Kisah Frans Mendoer Fotografer Proklamasi RI, Sembunyikan File di Bawah Pohon

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dikumandangkan pada 17 Agustus itu menjadi peristiwa yang begitu penting dan sangat bersejarah bagi warga Indonesia. Selain itu, proklamasi RI yang diwakilkan atas nama bangsa Indonesia oleh Soekarno-Hatta itu menjadi penanda lahirnya negara kesatuan republik Indonesia.

Pasti kita semua sudah tidak asing dengan sebah foto yang beredar luas di media sosial, di mana dalam foto tersebut Soekarno membacakan teks proklamasi kemerdekaan RI di jalan pegangsaan Timur No.56 Jakarta.

Banyak peristiwa penting di sekitar detik-detik pembacaan teks Proklamasi RI kala itu. Dari pemilihan tanggal 17 pun, sudah ada maknanya sendiri. Dalam buku Samudera Merah Putih 19 September 1945, Jilid 1 (1984) karya Lasmidjah Hardi, alasan Presiden Sukarno memilih tanggal 17 Agustus sebagai waktu proklamasi kemerdekaan adalah karena Bung Karno mempercayai mistik.

Semua peristiwa dahsyat itu diabadikan dalam potret-potret yang kini menjadi arsip nasional RI. Foto-foto penting bersejarah itu pun sampai saat ini menjadi bukti betapa besar perjuangan para founding fathers tanah air.

Namun tahukah anda, siapa fotografer di peristiwa penting dan bersejarah itu? 

Frans Mendoer, Sang Fotografer Proklamasi RI

Adalah Frans Soemarta Mendoer atau biasa dikenal dengan nama Frans Mendoer, dialah sang fotografer yang mengabadikan detik-detik proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.

Pria yang akrab disapa Frans itu adalah seorang fotografer jurnalistik Indonesia yang memotret di sekitar detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Foto-fotonya sampai saat ini masih menjadi dokumen yang begitu berharga dan satu-satunya foto yang diterbitkan dari acara bersejarah tersebut.

Selain itu, ia juga memotret foto ikonik lainnya yang merekam perjuangan bangsa muda tanah air saat melawan penjajah.

Frans bekerja di surat kabar Asia Raya ketika ia mendengar bahwa proklamasi akan diumumkan oleh Sukarno di rumahnya di Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Setelah kemerdekaan, Frans bekerja sebentar di surat kabar Merdeka.

Frans dan Alex, Saudara Kandung Fotografer 

Selain dirinya, ternyata Frans juga mempunyai profesi yang sama dengan saudara kandunganya. Ya, dia bersama saudara kandungnya, Alex Mendur, mereka turut mengabadikan persitiwa bersejarah ini. Frans Mendoer bersama Alex Mendur, Justus Umbas, Frans "Nyong" Umbas, Alex Mamusung dan Oscar Ganda, kemudian mendirikan IPPHOS (Indonesia Press Photo Service) pada 2 Oktober 1946.

Menyembunyikan File Foto dari Tentara Jepang di Bawah Pohon

Tak lama setelah proklamasi kemerdekaan RI, tentara Jepang merazia atau lebih tepatnya menanyai tentang file atau negatif foto-foto kemerdekaan RI kala itu. Namun, Frans berbohong kepada Jepang.

Melansir dari liputan6.com, Frans Mendoer mengatakan tak punya foto negatif itu dan sudah diserahkan kepada Barisan Pelopor. Lalu, tentara Jepang marah besar. Padahal, negatif film itu ditanam di bawah sebuah pohon di halaman kantor harian Asia Raya.

Jika saja waktu itu, file-file foto bersejarah itu dirampas oleh Jepang, mungkin kita tak akan pernah tahu bagaimana potret peristiwa yang amat penting itu. Termasuk foto di mana sang saka dikibarkan pertama kali dengan hikmat dan penuh kesakralan itu. 

Penghargaan kepada Frans dan Alex 

Frans bersama saudara lelakinya, Alex, menerima Bintang Jasa Utama pada 9 November 2009 untuk peran jurnalistik foto mereka pada awal republik. Tahun berikutnya, mereka menerima Bintang Mahaputera Nararya pada 12 November 2010. Sebuah monumen untuk menghormati mereka di kampung halaman mereka di Kawangkoan didedikasikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 11 Februari 2013.

(abdul mufid/nf)