Kisah Inspiratif Muhammad Al Fatih Penakluk Konstantinopel, Menjadi Sultan di Usia 12 Tahun

"Muhammad Al Fatih merupakan salah satu tokoh yang memiliki peran besar dalam sejarah peradaban Islam."

Life | 17 January 2023, 18:53
Kisah Inspiratif Muhammad Al Fatih Penakluk Konstantinopel, Menjadi Sultan di Usia 12 Tahun

Muhammad Al Fatih merupakan seorang tokoh pembesar Islam dan jenius. Muhammad Al Fatih adalah seorang raja atau sultan ketujuh dan yang paling terkenal dari Kekhlifahan Turki Utsmani. Pada usianya yang masih sangat muda, ia berhasil memimpin pasukannya untuk menaklukan Kota Konstantinopel (Istanbul, Turki), yang kala itu dianggap memiliki benteng pertahanan terkuat di dunia.

Muhammad Al Fatih atau Mehmed II berkuasa selama dua periode, yaitu pada Agustus 1444 M - September 1446 M dan Februari 1451 M - Mei 1481 M. Nama Muhammad Al Fatih mencapai puncak kejayaan setelah berhasil menaklukan kota Konstantinopel di Romawi Timur. Atas keberhasilanya tersebut, kisahnya kemudian banyak diabadikan dalam buku-buku sejarah.
Daun.id

istimewa

Asal dan Masa Kecil Muhammad Al Fatih

Muhammad Al Fatih atau Mehmed bin Murad lahir pada 30 Maret 1432 di Edirne, Turki. Ayahnya adalah Sultan Murad II yang ketika memimpin Turki Utsmaniyah dan ibunya adalah Hüma Hatun, istri keempat dari Sultan Murad II. Muhammad Al Fatih merupakan anak ketiga dari ayahnya. Ia menghabiskan masa kecilnya di Edirne.

Ketika kecil Muhammad Al Fatih mendapatkan pendidikan terbaik yang ada di Turki Utsmaniyah. Ia telah mempelajari bahasa arab, persia, latin, yunani dan italia sejak kecil. Selain itu ia juga sudah menghafalkan Alquran 30 Juz, mempelajari hadis-hadis, ilmu fiqih, matematika, ilmu falaq, hingga strategi perang. Muhammad Al Fatih dipersiapkan untuk menjadi pemimpin sejak kecil, namun tetap dalam bimbingan para ulama. Sehingga pemikirannya tetap sejalan dengan ajaran Islam. 

Sesuai adat dan tradisi yang ada, pada usia 11 tahun Muhammad Al Fatih dikirim ke kota Manisa untuk menjabat sebagai gubernur untuk belajar dan mencari pengalaman dalam memerintah. Karena ingin pensiun, Murad II melepas tahtanya dan mengangkat Muhammad Al Fatih sebagai Sultan dengan usianya yang baru 12 tahun.

Naik dan Turun Tahta Muhammad Al Fatih

Muhammad Al Fatih menaiki takhta Turki Usmani sebanyak dua kali. Pertama Muhammad Al Fatih diangkat menjadi Sultan karena kedua kakaknya telah meninggal. Tidak lama setelah naik tahta, perjanjian perdamaian yang dibuat ayah Muhammad Al Fatih dilanggar oleh musuh-musuh Turki Utsmani. Raja Hungaria, Paus, Kekaisaran Bizantium (dikenal juga sebagai Romawi Timur), dan Venesia. Melihat kenaikan tahta Muhammad Al Fatih yang baru berumur 12 tahun, Musuh Turki Usmani menganggapnya sebagai kesempatan untuk mengorganisir Perang Salib.

Karena sebab itu, Muhammad Al Fatih hanya memerintah selama dua tahun. Dorongan dan permohonan dari banyak tokoh-tokoh politik dan militer mendorong Murad II untuk kembali ke tahta memimpin Turki Utsmaniyah pada 1446. Selama waktu ini, Mehmed kembali memerintah di Manisa dan melanjutkan pendidikanya. Pada waktu itu, Muhammad Al Fatih kemudian juga mendapat pengalaman pertempuran pertamanya dalam pertempuran Kosovo melawan pasukan Hungaria pada Oktober 1448.

Pada tahun 1451 Sultan Murad II meninggal, oleh karena itu untuk kedua kalinya Muhammad Al Fatih naik tahta menjadi Sultan Turki Utsmani. Pada waktu itu usia Muhammad Al Fatih adalah 19 tahun. Setelah pengangkatanya menjadi Sultan Turki Usmani, Ia bertekad untuk membuktikan dirinya di mata para tokoh senior dan rakyatnya, bahwa Ia akan mewujudkan tujuannya untuk menaklukan Konstantinopel, ibu kota Bizantium (Romawi Timur).

Untuk mempersiapkan pertempuran yang akan datang, Muhammad Al Fatih mempersiapkan diri secara diplomatik dan militer. Ia menandatangani perjanjian damai yang enguntungkan Venesia dan Hungaria agar tetap bersikap netral ketika ia menyerang Konstantinopel.

