Kisah Jenderal Soedirman Saat Perang Gerilya, Selalu Jaga Wudhu dan Berdzikir

Indonesia merdeka seperti sekarang ini tak lain karena jasa para pejuang dan pahlawan yang rela mengorbankan hidupnya melawan penjajah kala itu. Sangat banyak pahlawan Tanah Air yang telah gugur karena memperjuangkan kemerdekaan RI.

Salah satu tokoh yang sangat berjasa itu adalah Panglima Besar Jenderal Soedirman. Namanya tentu saja sudah sangat familiar di telinga masyarakat di negeri ini. Sebagai Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia pertama, ia adalah sosok yang dihormati di Indonesia.

Meski Indonesia telah memproklamirkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, saat iyu masih banyak daerah-daerah di tanah air yang masih terjajah. Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945 itu, Soedirman melarikan diri dari pusat penahanan, kemudian pergi ke Jakarta untuk bertemu dengan Presiden Soekarno.

Ia ditugaskan untuk mengawasi proses penyerahan diri tentara Jepang di Banyumas, yang dilakukannya setelah mendirikan divisi lokal Badan Keamanan Rakyat. Pasukannya lalu dijadikan bagian dari Divisi V pada 20 Oktober oleh panglima sementara Oerip Soemohardjo, dan Soedirman bertanggung jawab atas divisi tersebut.

Soedirman pun dikenal sebagai seorang gerilyawan ulung. Dan kisahnya memimpin pasukannnya itu pun menjadi kisah yang benar-benar penuh perjuangan. Meski dalam keadaan sakit dan harus ditandu, Soedirman membuktikan dirinya bisa mengusir penjajah kala itu.

Hal ini pun kemudian menimbulkan banyak pertanyaan di kalangan masyarakat, bagiaman seorang berperang tapi dalam keadaan sakit dan bahkan ditandu? Banyak yang kemudian menduga jika Soedirman mempunyai jimat.

1. Selalu Berdzikir saat Gerilya Perang

Saat Indonesia menikmati kemerdekannya sebagai sebuah bangsa, Belanda datang di Yogyakarta pada 19 Desember 1948. Soedirman yang sebelumnya getol bergerilya, kali ini jatuh sakit. Bung Karno pun menyarankan agar Jenderal Soedirman beristirahat lantaran terbujur sakit dan tak melakukan gerilya.

Namun Soedirman tak mengiyakan permintan Presiden RI pertama itu. Ia yang kala itu berada di Kediri, berhasil ditemukan oleh para tentara Belanda. Namun sejurus kemudian, ia mengajak berdzikir para pengawal dan prajuritnya yang selalu setia menemani.

"Mari kita berdzikir agar diberi pertolongan Allah. Jangan sekali-kali di antara tentara kita ada yang menyalahi janji menjadi pengkhianat nusa, bangsa, dan agama. Harus kamu senantiasa ingat bahwa perjuangan selalu memakan korban. Jangan sekali-kali membuat rakyat menderita," ucap Jenderal Soedirman yang diperankan sang cucu (Ganang Priambodo Soedirman) dalam sosio drama HUT ke-72 TNI di Dermaga Indah Kiat Cilegon, Banten, Kamis (5/10/2017).

2. Disebut Mempunyai Keris Sakti

Banyak yang meduga jika Soedirman mempunyai sebuah jimat yang berupa keris sakti. Kisah ini terus berkembang karena cerita dari mulut ke mulut. Kembali mengutip keterangan sang cucu Soedriman, Ganang Priambodo menuturkan jika Soedriman tidak memiliki keris sakti atau semacam jimat.

"Ada yang menyebutkan juga, Jenderal Soedirman itu punya jimat yang menjadi mantranya. Mungkin bisa dikatakan keris-keris begitu ya Pak ya?" tanya sang presenter.

"Enggak, begini. Ketika itu memang dari ayahanda kemudian ada peninggalan ada ya, tapi kemudian kami melihat lebih baik hal itu diserahkan ke museum supaya bisa menjadi manfaat, sejarah," ujar Ganang.

"Tapi kalau kesaktian, logika beliau sakit begitu ya kalau ada yang cerita beliau mengangkat keris begitu lalu ada pesawat jatuh, logikanya ya kakeknya ini (Jenderal Soedirman) nunjuk-nunjuk saja tidak usah gerilya. Kan begitu," sambungnya dilansir dari kanal Youtube RRI Net Official.

3. Selalu Menjaga Wudhu saat Gerilya Perang

Selain berdzikir, Jenderal Soedirman ternyata adalah seorang gerilyawan yang begitu taat dan dikenal alim oleh para warga dan prajuritnya. Tak di sangka, ternyata sat di medan perang itu, Soedirman selalu menjaga wudhu. Ia selalu dalam keadaan suci.

Kembali ke cerita saat ia ditemukan oleh Belanda saat bersembunyi di daerah Kediri, Jawa Timur. Melansir merdeka.com, keberadaan Jenderal Soedirman yang diketahui Belanda tersebut rupanya dilaporkan oleh salah seorang prajuritnya. Kendati demikian, Jenderal Soedirman sebenarnya mengetahui hal ini.

Anehnya, tak ada satu pun pasukan Belanda yang mempercayai sang pengkhianat bangsa Indonesia tersebut mengenai identitas Jenderal Soedirman. Saat sang pengkhianat menunjuk Jenderal Soedirman, ia malah ditembak mati.

Sang jenderal memang diketahui ahli strategi dalam berperang dan mengecoh lawan. Meski markasnya berhasil ditembus, namun Belanda tetap gagal menangkap dirinya.

Para pengawal dan prajuritnya pun semakin bertanya-tanya jimat apa yang dipakai oleh Sang Jenderal itu?

"Setelah kejadian tersebut, banyak anak buah Pak Dirman yang menanyakan jimat apa yang dipakai sehingga tentara Belanda sulit menangkapnya," dikutip dari laman NU.

Ternyata Soedriman tak mempunyai 'jimat'. Hanya saja, ia selalu menjaga tiga hal dalam keadan apapun. Salah satunya dalah selalu menjaga wudhu.

"Sang Panglima Besar hanya menyebut tiga hal: tidak pernah putus dari keadaan wudhu, shalat lima waktu tepat waktu, dan mengabdikan diri bukan untuk keluarga, golongan, atau partai, tapi untuk bangsa dan negara," dikutip dari laman NU.

(abdul mufid/nf)