Soedirman: Kisah Menginspirasi dari Guru Kecil yang Menjadi Jenderal Besar

"Jenderal Soedirman: Kisah Pahlawan yang Menginspirasi! Temukan cerita menarik tentang Jenderal Soedirman, pahlawan Indonesia yang berani dan gigih melawan penjajah. Jangan lewatkan artikel ini untuk m..."

Life | 09 January 2024, 07:58
Soedirman: Kisah Menginspirasi dari Guru Kecil yang Menjadi Jenderal Besar

Jenderal Soedirman: Panglima dan Jenderal RI Pertama dan Termuda

Jenderal Soedirman, seorang Pahlawan Revolusi Nasional Indonesia, telah mencatatkan namanya dalam sejarah perjuangan Republik Indonesia. Dia menjadi Panglima dan Jenderal RI yang pertama dan termuda. Pada usia 31 tahun, Soedirman telah mencapai pangkat jenderal. Selain itu, dia juga dikenal sebagai pejuang yang gigih. Meskipun menderita penyakit paru-paru parah, Jenderal Soedirman tetap berjuang dan bergerilya bersama para prajuritnya untuk melawan tentara Belanda dalam Agresi Militer II.

Soedirman lahir di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah pada tanggal 24 Januari 1916. Dia berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya bekerja di pabrik gula Kalibagor Banyumas dan ibunya keturunan Wedana Rembang. Soedirman mendapatkan pendidikan formal dari Sekolah Taman Siswa. Kemudian, dia melanjutkan pendidikannya ke HIK (sekolah guru) Muhammadiyah di Solo, tetapi tidak menyelesaikannya.

Ketika masih muda, Soedirman aktif berorganisasi di Muhammadiyah. Dia pernah menjadi pemimpin Hizbul Wathan, kepanduan Muhammadiyah daerah Banyumas. Selain itu, dia juga aktif di Pemuda Muhammadiyah. Bahkan, dia terpilih sebagai Wakil Majelis Pemuda Muhammadiyah cabang Banyumas, kemudian Jawa Tengah.

Berorganisasi bagi Soedirman adalah bentuk pengabdian, bukan tempat mencari penghidupan. Dia bahkan kadang-kadang mengutamakan kepentingan organisasi daripada keluarganya. Karena itu, meskipun menjadi pemimpin, rumah tangganya serba kekurangan. Orang-orang pun heran. Namun, bagi Soedirman, itu adalah hal yang wajar.

"Bukankah yang besar adalah organisasi? Besarnya dan mekarnya organisasi bukan berarti harus besar dan mewahnya sang pemimpin." Untuk mencukupi biaya hidupnya, dia juga aktif sebagai guru di HIS Muhammadiyah di Cilacap," demikian tertulis dalam buku biografi Sudirman Prajurit TNI Teladan.

Sebagai seorang guru, Soedirman mendapatkan gaji f.3 (tiga gulden Belanda) per bulan. Dia menjadi guru bukan hanya karena kekurangan. Dia bisa saja mencari pekerjaan lain yang gajinya lebih besar, mengingat saat itu dia cukup populer sebagai pemimpin Pemuda Muhammadiyah.

"Apakah artinya uang sebanyak itu (f.3) untuk hidup dalam jangka waktu satu bulan? Bagi Soedirman, pekerjaan sebagai pengajar didasarkan pada keikhlasan, kesadaran, dan rasa tanggung jawab akan pentingnya pendidikan bagi generasi muda," demikian disebut dalam buku terbitan Dinas Sejarah TNI AD.

Soedirman menyadari kekurangannya sebagai guru karena hanya lulusan sekolah menengah pertama Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) Wiworotomo. Dia tidak memiliki ijazah sekolah guru, HIK (Hollandsch Inlandsche Kweekschool). Untuk mengatasi kekurangannya, dia belajar kepada guru-gurunya di MULO Wiworotomo. Dia juga mendapatkan pengetahuan keguruan dari R Mokh Kholil yang memimpin Muhammadiyah Cilacap dan Lembaga Pendidikan Muhammadiyah.

