Kisah Aisyah RA Dituduh Berselingkuh dengan Sahabat Rasulullah Shafwan bin Mu'athal



"Ada sebuah peristiwa memilukan ketika Rasulullah masih hidup. Yaitu ketika istri Rasulullah, Aisyah RA difitnah oleh Abdullah bin Ubay bin Salul."

Kisah Aisyah RA Dituduh Berselingkuh dengan Sahabat Rasulullah Shafwan bin Mu'athal

Sayyidah Aisyah RA adalah istri kesayangan Rasulullah SAW. Aisyah RA merupakan putri dari sahabat Rasulullah SAW, yaitu putri Abu Bakar As-Shidiq. Dalam suatu kisah, diceritakan bahwa Aisyah RA pernah diterpa fitnah kejam. Fitnah kejam itu bermula ketika sepulang dari ekspedisi Musthaliq di tahun kelima Hijriyah.

Aisyah RA dituduh melakukan perselingkuhan dengan seorang sahabat yang bernama Shafwan bin Mu’aththal. Fitnah tersebut dibuat oleh pemimpin kaum munafik, Abdullah bin Ubay bin Salul, lalu disebarkan kepada beberapa orang, di antaranya Misthah bin Atsatsah, Hassan bin Tsabit, dan Hamnah binti Jahys. Fitnah itu pun dengan cepat beredar ke seluruh penjuru di Madinah sehingga menimbulkan kegaduhan di antara kaum Muslim.
Daun.id

istimewa

Respon Rasulullah SAW Mengetahui Kabar Perselingkuhan Aisyah RA

Dari Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri dalam Sirah Nabawiyah (2008), pada awalnya Nabi Muhammad hanya mendiamkan kabar itu. Namun karena wahyu tak kunjung turun dan keadaan semakin riuh, maka Nabi kemudian meminta pendapat dari beberapa sahabat eperti Usamah bin Zaid, Ali bin Abi Thalib, dan Burairah tentang kabar itu.

Di sisi lain, Aisyah RA sangat terpukul dan sedih ketika mengetahui kabar bahwa dirinya berselingkuh tersebar di seluruh Kota Madinah. Setelah tiba di Madinah dari ekspedisi Musthaliq, Aisyah RA jatuh sakit selama sebulan lamanya. Sejak saat itu kemudian Aisyah RA tinggal di rumah orang tuanya setelah mendapatkan izin dari sang Suami, Rasulullah SAW.

Dalam suatu riwayat, Aisyah RA menangis hingga dua malam tanpa henti. Aisyah merasa sikap Rasulullah berbeda dari biasanya setelah mengetahui kabar perselinkuhan itu. Sikap Rasulullah tidak lagi hangat, tidak bercanda, dan kurang begitu perhatian, bahkan ketika mengetahui Aisyah RA sakit.

Menghadapi kondisi itu, Rasulullah tidak menyalahkan dan juga tidak membenarkan kabar itu karena Nabi masih menunggu wahyu dari Allah. Kepada Aisyah RA, Nabi mengatakan bahwa Allah akan membersihkannya jika dia memang tidak bersalah, dan jika Aisyah RA berdosa, maka Nabi memintanya untuk memohon ampunan kepada Allah. Mendengar perkataan Rasulullah SAW, Aisyah RA kembali bercucuran air mata hingga hampir habis. Aisyah kemudian merespons perkataan itu dengan ucapan yang panjang. Intinya, dia sabar menghadapi kabar fitnah itu hingga Allah melakukan pembelaan terhadapnya.

Masyarakat pada masa Nabi Muhammad terbagi menjadi empat golongan berkaitan dengan rumor perselingkuhan itu. Pertama, mereka yang sejak semula tidak membenarkan rumor dan mempercayai kebersihan Aisyah. Abu Musa al-Ashari dan istrinya termasuk kelompok ini. Kedua, mereka yang diam; tidak membenarkan dan juga tidak menyangkalnya. Ini merupakan sikap mayoritas. 

