9 Cara Mengatasi Gejala Stroke, Wajib Kamu Ketahui

Gejala stroke seringkali tidak cepat disadari sampai sebagian besar kasusnya gagal mencari pengobatan pada waktu yang tepat. Dalam sebuah studi di Inggris yang mewawancarai 1.000 pasien stoke ringan menjelaskan, 70 persen pasien tidak mengetahui faktor penyebab gejala yang terjadi dan kurang dari setengahnya mencari pertolongan medis pada waktu tiga jam sesudah gejala pertama timbul. Penting dipahami bahwa gejala stroke ringan sama seperti stroke, namun kemungkinan hanya dialami dalam beberapa menit.

Mengutip dari WebMD, berikut ini merupakan gejala stroke yang penting diketahui supaya tidak terlambat guna mencari pertolongan pertama seperti halnya:

- Menjadi kebingungan.
- Kamu dapat mendadak susah bicara.
- Masalah penglihatan tiba-tiba di satu atau kedua mata.
- Hilangan keseimbangannya, pusing, atau susah berjalan.
- Sakit kepala yang buruk tanpa faktor penyebab yang jelas.
- Mati rasa atau mendadak kelemahan pada wajah, lengan, atau kaki, terutama di salah satu sisi tubuh.

Adapun risiko seseorang terkena stroke dapat lebih tinggi jika mempunyai beberapa keadaan berikut, yakni:

- Berusia di atas 55 tahun.
- Mempunyai kebiasaan merokok.
- Mempunyai berat badan berlebih atau obesitas.
- Pernah terkena stroke ringan sebelumnya atau memiliki riwayat keluarga dengan stroke ringan.
- Terkena penyakit tertentu, misalnya gangguan irama jantung (aritmia), kolesterol tinggi, hipertensi, diabetes, dan anemia sel sabit.

Nah, bagi kamu yang hendak mengatasi stroke dapat melakukan dengan cara seperti:

1. Melakukan olahraga dengan rutin

Olahraga memiliki peranan penting dalam menurunkan berat badan dan menjaga stabilnya tekanan darah. Adapun beberapa jenis olahraga, contohnya jogging, berenang, jalan kaki, bersepeda, atau latihan fisik di gym, yang dilaksanakan minimal 4–5 kali seminggu dapat menurunkan risiko stroke ringan dan penyakit jantung.

2. Menurunkan tekanan darah tinggi

Tekanan darah tinggi yang tidak terkendali adalah faktor risiko terbesar yang bisa meningkatkan risiko seseorang terekan stroke ringan. Sehingga, tekanan darah perlu dijaga supaya tidak lebih dari 120/80 mmHg.

Cara menjaga tekanan darah ialah dengan kurangi mengkonsumsi garam atau makanan yang asin, banyak makan buah dan sayuran, serta menjauhi makanan yang mengandung kolesterol tinggi.

3. Menurunkan berat badan

Obesitas dapat meningkatkan peluang seseorang terkena stroke ringan. Apabila telah mengalami berat badan berlebih, direkomendasikan untuk menurunkan berat badan supaya risiko terserang penyakit stroke berkurang.

4. Menyingkirkan infeksi

Berdasarkan ahli di American Stroke Association, beberapa faktor penyebab TIA hanya dapat tampak melalui pemeriksaan atau peralatan khusus di rumah sakit. Saat TIA terjadi pada orang muda tanpa faktor risiko yang jelas, mereka kemungkinan dikirim ke ahli saraf guna mengetahui keadaannya lebih jauh.

Ahli saraf nantinya akan menjalankan tindakan saat faktor penyebabnya telah diketahui. Contohnya, diseksi arteri karotis, menyingkirkan vasculitis (peradangan di pembuluh darah), atau infeksi-infeksi lainnya.

5. Perubahan gaya hidup

Ahli di National Institutes of Health menjelaskan, penderita stroke ringan akan didorong supaya menjalakan perubahan gaya hidup. Tujuannya cukup jelas, guna mengurangi risiko berkembangnya gejala TIA. Perubahan gaya hidup ini seperti konsumsi makanan sehat atau bergizi seimbang, rutin berolahraga, dan berhenti merokok.

6. Mengobati diabetes

Penderita diabetes yang memiliki kadar gula darah tinggi bisa terjadi kerusakan dan sumbatan pada pembuluh darah. Apabila pembuluh darah otak terjadi kerusakan, risiko terjangkit stroke juga dapat menjadi lebih tinggi. Sehingga, kamu perlu mengendalika kadar gula darah dengan menjaga pola dan porsi makan, rutin olahraga, dan minum obat-obatan yang telah diresepkan dokter.

7. Menghentikan kebiasaan merokok

Cara menagatasi stroke selanjutnya ialah dengan berhenti merokok. Alasannya, sebab merokok bisa membuat darahmu mengental dan meningkatkan risiko munculnya aterosklerosis, yakni penumpukan plak yang bisa menyumbat pembuluh darah.

8. Konsumsi obat-obatan

Konsumsi atau terapi obat-obatan bertujuan suapaya mengurangi risiko stroke karena TIA. Obat-obatan yang diberikan contohnya obat pengencer darah, seperti aspirin atau Coumadin, guna mengurangi pembekuan darah. Selain itu, terdapat pula obat statin, obat antihipertensi, atau obat antikaogulan yang kemungkinan diberikan oleh dokter.

9. Operasi

Cara mengatasi stroke juga dapat lewat operasi. Operasi ini kadang dilakukan pada mereka yang terkena penyumbatan arteri leher. Prosedur ini dikenal dengan endarterektomi.

Selanjutnya, kamu dapat melakukan langkah-langkah pencegahan stroke, seperti:

- Ketahui faktor risiko atau penyebab stroke.
- Jaga kesehatan mental. Faktor stres juga dapat menimbulkan stroke.
- Jauhi gaya hidup tidak sehat, contohnya merokok dan minum alkohol.
- Rutin berolahraga. Upayakan persendian dan otot kamu sering dipakai dan digerakkan dengan olahraga sekitar 30 menit per hari.
- Rajin lakukan medical check-up. Jaga supaya gula darah, kolesterol, dan tekanan darah normal. Upayakan juga berat badan telah ideal, tidak obesitas atau berlebihan.
- Kamu dapat mengubah pola makan menjadi lebih sehat. Banyak konsumsi sayuran dan kacang-kacangan, kurangi konsumsi daging merah dan ayam, serta ganti dengan makanan laut yang lebih sehat. Jangan terlalu banyak konsumsi gula dan goreng-gorengan. 

(pravita windi an/nn)