Meskipun tidak memiliki ijazah guru, Soedirman memiliki bakat sebagai pendidik. Dia memiliki pengalaman dalam membimbing anak-anak pandu Hizbul Wathan. Bahkan, ketika di MULO Wiworotomo, dia dijuluki 'guru kecil' karena diandalkan oleh gurunya untuk membantu teman-teman yang kesulitan dalam pelajaran.

Tidak hanya disukai oleh murid-muridnya karena cara mengajarnya yang mudah dimengerti, Soedirman juga disenangi oleh guru-guru lain. Bahkan, kepercayaan dari para pengajar membuat Soedirman terpilih menjadi kepala sekolah HIS Muhammadiyah. Gajinya pun naik menjadi f.25,50. Bagi Soedirman, kenaikan gaji tersebut cukup membantu kekurangannya dalam rumah tangga. Namun, yang lebih penting adalah kepercayaan yang diberikan oleh rekan-rekannya dan pimpinan Lembaga Pendidikan Muhammadiyah. Tentu saja, kenaikan pangkat menjadi kepala sekolah didapat berkat ketekunan dan kesungguhannya sebagai pendidik.

Menjelang pendudukan Jepang, Soedirman terpaksa meninggalkan pekerjaan yang dicintainya sebagai kepala sekolah HIS Muhammadiyah. Saat itu, situasinya tidak memungkinkan untuk menjalankan pendidikan karena semua orang fokus pada serangan Jepang. Dia bahkan menjadi ketua sektor LBD (Lucht Besherming Dienst) atau Dinas Perlindungan Bahaya Udara yang dibentuk oleh Belanda.

Pada masa pendudukan Jepang, Soedirman menjadi anggota Syu Sangikai (semacam dewan perwakilan) dan kemudian anggota Jawa Hokokai Karesidenan Banyumas. Setelah mengikuti pelatihan Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor, dia ditempatkan sebagai Daidancho (komandan batalyon) Daidan III di Kroya, Banyumas. Dan sejak saat itu, Soedirman mulai dikenal sebagai pejuang hingga kariernya melesat dan diangkat menjadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat.

Soedirman.jpg","filesize":35768,"height":413,"href":"https://www.tamanpendidikan.com/storage/zuErDSKdu071vrF2rfPywI9acUHVJtkA8YMqLGmx.jpeg","url":"https://www.tamanpendidikan.com/storage/zuErDSKdu071vrF2rfPywI9acUHVJtkA8YMqLGmx.jpeg","width":620}" data-trix-content-type="image/jpeg" data-trix-attributes="{"caption":"(Potret Jendral Sudirman dengan seragam khasnya saat peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949. foto: IPHHOS – Antara Foto)","presentation":"gallery"}" class="attachment attachment--preview attachment--jpg">Daun.id
(Potret Jendral Sudirman dengan seragam khasnya saat peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949. foto: IPHHOS – Antara Foto)

Soedirman 2.jpg","filesize":49268,"height":410,"href":"https://www.tamanpendidikan.com/storage/Dn2rxymt6OQm7HcfYGbdfVDxxzzSp2OkE9pfuhdf.jpeg","url":"https://www.tamanpendidikan.com/storage/Dn2rxymt6OQm7HcfYGbdfVDxxzzSp2OkE9pfuhdf.jpeg","width":644}" data-trix-content-type="image/jpeg" data-trix-attributes="{"caption":"(Jenderal Sudirman saat berdiskusi dengan Letkol Suharto dan Rosihan Anwar di daerah Ponjong, Gunungkidul, Yogyakarta pada 8 Juli 1949. foto: IPHHOS – Antara Foto)","presentation":"gallery"}" class="attachment attachment--preview attachment--jpg">Daun.id
(Jenderal Sudirman saat berdiskusi dengan Letkol Suharto dan Rosihan Anwar di daerah Ponjong, Gunungkidul, Yogyakarta pada 8 Juli 1949. foto: IPHHOS – Antara Foto)


Rekomendasi untuk Anda

Berita Terbaru


Zodiak Taurus Hari Ini

Percintaan

Pada bulan Mei 2024, hubungan percintaan Taurus akan mengalami perkembangan yang positif. Anda akan merasakan kehangatan dan keintiman yang lebih dalam dengan pasangan Anda. Jika masih single, ada kemungkinan untuk bertemu dengan seseorang yang istimewa.



Taurus Selengkapnya