Ketiga, mereka yang tidak membenarkan dan juga tidak menyanggahnya, tetapi mereka membicarakan isu ini. Karena sikap kelompok ketiga inilah kemudian kabar fitnah tersebut menyebar di Madinah. Mereka yang termasuk kelompok ketiga adalah Misthah bin Uttsah, Hassan bin Tsabit, dan Himnah binti Jahsy. Keempat, pelopor berita bohong yaitu Abdullah bin Ubay dan para pengikutnya kaum munafik.

Turunya Wahyu Kepada Rasulullah SAW

Daun.id

pexels.com

Sebulan (riwayat lain menyebut 45 hari) setelah kabar fitnah itu menyebar di Madinah, Rasulullah SAW akhirnya menerima wahyu tentang pembebasan Aisyah RA dari fitnah keji itu. Wahyu tersebut adalah Surat An-Nur ayat 11: “Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu, bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar." Delapan ayat setelahnya juga terkait dengan peristiwa hadits al-ifki ini.

Setelah turunnya wahyu, penyebar fitnah seperti Misthah, Hassan, dan Hamnah dihukum cambuk 80 kali. Diterangkan Muhammad Husain Haekal dalam bukunya Sejarah Hidup Muhammad, (2015) Nabi tidak menghukum orang-orang munafik Abdullah bin Ubay bin Salul dan para pengikutnya. 

Setidaknya ada empat pendapat ulama mengenai alasan Abdullah bin Ubay tidak dihukum Nabi dalam kasus hadits al-ifki ini. Pertama, tidak ada bukti konkrit bahwa Abdullah bin Ubay adalah pencetusnya dan dia juga tidak mengakui hal itu. Kedua, Allah mengetahui Abdullah bin Ubay tidak akan bertaubat, karena itu sanksi Abdullah bin Ubay ditangguhkan dan baru akan dijatuhkan di akhirat kelak. Ketiga, Abdullah bin Ubay sengaja tidak dijatuhi hukuman karena dia memiliki posisi yang kuat di tengah kaumnya. Jika dia dihukum, maka dikhawatirkan itu akan mengganggu perkembangan Islam. Keempat, ketiga alasan sebelumnya bisa menjadi alasan kenapa Abdullah bin Ubay tidak dihukum.

Hikmah Peristiwa Fitnah Keji Kepada Aisyah RA

Hadits al-ifki ini adalah kasus yang sangat menyakitkan, khususnya bagi Aisyah dan Nabi dan umumnya bagi umat Islam. Menurut al-Buthy dalam The Great Episodes of Muhammad SAW (2017), hikmah Ilahiyah di balik peristiwa hadits al-ifki. Yaitu sosok Nabi Muhammad sebagai manusia biasa ditonjolkan dalam kasus ini. Nabi menghadapi rumor ini sebagaimana manusia biasa. Maksudnya, beliau juga merasakan gelisah yang luar biasa dan meminta saran dari sahabat-sahabat terdekatnya. Beliau tidak mencoba menguak tirai kegaiban atau mengorek hati seseorang sehingga kebohongan berita ini bisa terungkap. 

Al-Buthy berpendapat, penonjolan sisi kemanusiaan Nabi Muhammad ini melalui penundaan turunnya wahyu, agar manusia bisa mengetahui dua hakikat. Pertama, kedudukan Nabi Muhammad sebagai nabi dan rasul tidak serta merta menafikan statusnya sebagai manusia biasa. Kedua, wahyu Ilahi bukanlah perasaan jiwa yang muncul dari Nabi Muhammad, bukan pula sesuatu yang mengikuti kehendak, kebutuhan, dan harapan Nabi Muhammad.

(m. taufik naufal/nf)


Rekomendasi untuk Anda

Berita Terbaru


Zodiak Sagitarius Hari Ini

Percintaan

Dalam hal percintaan, Sagitarius akan merasakan kebahagiaan dan kedekatan dengan pasangan. Bagi yang lajang, peluang untuk bertemu seseorang yang menarik sangat tinggi, terutama di akhir bulan.



Sagitarius Selengkapnya







Our Network