Hari Santri Nasional: Kisah Inspiratif Perjuangan Maha Guru Hasjim Asy'ari

Life | 08 January 2024, 19:06

"Hari Santri Nasional diperingati setiap tanggal 22 Oktober sebagai penghormatan kepada KH Hasjim Asy'ari yang mengeluarkan seruan bersejarah pada tahun 1945. Yuk, kenang peristiwa penting ini bersama-..."

Hari Santri Nasional: Kisah Inspiratif Perjuangan Maha Guru Hasjim Asy'ari

Hari Santri Nasional (HSN) adalah peringatan yang diadakan setiap tanggal 22 Oktober setiap tahunnya. Peringatan ini ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 22 Oktober 2015 di Masjid Istiqlal Jakarta. Tujuan dari penetapan HSN ini adalah untuk mengenang dan mengambil semangat perjuangan para santri dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang didorong oleh para ulama.

Pemilihan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional merujuk pada peristiwa bersejarah di mana Pahlawan Nasional KH Hasjim Asy'ari membacakan seruan pada tanggal 22 Oktober 1945. Seruan ini memerintahkan umat Islam untuk berperang (jihad) melawan tentara Sekutu yang ingin menjajah kembali wilayah Republik Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan. Sekutu ini mengacu pada Inggris, yang sebagai pemenang Perang Dunia II, ingin mengambil alih tanah jajahan Jepang. Di balik tentara Inggris, ternyata ada pasukan Belanda yang ikut serta.

Penetapan HSN juga didasari oleh pengakuan resmi pemerintah Republik Indonesia terhadap peran besar umat Islam dalam perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan serta menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal ini juga merupakan revisi terhadap beberapa catatan sejarah nasional, terutama yang ditulis pada masa Orde Baru, yang hampir tidak pernah menyebut peran ulama dan kaum santri.

Hari Santri Nasional tentu tidak bisa dilepaskan dari sosok Hasjim Asy'ari. Hasjim Asy'ari, yang lahir di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, pada tanggal 14 Februari 1871, adalah salah satu Pahlawan Nasional Indonesia dan pendiri Nahdlatul Ulama, organisasi massa Islam terbesar di Indonesia. Ia dijuluki Hadratus Syeikh oleh Nahdliyin dan ulama pesantren, yang berarti maha guru.

Hasjim Asy'ari adalah putra ketiga dari 10 bersaudara. Ayahnya, Kyai Asy'ari, adalah pemimpin Pondok Pesantren yang terletak di sebelah selatan Jombang. Ibunya bernama Halimah. Ia memiliki sembilan saudara, yaitu Nafi'ah, Ahmad Saleh, Radiah, Hassan, Anis, Fatanah, Maimunah, Maksum, Nahrawi, dan Adnan. Berdasarkan silsilah garis keturunan ibunya, Hasjim Asy'ari memiliki garis keturunan dari Sultan Pajang Jaka Tingkir dan Raja Brawijaya V (Lembupeteng) dari Majapahit.

Hasjim Asy'ari memulai pendidikannya dengan belajar dasar-dasar agama dari ayah dan kakeknya, Kyai Utsman, yang juga pemimpin Pesantren Nggedang di Jombang. Pada usia 15 tahun, ia mulai berkelana untuk menimba ilmu di berbagai pesantren, seperti Pesantren Wonokoyo di Probolinggo, Pesantren Langitan di Tuban, Pesantren Trenggilis di Semarang, Pesantren Kademangan di Bangkalan, dan Pesantren Siwalanpanji di Sidoarjo.

Pada tahun 1892, Hasjim Asy'ari pergi ke Mekkah untuk menimba ilmu. Di sana, ia belajar dari beberapa ulama terkenal, termasuk Syekh Ahmad Khatib Minangkabau, Syekh Muhammad Mahfudz at-Tarmasi, Syekh Ahmad Amin Al-Aththar, Syekh Ibrahim Arab, Syekh Said Yamani, Syekh Rahmaullah, Syekh Sholeh Bafadlal, Sayyid Abbas Maliki, Sayyid Alwi bin Ahmad As-Saqqaf, dan Sayyid Husein Al-Habsyi.

Selama di Mekkah, Hasjim Asy'ari belajar di bawah bimbingan Syaikh Mafudz dari Termas, ulama Indonesia pertama yang mengajar Sahih Bukhori di Mekkah. Ia juga belajar tassawuf (sufi) dengan mendalami Tarekat Qadiriyah dan Naqsyabandiyah. Selain itu, ia mempelajari fiqih madzab Syafi'i di bawah asuhan Syaikh Ahmad Katib dari Minangkabau, yang juga ahli dalam bidang astronomi, matematika, dan aljabar. Selama belajar dengan Syaikh Ahmad Katib, Hasjim Asy'ari mempelajari Tafsir Al-Manar karya Muhammad Abduh.

Setelah pulang dari Mekkah pada tahun 1899, Hasjim Asy'ari mendirikan Pesantren Tebu Ireng, yang kemudian menjadi pesantren terbesar dan terpenting di Jawa pada abad ke-20. Pada tahun 1926, ia menjadi salah satu pemrakarsa berdirinya Nahdlatul Ulama (NU), yang merupakan kebangkitan ulama.


Rekomendasi untuk Anda

Berita Terbaru

JADWAL SHOLAT HARI INI

SABTU, 27 JULI 2024 (JAKARTA PUSAT)
IMSYAK 04:35 SUBUH 04:45 DUHA 06:26 ZUHUR 12:01
ASHAR 15:24 MAGHRIB 17:56 ISYA 19:09  

Zodiak Leo Hari Ini

Percintaan

Dalam percintaan, Zodiak Leo akan mengalami kebahagiaan dan keharmonisan pada bulan Juli 2024. Hubungan yang sudah ada akan semakin erat dan stabil. Bagi yang masih single, ada kemungkinan untuk menemukan pasangan yang cocok. Namun, tetap perlu berkomunikasi dengan jujur dan menghargai perasaan pasangan.



Leo Selengkapnya