Paus Fransiskus dan Kesederhanaan Rasulullah SAW dalam Pakaian dan Makanan

Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik sedunia, telah mencuri perhatian banyak orang dengan gaya hidupnya yang sederhana. Dalam setiap kesempatan, ia menunjukkan kepedulian yang mendalam terhadap mereka yang kurang beruntung. Hal ini sangat sejalan dengan ajaran Rasulullah SAW, yang juga mengedepankan kesederhanaan dalam hal pakaian dan makanan.

Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk tidak berlebihan dan lebih mengutamakan kebutuhan daripada keinginan. Kesederhanaan ini menjadi teladan yang menginspirasi banyak orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Misalnya, saat Paus Fransiskus tiba di Indonesia, ia memilih untuk menggunakan pesawat komersil dan menginap di Kantor Kedutaan Besar Vatikan, bukan di hotel mewah yang disediakan untuknya.

Begitu pula dengan Rasulullah SAW, yang dikenal dengan kesederhanaannya. Dalam hadis, kita dapat menemukan banyak contoh bagaimana beliau menjalani hidup dengan sangat sederhana. Salah satunya adalah ketika beliau mengonsumsi makanan yang sangat sederhana, seperti khasyin, yang merupakan gandum kasar. Beliau juga mengenakan pakaian tenunan berbahan wol yang murah dan sandal tambalan.

Dalam sebuah kisah, putri beliau, Sayyidah Fatimah ra, pernah membawa sepotong roti untuk ayahnya. Ketika ditanya, Fatimah menjelaskan bahwa itu adalah roti yang ia buat sendiri, dan Rasulullah SAW menjawab bahwa itu adalah makanan pertama yang masuk ke mulutnya dalam tiga hari terakhir. Ini menunjukkan betapa beliau tidak pernah mengutamakan kemewahan dalam hidupnya.

Rasulullah SAW juga pernah bertanya kepada istrinya, Aisyah, apakah ada makanan untuk sarapan. Ketika Aisyah menjawab tidak ada, beliau memilih untuk berpuasa daripada mengeluh. Ini menunjukkan sikap legowo dan sabar yang patut dicontoh.

Kesederhanaan Rasulullah SAW bukan berarti mengajarkan umat untuk hidup dalam kemiskinan, tetapi lebih kepada pentingnya rendah hati dan peduli terhadap sesama. Pesan ini sangat relevan dalam kehidupan kita saat ini, di mana banyak orang terjebak dalam gaya hidup yang berlebihan.