Kisah Unik Kumis Baplang AM Sangadji pada Rapat Umum Masyumi di Madiun

"Ia dijuluki sebagai 'Jago Tua'"

Life | 02 February 2023, 12:21
Kisah Unik Kumis Baplang AM Sangadji pada Rapat Umum Masyumi di Madiun

Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Sejak itulah Indonesia secara resmi menyatakan kemerdekaannya sebagai sebuah negara. Banyak sekali para pahlawan dan pejuang yang telah gugur demi tercapainya cita-cita luhur itu.

Para pejuang pun juga berasal dari berbagai daerah di tanah air. Dari Sabang sampai Merauke ada pejuang yang sama-sama memerangi dan mengusir penjajah. Dan para pejuang yang telah gugur itu jumlahnya tentu sangat banyak.

Salah satu pejuang kemerdekaan yang mungkin selama ini jarang terungkap dan tidak sefamiliar nama Bung Karno atau Bung Hatta adalah Abdoel Moetholib Sangadji atau biasa dikenal dengan nama AM Sangadji. Pak AM, sapan akrabnya, adalah salah satu pejuang kemerdekaan RI yang berasal dari Indonesia Timur, yakni Maluku.

Pak AM dikenal sebagai tokoh yang begitu gigih dan gahar dalam memerangi penjajah kala itu. Dia pun mempunyai penampilan yang cukup nyentrik. Dia tampil dengan gaya kumis baplang, yakni lebat dan naik menyilang ke atas.

Dalam buku "Berangkat Dari Pesantren" karya KH Saifuddin Zuhri, merekam sebuah kejadian yang cukup unik tentang kumis baplang Pak AM Sangadji saat hadiri sebuah acara. Tentu saja, kisah ini masih jarang diungkap.

1. Abdoel Moetholib Sangadji, Pejuang Kemerdekaan dari Maluku

Selama ini tokoh yang turut andil dalam kemerdekaan RI yang berasal dari Indonesia Wilayah Timur memang relatif sedikit, tak sebanyak dari daerah lainnya, Jawa misalnya. Namun bukan lantas minim.

Dia adalah Andoel Moetholib Sangadji atau biasa dikenal AM Sangadji alias Pak AM. Ia adalah tokoh penting dalam memperjuangkan kemerdekaan RI kala itu.

Pak AM bisa dikata cukup beruntung karena ia terlahir dari keturuna yang berkecukupan. Ayahnya seorang raja negeri Rohomoni. Sementara ibunya seorang putri dari keturunan raja Siri Sori Islam. Hidup di keluarga berkecukupan membuat Sangaji bisa memperoleh pendidikan Belanda.

Daun.id

ilustrasi pejuang RI / Sumber: Archivenational

Pria yang lahir pada 3 Juni 1889 di Desa Rohomoni, Pulau Haruku, Maluku Tengah, Provinsi Maluku ini juga masih mempunyai keturunan ningrat dari Abdul Wahab dan Sitti Pattisahusiwa. Ia pun mengenyam pendidikan di beberapa sekolah yang tentu saja tidak bisa dirasakan oleh semua pribumi kala itu.

2. Sejak Kecil Sudah Suka 'Bikin Gaduh' dengan Orang Belanda

Karena Pak AM sekolah dasar di Holandsch Inlandsche School (HIS). Lanjut ke Meer Uitgebreid Lager (MULO) dan Algemeene Middlebare School (AMS) saat remaja. Di mana sekolah itu mayoritas muridnya adalh non pribumi.

"Orangnya suka membikin gaduh dengan teman-teman sekelas seperti siswa keturunan Belanda dan China, karena sering anak-anak keturunan Belanda dan China selalu menekan siswa-siwsi pribumi," ujar Kamil Mony Cicit Tokoh Kemerdekaan AM Sangadji seperti dilansir dari cnnindonesia.com.

Daun.id

ilustrasi pejuang kemerdekan / Sumber: anri.go.id

Ia pun mempunyai minat belajar yang tinggi dan juga, pergaulan Pak AM terbilang luas. Ia juga memiliki ketertarikan untuk berorganisasi. Pada 16 Oktober 1905, Sangadji mulai bergabung dengan pedagang Islam pribumi dalam naungan Sarekat Dagang Islam.

Sejak itu pandangannya pun semakin luas dan tajam terkait kondisi sosial politik di tanah air kala itu.

3. Kisah Unik KH. Syaifuddin Zuhri tentang Kumis Baplang AM Sangadji

Kembali ke buku Berangkat Dari Pesantren yang ditulis oleh KH Syaifuddin Zuhri. Dalam buku tersebut, KH Saifuddin Zuhri menulis "Pak A.M Sangadji-lah,satu-satunya pemimpin yang memelihara kumis melintang. “Potongan kumis yang menjadi trade mark A.M. Sangadji."

KH Saifuddin merekam kisah unik tentang kumis Pak AM yang terjadi pada sebuah acara rapat umum partai Masyumi di alun-alun Madiun, bulan Maret 1947. Meski acara Masyumi, yang datang tidak hanya dari kalangan Masyumi.

Saat itu, Pak AM turut datang dari Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Sementara KH Saifuddin dari Partai Masyumi. Saat itu Pak AM naik ke podium untuk berpidato, dan para hadirin yang datang di ruang itu pun kemudian ramai berteriak "Brengoseee, brengoseee, brengoseee..!" (Kumisnya, kumisnya, kumisnya!)

Tentu saja Pak AM tak mengerti maksud ucapan hadirin. Karena ia dari Maluku dan tidak paham bahasa jawa. Hadirin semakin kencang dan riuh berteriak, melihat Pak AM yang siap berpidato dengan tampilan khasnya; kumis baplang.

4. Pak AM menantang Hadirin Untuk Menyentuh Kumis Baplangnya

Pak AM yang tak paham arti kata "brengose", kemudian menengok ke arah KH Saifuddin Zuhri, yang sebelumnya memberikan pidato sesaat sebelum Pak AM naik ke podium. 

“Kumis…Kumis…!" kata Saifuddin.

“Oooo… Kumis saya ini…?” Kata Sangadji sambil memilin-milin kedua ujung kumisnya dengan bangga. Saifuddin merekam dengan menarik tingkah Pak AM;

Daun.id

AM Sangadji . Sumber: wikped

“Siapa yang benar-benar lelaki, mari maju ke depan satu demi satu. Siapa berani menjamah kumis laki-laki ini?”

“Hayooo, siapa berani tampil lebih dahulu? Sinar mata Pak A.M. Sangadji seperti berapi-api. Dan serentak dengan itu, anak-anak Hizbullah dan Sabilillah mengelilingi podium tempat Pak A.M. Sangadji berdiri,” tulis Saifuddin.

(abdul mufid/nf)


Rekomendasi untuk Anda

Berita Terbaru


Zodiak Taurus Hari Ini

Percintaan

Pada bulan Mei 2024, hubungan percintaan Taurus akan berjalan dengan baik. Anda dan pasangan akan saling mendukung dan memahami satu sama lain. Jika masih single, ada kemungkinan Anda akan bertemu seseorang yang menarik dan memiliki potensi untuk menjadi pasangan yang serius.



Taurus Selengkapnya