Secara militer, sepanjang tahun 1452, Muhammad Al Fatih menghabiskan waktunya membangun benteng-benteng untuk mengendalikan Laut Bosporus yang mengelilingi kota Konstantinopel. Muhammad Al Fatih juga mulai membangun armada sebesar 31 kapal perang galai serta puluhan kapal-kapal lainnya, dan menciptakan meriam baru dengan kaliber yang besar. Ia memanfaatkan bantuan dari ahli senjata Hungaria bernama Urban untuk menciptakan meriam dengan ukuran raksasa yang melampaui ukuran meriam-meriam di Eropa.

Penaklukan Kota Konstantinopel

Di usia yang sangat mudah, yaitu 21 tahun, Muhammad Al Fatih berhasil menaklukkan Kota Konstantinopel, sekaligus menjadi penanda bahwa abad pertengahan telah berakhir. Ia menyiapkan 4 juta pasukan untuk mengepung wilayah barat dan laut. Pengepungan ini terjadi selama 50 hari. Setelah itu berhasil memasuki wilayah Konstantinopel dengan membawa serta kapal-kapal mereka melalui perbukitan Galata untuk memasuki titik terlemah Konstantinopel, yaitu Selat Golden Horn. 

Meski terdapat pasukan yang mengatakan mustahil melakukan startegi itu, Muhammad Al Fatih tidak gentar oleh hal tersebut. Dengan tegas ia mengatakan kepada pasukannya untuk bergegas melaksanakan strategi tersebut. Sehari sebelum berperang, ia memerintahkan semua pasukannya untuk berpuasa dan sholat tahajud pada malam harinya, dan meminta kemenangan kepada Allah SWT.

Kemudian atas pertolongan dari Allah SWT, akhirnya pasukan Muhammad Al Fatih berhasil menyeberangkan 70 kapal laut melewati hutan yang ditumbuhi pohon pohon besar selama satu malam. Hingga akhirnya Muhammad Al Fatih dan pasukannya berhasil menaklukkan Konstantinopel. Sejak peristiwa itu, ia mendapat gelar Sultan Muhammad Al Fatih alias "Sang Penakluk".


Peradaban yang Dibangun Muhammad Al Fatih

Muhammad Al Fatih tidak hanya terkenal sebagai jenderal perang dan sultan yang berhasil membawa kekuasan Utsmani melebihi sultan-sultan yang lain, namun juga dikenal sebagai seorang penyair. Muhammad Al Fatih mempunyai diwan, yaitu kumpulan syair yang ia buat sendiri.

Selama pemerinatahanya Muhammad Al Fatih juga membangun lebih dari 300 masjid, 57 sekolah dan 59 tempat pamandian yang berada di sekitar wilayah Utsmani. Peninggalannya yang paling terkenal adalah Masjid Sultan Muhammad II dan Jami’ Abu Ayyub al-Anshari.

Akhir Hayat Muhammad Al Fatih

Akhir hayat Muhammad Al Fatih adalah pada usianya yang masih cukup muda. Yaitu pada usia 49 tahun. Pada kampanye militer terakhirnya di Otranto, Italia selatan pada 1480, Muhammad Al Fatih bermaksud untuk menyerang Italia dalam upaya untuk mendirikan kerajaan Romawi baru. Namun pada musim semi berikutnya, Sultan Muhammad Al Fatih yang baru saja mau memulai kampanye militer baru di Anatolia, meninggal 25 km dari Konstantinopel pada tanggal 3 Mei 1481.
Daun.id

Wikimedia Commons

Muhammad Al Fatih meninggal pada usia 49 tahun dan dimakamkan di Kompleks Masjid Fatih. Ia meninggal dunia karena sakit asam urat yang dideritanya selama beberapa waktu. Namun ada juga yang menyebutkan bahwa ia diracuni oleh anak sulung dan penggantinya, Bayezid. Berita wafatnya Muhammad Al Fatih disambut oleh orang-orang Eropa. Menurut kabar di Venezia, masyarakat terdengar mengatakan bahwa “Elang Agung sudah meninggal,” 

Selama Muhammad Al Fatih berkuasa, ia memberlakukan perubahan administratif, reorganisasi kekuatan militer, proyek konstruksi, dan penaklukan wilayah yang luas. Di sisi lain, ia juga dikenal sebagai dermawan seniman dan penulis. Sejak kecil ia membaca sastra Yunani dan Romawi klasik dan terus mengumpulkan dan membaca manuskrip sepanjang hidupnya. Dia mendukung para penyair, penulis, ulama, dan mengundang para filsuf, astronom, serta pelukis dari seluruh Eropa dan Timur Tengah ke istananya.

(m. taufik naufal/nf)


Rekomendasi untuk Anda

Berita Terbaru

JADWAL SHOLAT HARI INI

SABTU, 27 APRIL 2024 (JAKARTA PUSAT)
IMSYAK 04:26 SUBUH 04:36 DUHA 06:15 ZUHUR 11:52
ASHAR 15:13 MAGHRIB 17:50 ISYA 19:01  

Zodiak Taurus Hari Ini

Percintaan

Pada bulan April 2024, hubungan percintaan Taurus akan mengalami beberapa tantangan. Komunikasi yang buruk dan perbedaan pendapat dapat menyebabkan ketegangan dalam hubungan. Namun, dengan komitmen dan upaya yang tepat, Anda dapat mengatasi masalah ini dan memperkuat hubungan Anda.



Taurus Selengkapnya