Siswa Ini Rela Nungguin di Bawah Terik Matahari Buat Ikut Ujian Online, Niat Banget!

Pandemi corona Covid-19 berdampak besar pada sistem pendidikan di seluruh dunia, terutama dalam proses pembelajaran. Sekolah telah ditutup selama lebih dari dua bulan dan pembelajaran dilakukan secara online dari rumah. Langkah ini diambil untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona Covid-19. Pembelajaran online atau daring tidak menjadi masalah bagi siswa yang memiliki perekonomian di atas rata-rata dan akses internet yang memadai. Namun, hal ini menjadi kendala bagi siswa yang berasal dari keluarga dengan perekonomian di bawah rata-rata dan tinggal di daerah yang tidak terjangkau oleh jaringan internet.

Banyak orangtua mengeluh karena tidak mampu menyediakan fasilitas pembelajaran online bagi anak-anak mereka. Selain itu, siswa yang tinggal di daerah pedalaman yang tidak terjangkau oleh jaringan internet juga menghadapi kesulitan dalam pembelajaran online. Sebagai contoh, ada seorang siswa berusia 13 tahun bernama Heliyana yang terpaksa keluar dari rumah untuk mencari jaringan internet yang stabil agar pembelajarannya dapat berjalan lancar. Dia duduk di bawah terik matahari dengan smartphone dan kertas di pangkuannya. Ternyata, dia sedang menjalankan ujian secara online. Namun, Heliyana bukanlah satu-satunya siswa yang menghadapi masalah ini di SMK Tinggi Sarikei. Lebih dari 20 dari 850 siswa di sekolah tersebut menghadapi kesulitan dalam mengadopsi norma baru e-learning karena koneksi internet yang tidak memadai.

Faktanya, ada siswa yang bahkan tidak memiliki smartphone dan hanya memiliki telepon dasar yang hanya dapat menerima pesan melalui SMS. Guru-guru terpaksa mengantarkan kertas ujian kepada siswa-siswa ini, dan jawaban ujian dikirim melalui SMS kepada guru yang bersangkutan. Situasi ini menunjukkan bahwa e-learning tidak mudah diimplementasikan di daerah pedesaan seperti mereka.

Kepala sekolah menyatakan bahwa beberapa anak dari keluarga miskin tidak memiliki ponsel sendiri, sehingga mereka harus menggunakan ponsel orangtua mereka untuk belajar. Terkadang, orangtua tidak meninggalkan ponsel mereka di rumah, sehingga siswa hanya dapat mengerjakan tugas-tugas mereka di sore atau malam hari. Meskipun menghadapi tantangan ini, para guru di SMK Tinggi Sarikei tetap berkomitmen untuk memberikan pendidikan kepada siswa-siswanya selama masa pandemi ini. Mereka bekerja ekstra untuk memastikan siswa-siswa tetap mendapatkan pendidikan yang layak.