abdul Sattar ad-Dahlawi menyebutnya, sebagai “Muttaqin”.

Syekh Nawawi al-Bantani pertama kali belajar agama di bawah bimbingan ayah kandungnya, KH Umar saat berusia lima tahun. Kemudian, ia melanjutkan pendidikan agama melalui pesantren dan beberapa kali ke ulama  serta guru yang terkenal pada masa itu. Syekh Nawawi sempat menggantikan ayahnya yang meninggal dunia sebagai pemimpin pesantren pada saat berusia 13 tahun. Ketika berusia 15 tahun, Nawawi bersama dua orang saudaranya memutuskan pergi ke tanah suci Mekah untuk menunaikan ibadah haji.
Daun.id

istimewa

Asal Penyebutan al-Bantani

Nama lengkap Syekh Nawawi al-Bantani adalah Muhammad Nawawi bin Umar bin Arabi al-Jawi al-Bantani. Sebutan al-Jawi adalah untuk menunjukkan bahwa Syekh Nawawi adalah berasal dari Jawa. Di lingkungan kelurganya Syekh Nawawi al-Bantani dikenal dengan sebutan Abu Abdul Mu’thi. Ayahnya bernama Kiai Umar bin Arabi, seorang penghulu, ulama dan pemimpin masjid dan pendidikan Islam Tanara, Banten, sedang ibunya bernama Zubaidah, penduduk asli Tanara. Syekh Nawawi merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara, yaitu Ahmad Syihab ad-Din, Tamim, Sa’id, Abdullah, Tsaqilah dan Sariyah.

Syekh Nawawi merupakan keturunan ke-12 dari Maulana Syarif Hidayatullah, Sunan Gunung Jati, Cirebon. Tepatnya keturunan dari putra Maulana Hasanuddin (Sultan Banten I) yang bernama Sunyararas  (Taj Al-Arsy). Dari silsilah ayahnya, garis keturunan Syekh Nawawi sampai kepada Nabi Muhammad saw. sedang dari ibunya, sampai kepada Muhammad Singaraja.

Ketika itu, Banten merupakan eks kerajaan Islam yang kemudian dijadikan sebagai Karesidenan oleh kolonial Belanda. Ketika itu Jawa lebih dikenal layaknya sebagai sebuah negeri, karena pada saat itu Negara Indonesia belum terbentuk. Sedangkan Al-Bantani merupakan nisbat yang digunakan untuk membedakan Syekh Nawawi dengan Muhyiddin Zakariya Yahya bin Syaraf bin Al-Marri al-Khazaimi atau lebih dikenal dengan  sebutan Imam Nawawi, yaitu ulama besar dalam madzhab Syafi’I yang sangat produktif dari Nawa, Damaskus yang hidup sekitar abad 13 H. atau tepatnya tahun 1631 H/1233 M.

Nasionalisme dan Pengabdian Syekh Nawawi al-Bantani di Masjidil Haram

Setelah sekitar tiga tahun bermukim di Mekkah, Syekh Nawawi al-Bantani pulang ke Banten sekitar tahun 1828 Masehi. Setibanya di tanah air dia menyaksikan praktik-praktik ketidakadilan, kesewenang-wenangan, dan penindasan yang dilakukan pemerintah Hindia Belanda terhadap rakyat. Hal itu pun membuat Syekh Nawawi al-Bantani pun berkobar.

Sebagai seorang intelektual yang memiliki komitmen tinggi terhadap prinsip-prinsip keadilan dan kebenaran. Syekh Nawawi al-Bantani kemudian berdakwah keliling Banten dengan mengobarkan perlawanan terhadap penjajah, hingga direspon oleh pemerintah Belanda dengan membatasi gara-geriknya, seperti dilarang berkhutbah di masjid-masjid. Bahkan Ia dituduh sebagai pengikut Pangeran Diponegoro yang ketika itu dianggap pemberontak oleh Belanda (1825 - 1830 Masehi). 

Setelah ada tekanan pengusiran dari Belanda, tepat ketika puncak terjadinya Perlawanan Pangeran Diponegoro pada tahun 1830 Syekh Nawawi al-Bantani kembali lagi ke Mekkah. Begitu sampai di Mekkah oa segera kembali memperdalam ilmu agama kepada guru-gurunya.

Syekh Nawawi mulai masyhur ketika menetap di Syi'ib 'Ali, Mekkah. Dia mengajar di halaman rumahnya. Mula-mula muridnya cuma puluhan, tetapi semakin lama jumlahnya kian banyak. Mereka datang dari berbagai penjuru dunia. Hingga jadilah Syekh Nawawi al-Bantani sebagai ulama yang dikenal piawai dalam ilmu agama, terutama tentang tauhid, fiqih, tafsir, dan tasawwuf.

Nama Syekh Nawawi al-Bantani semakin masyhur ketika dia ditunjuk sebagai Imam Masjidil Haram, menggantikan Syaikh Achmad Khotib Al-Syambasi atau Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi. Tidak hanya di kota Mekkah dan Madinah saja dia dikenal, bahkan di negeri Suriah, Mesir, Turki, hingga Hindustan namanya begitu masyhur.

(m. taufik naufal/nf)


Rekomendasi untuk Anda

Berita Terbaru

JADWAL SHOLAT HARI INI

SABTU, 20 APRIL 2024 (JAKARTA PUSAT)
IMSYAK 04:27 SUBUH 04:37 DUHA 06:15 ZUHUR 11:54
ASHAR 15:14 MAGHRIB 17:52 ISYA 19:02  

Zodiak Taurus Hari Ini

Percintaan

Pada bulan April 2024, Taurus akan mengalami perubahan positif dalam hubungan percintaan. Jika sudah memiliki pasangan, hubungan akan semakin harmonis. Bagi yang masih single, ada kemungkinan untuk bertemu dengan seseorang yang istimewa.



Taurus Selengkapnya